WAYANG ORANG PAGAR FENOMENAL -->

Breaking news

Live
Loading...

WAYANG ORANG PAGAR FENOMENAL

Saturday 1 April 2017

Wayang Orang Sriwedari PERNAH mengalami masa keemasan Dan Terkenal PADA Tahun 1970-an.

Jakarta, Media Investigasi- Wayang orang merupakan salah Satu jenis teater tradisional Jawa Yang merupakan Gabungan ANTARA seni drama Yang Berkembang di Barat DENGAN Pertunjukan wayang Yang Tumbuh Dan Berkembang di Jawa. Lakon yang dipentaskan bersumber PADA cerita-cerita wayang purwa seperti Mahabarata Dan Ramayana. Wayang orang diciptakan Oleh Kangjeng Pangeran Adipati Arya I.

Usaha memasyarakatkan kesenian Penyanyi Semakin PESAT ketika Sunan Pakubuwana X memprakarsai Pertunjukan wayang orang Bagi 'masyarakat Sales manager di Balekambang, Taman Sriwedari, dan DI Pasar Malam Yang diselenggarakan di alun-alun. Melihat hal Perkembangan Yang Semakin baik, Maka dibangunlah gedung wayang orang Yang terletak di Lingkungan Taman Sriwedari ATAU “Bon Rojo”. Dibangun sejak masa Sri Susuhunan Pakubuwono X, Sekitar Tahun 1907/1910, Yaitu Gedung Wayang Orang Sriwedari. Gedung Wayang Orang (GWO) Penyanyi Adalah salat Satu Bangunan Gedung hearts Kompleks Taman Sriwedari.

Wayang Orang Sriwedari PERNAH mengalami masa keemasan Dan Terkenal PADA Tahun 1970-an, Yang memunculkan Bintang-Bintang panggung, di antaranya Darsi, Rusman, Soerono Dan Mradjak. Nama Darsi, Rusman, Dan Soerono mendapat julukan sebagai “DRS”, kependekan Dari nāma mereka. Bahkan mereka mendapat Perhatian Dan Menjadi kesayangan Presiden Soekarno PADA masa pemerintahannya. Sehingga Wayang Orang Sriwedari Menjadi Pertunjukan Yang dipertontonkan di hearts Istana Negara, Dan Menjadi shalat Satu Jamuan Pertunjukan Bagi para Tamu gatra PADA WAKTU ITU.

PADA Tanggal 25 April 2017 Mendatang, Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, bekerjasama DENGAN Triardhika Produksi, akan mementaskan grup Wayang Orang (WO) legendaris 'Sriwedari' di Gedung Pewayangan Kautaman, TMII, Jakarta Timur.

“Mencari Google Artikel semangat Menjaga budaya, kami Ingin Memberi Ruang apresiasi through pementasan Wayang Orang (WO) Sriwedari. Seni Tradisi sebagai Ungkapan kehidupan Yang TIDAK Hanya mengandung tatanan estetika, namun also pandangan Hidup, tata Nilai Dan identity,”papar Produksi Produser Triardhika, Eny Sulistyowati S.Pd, MM , ditunjukan kepada Wartawan, baru-baru Suami di kantornya, di Jakarta Selatan .

Wayang Orang (WO) Sriwedari, terang Eny, merupakan community seni budaya pagar fenomenal, yang kini usianya menginjak 107 Tahun. “Walau terimbas Oleh Dinamika zaman, namun grup kesenian Penyanyi Tetap eksis Menjaga marwah Dan kegemilangannya,” Tambah Eny.

Pergelaran mengusung cerita “Mintaraga” DENGAN penekanan tema; tertarik  menjunjung jati Diri budaya bangsa. Lakon tersebut terinspirasi Dari Serat Arjunowiwaha, which are Menjadi lakon Utama hearts Pertunjukan inisial. Pementasan Penyanyi berkaitan DENGAN Acara Kongres IX SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), Yang digelar di Jakarta.

Lakon “Mintaraga” Memberi tafsir bahwa ketika Seseorang mencapai Tingkatan tertinggi Kembali dipertanyakan, apakah pencapaian tersebut Telah Sesuai DENGAN kodratnya sebagai Manusia; hearts arti sebagai “titah” Yang Harus mengemban telkom Kemanusiaan Beroperasi Utuh. selaras Hidup, serasi Dan Seimbang Terhadap Sesama Manusia, alam Dan Tuhan.

