Kemenpar Target Devisa Rp. 160 Trilyun -->

Breaking news

Live
Loading...

Kemenpar Target Devisa Rp. 160 Trilyun

Tuesday 27 October 2015



Kemenpar Target Devisa Rp. 160 Trilyun

Jakarta, Media Investigasi
        Walau kondisi Tanah Air terus diselimuti kabut asap yang belum tahu kapan berakhirnya. Dan itu juga menghancurkan bisnis penerbangan, tapi hal itu tidak membuat Kementrian Pariwisata untuk terus mempromosikan destinasi unggulan untuk turis mancanegara. Dan Kemenpar telah membagi tiga kelompok sasaran yaitu Asean, Asia Pasific,  Eropa, danTimur Tengah, serta Afrika. Dari sasaran tersebut diharapkan mampu menghasilkan devisa sebesar Rp 160 triliun. "Tahun ini kita targetkan kunjungan wisman sebanyak 10 juta dengan devisa yang dihasilkan sebesar Rp 160 triliun," kata Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Prof. I Gde Pitana saat sosialisasi pemasaran pariwisata mancanegara pada media nasional di Cirebon, Minggu (25/10) kemarin.
         Untuk tercapainya target tersebut, Pitana mengatakan, pihaknya sudah melakukan mapping rencana kegiatan pemasaran pariwisata dengan mengembangkan pariwisata secara sinergis, unggul, dan bertanggung jawab dalam rangka meningkatkan perjalanan wisman dan wistawan nusantara, sehingga berdaya saing di pasar Internasional.
       Dan wisatawan Tiongkok masih menjadi sasaran utama Indonesia karena kenaikan kunjungan yang cukup signifikan setiap tahun dan tingkat pertumbuhan wisatawan Tiongkok ke berbagai negara cukup tinggi.
      "Tiongkok masih menjadi sasaran utama promosi karena potensinya sangat besar dengan pertumbuhan wisatawan ke luar mencapai 11 persen per tahun, bahkan yang ke Indonesia pertumbuhannya sampai 20 persen," jelas Pitana.
       Pitana menjelaskan, dari periode Januari sampai Agustus pada tahun 2015 tercatat ada 779 ribu wisatawan Tiongkok ke Indonesia atau naik 20 persen dibanding periode sama tahun 2014.
       Selain Kemenpar juga bertekad meningkatkan citra dan memasarkan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan strategi pemasaran terpadu secara efektif, efisien untuk peningkatan jumlah kunjungan wisman. "Lewat strategi ini, kita optimis pada akhir tahun 2019 jumlah kunjungn wisman mencapai 20 juta orang dengan penerimaan devisa sebesar Rp 280 triliun," ungkap Guru Besar Universitas Udayana ini.
         Pitana mengungkapkan, target yang dicanangkan tersebut masih menempatkan wisman asal Singapura dan Malaysia sebagai sasaran utama promosi pariwisata, menyusul Tiongkok dan Australia. Selain itu, kata dia, Kemenpar terus memasarkan brand atau pencitraan nasional untuk menempatkan posisi pariwisata nasional dalam suatu sistem dunia.
      Dalam upayanya mendorong pertumbuhan kunjungan wisman, kata Pitana, pemerintah telah menerbitkan Perpres No 104 tahun 2015 tentang fasilitas Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) bagi 45 negara, dengan tambahan tersebut saat ini menjadi 90 negara.
         Pitana optimis, kebijakan ini bisa menaikkan nilai jual Indonesia di peta pariwisata dunia. “Kebijakan BVKS tahap kedua ini langkah strategis meningkatkan jumlah kunjungan wisman secara signifikan," kata Pitana.
        Pemerintah juga memberikan kemudahan kepada wisman yang ingin keluar masuk Indonesia dengan memperbanyak jumlah Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) masuk di 5 bandara dan 9 pelabuhan dan TPI keluar di 19 bandara dan 29 pelabuhan laut serta 2 TPI darat. “Sejak penerapan kebijakan ini, jumlah kunjungan wisman 30 negara BVKS ke Kepulauan Riau naik tajam. Pada minggu pertama September ada 2.184 wisman ke Kepri dan pada minggu kedua naik 240 persen menjadi 7.429 wisman,” tutup Pitana. (ThressNo)