Film Sunshine Becomes You -->

Breaking news

Live
Loading...

Film Sunshine Becomes You

Tuesday 22 December 2015

Film Sunshine Becomes You

Jakarta, Media Investigasi

      Rumah produksi Hitmaker Studios kembali menghadirkan film berkualitas bernuansa Amerika. Nampaknya produser film nasional dalam menjaring penonton kini menjual keindahan kota Amerika, sebelumnya film Bulan Terbelah di Amerika dan kini Sunshine Becomes You’.
         "Kalau kemudian kami syuting di Amerika karena tuntutan ceritanya begitu," jelas Rocky sutradara yang juga bertindak sebagai sutradaranya saat jumpa pers di Jakarta.
        Kisahnya sendiri tentang seorang pianis perfeksionis yang tangannya cedera. Tentu langsung menunda konser resital pianonya yang dipersiapkan begitu sangat matang. Tak ada satu orang pun yang mampu membujuknya ketika sedang berada dalam perasaan yang kalut. Apalagi kalau suasana hatinya sedang buruk. Namun, pertemuannya dengan orang yang membuat tangannya cendera justru membuat semuanya berubah. Ini sebuah kisah yang terjadi di bawah langit New York. Tentang harapan yang muncul di tengah keputusasaan. Tentang impian yang bertahan di antara keraguan. Dan tentang cinta yang memberikan alasan untuk bertahan hidup.
        Adalah Alex Hirano (Harjunot Ali), seorang pemuda Indo-Jepang yang berprofesi sebagai seorang pianis. Sayangnya, ia lebih sering memiliki suasana hati yang buruk. Tak ada satu orang pun yang mampu membujuk Alex ketika sedang berada dalam perasaan yang kalut. Namun, pertemuannya dengan Mia Clark (Nabilah JKT 48) membuat semuanya berubah. Adiknya, Ray Hirano  (Boy William ) yang mengajak Alex untuk bertemu dengan Mia.
        Mia Clark sendiri sebenarnya adalah gadis pujaan dari Ray Hirano. Dia adalah seorang penari kontemporer yang sangat berbakat. Bagi dia, menari adalah jiwanya. Tak ada yang mampu menghalanginya untuk tetap menari walau kondisi tubuhnya tak memungkinkan.
         Suatu kejadian pun mengubah takdir mereka berdua. Kecerobohan Mia Clark menyebabkan tangan Alex Hirano cedera. Tentu saja, kejadian tersebut membuat Mia merasa amat bersalah. Untuk menebus perasaan bersalahnya, Mia bersedia untuk melakukan apapun saat Alex tak mampu menggerakkan tangan kirinya. Jadilah, Mia sebagai ‘asisten pribadi’ sang pianis tersebut.
        Alex sebenarnya menganggap Mia hanya sebagai sebuah ‘malaikat kegelapan’ yang membawa bencana. Namun, segalanya berkata lain ketika sang gadis tertawa. Alex menyadari bahwa tak mungkin sosok ‘malaikat kegelapan’ mempunyai tawa yang secantik itu.
        Sering bersama rupanya menumbuhkan benih cinta bagi keduanya. Alex sangatlah butuh sosok Mia untuk menemaninya di dalam kesendiriannya. Begitu juga Mia, dia sangat butuh sosok tangguh yang mampu menemaninya di kala sepi.
       Tak sanggup membendung perasaan lebih lama lagi, Alex Hirano memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya pada Mia. Namun apa yang terjadi? Keadaan yang memaksa dua sejoli dimabuk cinta itu tak bisa bersatu.
       Mia rupanya menyimpan sebuah rahasia. Namun, alasan kenapa dia tak bisa menari di atas panggung, tak boleh lelah hingga tidak boleh merasakan cinta akan terungkap pelan-pelan.
        Ada apa dengan Mia? Apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya?
         Film yang adaptasi dari novel metropop berjudul sama karya Ilana Tan ini begitu mengharu-biru dari awal hingga akhir. Kisah cinta yang mendayu-dayu tapi tak jatuh dalam kecengengan. Kesannya gagah, mewah dan elegan.
        Akting Herjunot Ali cukup bagus dan semakin matang. Junot, panggilan akrabnya, secara khusus latihan main piano demi film ini dan cukup menyakinkan memerankan sebagai sosok pianis handal. Kemampuan akting dan kharisma pada diri Junot memang memesona.
          Sebuah adegan begitu mengesankan, ketika Ray Hirano mengenakan kemeja putih duduk di depan piano sambil memasang wajah galau. Nuansanya semakin sendu karena hembusan angin yang membelai tirai putih hingga melambai-lambai di belakangnya. Kemudian, ia mengucapkan, ”Kuharap dia tahu selama aku masih bernapas, aku akan selalu mencintainya sepenuh hatiku”.
        Boy William, yang memang tampak total dalam melakoni sebuah peran. Boy sampai harus latihan dance khusus untuk film ini dan cukup menyakinkan memerankan sebagai sosok penari handal. Adapun Nabilah JKT48 mampu mengimbangi keduanya. Wajahnya imut-imut bak putri di negeri dongeng. Kemampuannya menari balet dilakukan dengan sangat serius khusus untuk film ini dan cukup menyakinkan memerankan sebagai sosok penari balet. Sedangkan, Annabella Yusuf, meski perannya sedikit, mampu mencuri perhatian penonton.
          Film produksi Hitmaker Studios dan E-Motion Entertainment dengan arahan sutradara Rocky Soraya ini mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 23 Desember 2015. Sebuah pesan yang tersirat dari film ini yang tentu patut kita apresiasi, bahwa sebuah harapan itu memang ada dan dapat menumbuhkan semangat baru.
           "Lewat film ini kami ingin memberikan inspirasi banyak orang. Kalau harapan itu dan bisa memberi harapan baru," tandas Rocky. (Boeyil)