STAIN Aksi Damai Berujung Bentrok Dengan Aparat -->

Breaking news

Live
Loading...

STAIN Aksi Damai Berujung Bentrok Dengan Aparat

Tuesday 20 October 2015




STAIN Aksi Damai Berujung Bentrok Dengan Aparat

Parepare, Media Investigasi
Semula aksi damai yang dilakukan oleh Mahasiswa STAIN Parepare untuk menyampaikan tuntutannya, bertempat di kantor Walikota Parepare, ternyata gonto-gontokan dengan aparat karena mereka merasa dihalang-halangi bertemu dengan walikota. Aksi ini diikuti sebanyak 60 mahasiswa STAIN Parepare.
Aksi ini bertujuan memberikan hasil evaluasi masa pemerintahan Presiden Jokowi-JK yang sudah setahun menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Dengan penilaian kurang baik, dengan catatan-catatan sekaligus jadi tuntutan para pendemo.
Pukul 12.13 Wita para demonstran menuju kantor Walikota Parepare untuk menyampaikan aspirasi mereka. Issu yang diangkat dalam aksi damai  adalah meninjau ulang proyek infrastruktur yang berasal dari pinjaman luar negeri, menstabilkan nilai tukar rupiah, tolak impor pangan, percepatan serapan APBN, negosiasi ulang kontrak PT Free Port, cabut izin perusahaan pembakar hutan yang semakin meresahkan, wujudkan kedamaian beragama, pengusutan tuntas kasus utama atas agama khususnya di Tolikara dan Singkil Aceh, dan pengusutan tuntas kasus predator anak yang semakin mengkhawatirkan.
“Pemerintah harus berani tolak impot pangan, cabut izin perusahaan pembakar hutan,” demikian cuplikan yel….yel dari para pendemo.
Aksi ini berlangsung baku dorong dengan kepolisian dan Pamong Praja dikarenakan massa ingin masuk untuk bertemu dengan Taufan Pawe selaku Walikota Parepare, massa pun akhirnya bisa menembus pagar betis yang dilakukan oleh pihak keamanan, mereka melewati pintu samping Kantor Walikota. Akhirnya massa memasuki kantor Walikota dengan mengagetkan para staff Walikota dikarenakan massa mencari Walikota Parepare. Namun Walikota tidak ada ditempat dikarenakan walikota lagi menghadiri perayaan ulang tahun Sulawesi Selatan tapi walikota mengamanahkan asisten II untuk menerima para demonstran.
Dalam diskusi para demonstran dan staff walikota sempat terjadi tarik ulur, dikarenakan Asisten II menerima namun para demonstran tidak menerima karena tidak adanya tanda tangan berita acara. Akhirnya asisten II menawarkan untuk memanggil perwakilan 5 orang dan menandatangani berita acara agar kiranya dikirim ke Pusat. Selang beberapa waktu surat akhirnya sudah ditanda tangani perwakilan demonstran dan berita acara tersebut akan di kirim ke Jakarta.
Keamanan dalam aksi damai dikawal ketat oleh pihak kepolisian sebanyak 60 anggota polisi dan 30 anggota pamong praja. Kepulangan para demonstran dikawal ketat oleh Kepolisian Lalu Lintas Kota Parepare sampai di tujuan.(Husnil Mubarak)