Pelindo IV & Pelni Tidak Maksimal Dalam Layanan Mudik -->

Breaking news

Live
Loading...

Pelindo IV & Pelni Tidak Maksimal Dalam Layanan Mudik

Sunday 26 July 2015



Pelindo IV & Pelni Tidak Maksimal Dalam Layanan Mudik

Makassar, Media Investigasi
KM. Nggapulu Tinggalkan Penumpangnya
Penumpukan penumpang di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar pada mudik H-1 Kamis (17/7) pekan lalu membuat pengguna jasa moda transportasi massal laut ini tidak nyaman, mereka hanya memakai tenda-tenda seadanya tanpa adanya kepedulian dari instansi terkait.
 Awalnya KM. Nggapulu bertolak dari Makassar menuju ke Surabaya balik haluan meninggalkan penumpang yang semestinya diangkut ke rute Kalimantan, Bau-Bau, dan Serui. Entah dari mana perintah datang, meninggalkan penumpangnya kemudian mengambil arah yang tidak seharusnya, Makassar-Surabaya karena itu jadwal dadakan saja, atau bukan rencana program Pelni jauh-jauh sebelumnya, katnya.
Media Investigasi beberapa kali mendatangi Kantor Pelni Cabang Makassar untuk diklarifikasi hal tersebut, tidak pernah ada ditempat. Dan kemudian berulangkali mendatangi pelabuhan Soekarno-Hatta tapi tidak berhasil menemui pucuk pimpinan.
“Teman saya sudah mendata penumpang yang terlantar ternyata ada 119 orang, dan itu setiap saat selalu bertambah terus orang yang berdatangan, baik dari berbagai daerah maupun penumpang yang transit untuk melanjutkan perjalanannya ke Kalimantan dan Bau-Bau, serta Papua,” ungkap security yang baru direkrut jadi satpam di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.
Tali Semabua, Spd  adalah guru olahraga SMA 1 Serui, salah satu pengguna jasa Pelni yang kecewa berat, karena tidak pernah ia sangka kalau Pelni ditinggalkan penumpangnya seperti itu, dan lebih memilih bertolak ke Surabaya. Alasannya ketika di tanya sama orang Pelni  katanya, tujuan ke Surabaya jauh lebih banyak ketimbang yang ke Kalimantan dan Papua.
“Saya tidak sangka-sangka kalau ada perubahan nantinya, baru kali ini terjadi dan tidak biasanya. Padahal setiap Kamis sore, rutin berangkat dari pelabuhan Soekarno-Hatta ke Kalimantan, Bau-Bau, dan ke Serui. Ya… sekarang banyak orang kecewa, karena mereka tertahan di tenda yang tidak semestinya terjadi,” jelas Tali yang transit di Makassar dan katanya harus mengeluarkan biaya jauh lebih banyak lagi, setelah dari Bima kemudian mennggu kapal ke Serui, tempat tujuan terakhirnya.

Pelindo IV Abaikan Fasilitas Untuk Penumpang
Selain itu, penumpang yang transit ternyata jauh dari kenyamanan, dan keamanan serta ketertiban. Bagaimana tidak katanya ketika itu? Langit di atas pelabuhan mendung pertanda hujan akan turun, berarti penumpang bersiap-siap basah kuyup dan banjir di tenda. Terus melihat situasi dan kondisi memprihatinkan, di depan mata mereka melihat preman terus berantam, gontok-gontokan saling menuding, yang satu menunjuk suka mengambil barang penumpang, kemudian balik menuduh selalu main judi di pelataran pintu gerbang masuk ke Kapal Pelni.
Gambaran di atas adalah mengejawantakan situasi dan kondisi pelabuhan saat hari mudik dan arus balik di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, dimana minim fasilitas serta kurangnya pelayanan dari instansi terkait.
Pelindo IV sendiri yang membawahi Pos Terpadu tidak terlihat saat itu, jauh sebelumnya penumpukan penumpang seringkali terjadi dan dibiarkan pengguna jasa transportasi tersebut tidak diurus sehingga mereka ada dimana-mana.
Ketika dikonfirmasi ke Humas Pelindo IV ternyata mereka sibuk rapat untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Menteri Perhubungan dalam Sidak besok harinya ke pelabuhan. Namun menurut beberapa sumber di pelabuhan, menteri tidak kunjung datang padahal inpeksi mendadak ini ditunggu-tunggu Pelindo IV.    
“Saya di suruh Ibu Hj. Ana menemui Anda, ada yang saya bisa bantu. Soalnya Hj. Ana lagi sibuk rapat, soal penumpang salah ki itu klarifikasinya,” tanggap staf Humas Pelindo IV yang diutus Hj. Ana.
Sebenarnya Media Investigasi banyak yang dikonfirmasi ke pihak Pelindo IV karena keadaan tidak memungkinkan, termasuk renovasi gedung kantor Pelindo IV yang menelan biaya fantastik sementara fasilitas umum kurang memadai di dekatnya berjarak 20 meter, seperti tempat penampungan penumpang yang terlantar jauh dari memadai, tidak adanya MCK di tempat penampungan, tidak adanya pemisahan antara perempuan dan laki-laki.

Lantas mereka yang ada ditenda itu, katanya sudah rentang terserang penyakit karena fasilitas umum tidak memadai tadi. Menurut Dr. Wahyu dengan beberapa rekan petugas lainnya yang masih aktif memberikan pelayanan dengan nota bene BPJS Pelabuhan  (KKP) dan masih dalam koordinasi dengan Pelindo IV, mengungkapkan ada 6 (enam) orang sakit, karena merasa lelah, gatal-gatal, dan influenza serta batuk. Menurut mereka yang ada di tenda, tidak tertutup kemungkinan jika keesokan harinya tidak jadi berangkat, penyakit lain akan mengincarnya, katanya. (Andi syahruddin)