Terkait Gelar Seni Budaya; Nuroji Yakin Ada Pengaruh Walikota -->

Breaking news

Live
Loading...

Terkait Gelar Seni Budaya; Nuroji Yakin Ada Pengaruh Walikota

Monday 4 July 2016


Terkait Gelar Seni Budaya, Nuroji Yakin Ada Pengaruhi Walikota

Depok, Media Investigasi- Ketidak hadiran Idris Abdul Shomad, selaku Walikota Depok pada acara gelar Seni Budaya masih menyisakan kekesalan di hati Nuroji. Karena sebelumnya Nuroji sudah mengundang Walkot Depok, lewat pesan singkat pun tidak ada jawaban dalam memenuhi undangannya.
Menurut Nuroji itu tandanya Walkot Depok tidak menghargai dirinya dan juga seniman-seniman yang hadir di acara gelar seni budaya yang ia adakan sebulan yang lalu (14/5/2016).

Ditemui pada Minggu sore  (19/6/2016) bertempat di "Betawi Ngoempoel" Jl. Tanah Baru Depok, saat buka puasa bersama, dengan Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna, dan Fraksi Gerindra Ir. H. Nuroji selaku wakil ketua anggota DPR RI di komisi X bidang Kebudayaan dan Pariwisata, dan sebagai Bendahara Gerindra Pusat ini mengatakan bahwa ia sudah minta waktu tentang DKD (Dewan Kesenian Depok) dan teman-teman kesenian mau ketemu, tapi Walkot Depok menghindar terus bahkan ia menyatakan tidak mau ketemu.


"Di sini bukan masalah partai, sampai saat ini tidak ada respon, dicuekin terus setelah itu muncul polemik antara dewan kesenian dengan Munir dan dinas sebetulnya pemicunya memang berita saya tentang walikota bahwa ia tidak memenuhi undangan saya. Pak Wali ini, tidak bisa menyelesaikan masalah yang ada dia sengaja menunda-nunda. Ini masalah sederhana, saya hanya minta tolong temuin seniman-seniman ini mereka minta waktu, sampai sekarang tidak dikasih," ungkap Nuroji yang juga pemilik lembaga "Betawi Ngoempol".

Nuroji menambahkan DKD yang diketuai oleh Munir itu tidak jalan sesuai fungsinya, selama satu setengah tahun tidak ada yang dikerjakan. Stempel pun tidak punya, tidak pernah ada rapat kerja, apalagi program kerja itu tidak ada. "ADRT saja belum disahkan, akhirnya teman-teman inisiatif muslub (musyawarah luar biasa) sebelumnya saya sarankan jangan muslub dulu ketemu pak wali dulu, akhirnya ketemulah di Balaikota.

Tiba-tiba muslub dipermasalahkan, alasannya tidak prosedur. Prosedurnya yang mana? Kan ceritanya Munir yang di muslub, kalau Munir yang di dalam muslub seharusnya diberhentikan. Bukan prosedur atau tidak, ini ada orang yang tidak legowo dicari-cari pembelaan pada pak wali," tutur Nuroji.

Lebih lanjut Nuroji menjelaskan, ketua umum itu diangkat oleh musyawarah anggota pengurus DKD dan diberhentikan oleh pengurus juga, jadi dia sebenarnya sudah diberhentikan.
Kekuatan dia itu hanya punya SK, sayangnya, Walkot Depok mengakomodir orang seperti ini, membuat Nuroji tidak mengerti. Dan Nuroji mempersilahkan media untuk bertanya, mengapa Walkot Depok membela Munir mati-matian.

"Jadi kegiatan kita tidak tergantung SK, SK diperlukan untuk legitimasi untuk bekerjasama dengan pemerintahannya misal soal anggaran, kalau tidak ada SK tidak dapat anggaran kita terpaksa cari duit sendiri, kita percaya sekuat tenaga kalau pak Wali tidak setuju kita tetap cari sumber dana lain. Sebab DKD dibentuk sebagai pakem Walikota, kalau dia tidak mengakui berarti tidak ada pakemnya," jelas Nuroji.

Selain itu Nuroji juga mengatakan, bahwa Walkot Depok pernah mengatakan bahwa DKD ini orangnya tidak banyak. Nuroji mengakui DKD itu perwakilan beda dengan perkumpulan komando, parade itu sebanyak-banyaknya orang mendaftar. "Kita ini perwakilan cukup beberapa orang saja dari teman yang seni lukis, teater, seni film dan seni tradisi, seni rupa itu diwakili bukan semua orang daftar, makanya tidak semua hadir begitu saja, pak Wali tidak mengerti," ucap Nuroji lagi.

DKD itu bukan lembaga perkumpulan, tapi perwakilan dan anggotanya juga tidak banyak. "Lihat saja DPR, juga tidak semua orang berduyun-duyun di Senayan, dia juga mewakili dari pulau ke pulau, tapi perkumpulan itu seperti komando, Parfi, Parade. Pak wali itu, tidak tahu dapat masukan dari siapa, dan dia kan tidak pernah ikut roadshow. Saya sudah tahu, dia itu yang bisikin Munir. Munir mempengaruhi Walikota sedemikian rupa sehingga seolah-olah tidak tahu prosedural, tidak mekanisme," kata Nuroji yang juga mantan Wartawan itu meyakinkan.

Pro kontra di kancah politik, menurut Nuroji pasti ada. Nuroji menganggap masalah ini sangat sederhana, dan Walkot tidak seharusnya mengadu domba kepada dirinya dengan Munir. Nuroji menegaskan, agar dapat melihat situasi seperti apa, tidak perlu mengorbankan apa-apa, Munir juga bukan siapa-siapa hanya tinggal mencabut SK sudah selesai. "Bukannya saya menguber-uber SK, tapi bapak tidak menghargai seniman dan sepertinya benci kenapa tidak mau ketemu dan apa salah saya, bapak sebagai pemimpin tidak baik membenci orang. Dan saya tahu dia ada yang pengaruhi," ketus Nuroji. (Karmila)