Proyek Tanggul Kali Lamong Amburadul -->

Breaking news

Live
Loading...

Proyek Tanggul Kali Lamong Amburadul

Sunday 24 January 2016

Proyek Tanggul Kali Lamong Amburadul

Surabaya, Media Investigasi
Untuk mengantisipasi luapan banjir di wilayah Pakal dan sekitarnya, maka hasil koornidasi Pemkot Surabaya dengan Provinsi Jatim dan pusat, menghasilkan realisasi proyek pembangunan konstruksi tanggul Kali Lamong dan Pintu Air di Kelurahan Sumberrejo Kecamatan Pakal Surabaya, yang lokasinya di perbatasan wilayah antara Surabaya dan Gresik.
Target dan tujuannya sangat baik, sayangnya niat ini tidak dibarengi dengan pelaksanaan proyek yang baik pula, karena kenyataannya hasil pengerjaannya terkesan tidak disertai perencanaan dan pelaksanaan yang matang, sehingga terkesan asal-asalan. Proyek yang menurutnya amburadul ini disampaikan Vinsensius Awey Anggota Komisi C DPRD Surabaya, dirinya mengaku prihatinan sekaligus kecewa terhadap hasil kinerja pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan proyek pembangunan Tanggul Kali Lamong dan Pintu Air di Kelurahan Sumberrejo Kecamatan Pakal Surabaya.
“Pelaksanaannya selesai pada tanggal 10 Desember 2015, namun hanya disisi sebelah kanan, sebelah kiri masih belum, dan fatalnya sudah mulai mengalami kerusakan dua minggu kemudian, bahkan di awal Januari lebih kelihatan parah lagi, yakni terjadi kemiringan,” katanya. Rabu (20/1/2016).
Secara detil, Awey mengatakan jika pada minggu kedua Januari, kemiringannya semakin parah bahkan terjadi patahan di tiga titik pada struktur di posisi tanggul betonnya.
“Kami minta kepada Pemkot Surabaya yang dalam hal ini Dinas PU untuk segera berkoordinasi secepatnya dengan pihak BBWS, untuk dilakukan perbaikan, karena jika tidak, maka jika curah hujan tinggi dan air laut pasang, maka akibatnya akan lebih  jebolnya tanggul, dan dampaknya adalah warga Surabaya disekitar tanggul,” tandasnya.
Sebagai Anggota Komisi C DPRD Surabaya yang membidangi pembangunan, Awey juga menyoroti konstruksi bangunan Pintu Air yang pelaksanaannya telah selesai dua tahun silam. Karena ternyata hanya terbangun dengan konstruksi pasangan bata merah yang diplester dengan campuran pasir dan semen.
“Setahu saya konstruksi tanggul air itu dengan cor beton dengan ketebalan tertentu, namun yang terbangun di sana ternyata hanya pasangan bata yang dilapisi pasangan campuran semen dan pasir, maka wajar jika kondisinya sekarang sudah ambrol,” tambah politisi asal Partai Nasdem ini.
Awey menilai, meskipun pekerjaan ini menjadi bagian dari BBWS, namun kami sebagai anggota dewan Surabaya tetap meminta pemkot untuk segera berkoordinasi dengan BBWS, karena kesalahan ini ada pada pelaksanaan, namun lebih kepada pengawasan dan perencanaan.
“Saya melihat, petugas rayon dilapangan serta konsultan pengawasnya tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, saya berharap kepala dinas PU tidak hanya sekedar menerima laporan yang sifatnya “Yes Men” saja, tetapi juga turut melakukan check list di lokasi,” katanya. (Widodo)