Ampera Dompu Kecawa Dengan Blokir Kantor
Desa
Dompu, Media Investigasi
Mereka rakyat Dompu, terdiri puluhan
mahasiswa, pemuda dan masyarakat yang mengatasnamakan dirinya AMPERA (aliansi
mahasiswa, pemuda dan masyarakat ) mendatangi kantor desa Kamis pecan lalu, untuk menyalurkan aspirasinya.
Sebelum mendatangi kantor desa,
puluhan massa melakukan orasi bebas keliling kampung, dan pengunjuk rasa menuntut
mengenai kejelasan nasib mereka terkait kegiatan pembangunan DAM Rababaka, Kompleks
yang berada di Desa Tanju yang sampai saat ini masih bermasalah.
Adapun tuntutan mereka
diantaranya; 1. Wujudkan air bersih
2. Wujudkan pembangunan Wc umum 3.
Percetakan sawah baru
4. Selesaikan pembayaran tanah
pending 5. Pembangunan masjid
6. Penempatan pemukiman yang tidak
sesuai 7. Persediaan lahan pakarangan untuk KK Baru.
Seperti yang diketahui di atas
adalah janji pemerintah kepada masyaarakat sebelum pemindahan rumah warga, namun
kenyataannya jauh dari komitmennya semula. Menurut Jainudin, pemerintah
meninggalkan kesejateraan rakyatnya, yang selalu mengumbar janji palsu belaka.
“Saya tidak habis pikir,
pemerintah daerah tidak mengakomadasi kepentingan rakyat. Padahal sesuai
dengan janji-janjinya, pemerintah akan realisasikan semua janji-janjinya.
Tentu rakyat berhak menuntut yang dijanjikannya,” jelas Jainudin dengan
serius.
Demikian pula dengan Ismail,
koordinator lapangan aksi, sangat menyesalkan ketidak kosistenan pemerintah.
Untuk itu, dia turun melakukan aksi damai keliling kampung guna mengingatkan
pemerintah. Dan berjanji akan turunkan massa lebih besar jika demonya tidak
ditanggapi.
"Semua janji pemerintah itu,
tidak ditepati, alias palsu belaka. Pembohongan kepada masyarakat, tidak akan
pernah terlupakan dan selalu ditagih terus," tutur Ismail, pejuang
idealis yang ada di tengah masyarakat.
Sementara itu massa mendatangi
kantor desa untuk melakukan audiensi dengan kepala desa namun tidak ada di
tempat, lalu massa pun kecewa dan melampiaskan kegalauannya dengan memblokir
kantor desa. (Jaidun/Abubakar)
|