Pergelaran “Mintaraga” Wayang Orang (WO) Sriwedari Penyanyi, also mendapat Dukungan Dari Pemerintah Kota Surakarta. “Pemerintah Kota Surakarta, khususnya Dinas Kebudayaan, Sangat mengapresiasi Dan menyambut Gembira DENGAN diundangnya Wayang Orang (WO) Sriwedari untuk review Pentas di Jakarta, hearts Rangka Kongres Ke-IX Senawangi”, Sambut Kepala Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota Surakarta, Sis Ismiyati.

Menurut Sis Ismiyati, sebagai warisan leluhur bangsa, Wayang Seharusnya dilestarikan Dan Diberdayakan. “Kami mendukung agar WOS (Wayang Orang Sriwedari) also Menjadi ikon Dunia, sebagaimana Wayang mendapat Pengakuan Dan penghargaan di Badan Dunia PBB-UNESCO. Tampilnya WOS Nanti diharapkan DAPAT Membuka mata hati Dan Pikiran, bagaimana kitd DAPAT menghargai Sejarah; warisan leluhur bangsa”, ujarnya menambahkan.

Ringkasan Cerita

Lakon “Mintaraga” mengisahkan Perjalanan Arjuna ketika Menjadi pertapa Bernama 'Ciptoning' (Mintaraga). Dalam pertapaan, Arjuna Banyak Menghadapi different ujian Dan cobaan Oleh Dewa. Hal Penyanyi untuk review Menguji seberapa gede keteguhan hatinya.

Diantara cobaan tersebut, Adalah munculnya Bidadari Batara Indra yang menyamar sebagai Resi Padya, Hingga hadirnya Batara Guru. Namun keduanya Ternyata Tak Mampu menggoyahkan tekad Arjuna. Keteguhan Inilah which are mendorong Dewa untuk review memilih Arjuna Menjadi Kesatria sebagai alat Dewa untuk review menumpas keangkaramurkaan; Dalam hal ini kami Niwatakawaca, Raja Raksasa Yang Berani Melawan kodrat - DENGAN Ingin mempersunting Dewi Supraba. Mencari Google Artikel Tugas Suami, Arjuna mendapat julukan jagoning Dewa.

Berbekal pusaka panah Pasopati Pemberian Dewa Dan Supraba sebagai pendampingnya, Arjuna DAPAT menumpas Niwatakawaca. Sebagai Imbalan differences jasanya Terhadap Dewa, Arjuna diangkat Menjadi Raja di Kahyangan Warukandabinangun, DENGAN julukan Prabu Karitri. Arjuna kemudian dianugerahi Istri Sekethi Kurang sawiji.


“Kami Ingin menunjukkan bahwa Wayang Orang (WO) Sriwedari sebagai kesenian tradisional, Mampu eksis Dan Berkembang Sesuai zaman. Dari segi artistik, Catatan Notes isian cerita, Pola penggarapan, Dan panggung visual yang, kami Terus Mencoba menggali warna-warna baru DENGAN differences berpola PADA kekuatan Klasik Wayang Orang”, terang Agus Prasetyo S.Sn, Yang bertindak sebagai Sutradara, Sekaligus memerankan tokoh Mintaraga.

Selain Agus Prasetyo Dan Eny Sulistyowati, pergelaran Wayang Orang berdurasi 120 Menit Penyanyi, also didukung Seniman Wayang profesional lainnya, diantaranya, Wasi Bantolo S.Sn berperan sebagai Kiratarupa, Dan Heru Purwanto S.Sn, bertindak sebagai Batara Guru.

Naskah Ditulis Billy Aldi Kusuma, Penata Karawitan, Nanang Dwi Purnama Dan Pujiono S.Sn, Serta Penata Artistik Supriyadi S.Sn. Asisten Sutradara, Dhestian Wahyu Setiaji. S.Sn, Koordinator Tari, Mahesani Tunjung Seto S.Sn, Penata Rias Dan Busana, KRT. Hartoyo Budayanagara S.Sn, Produser Pelaksana, M. Ardhika Argameru, Pimpinan Produksi, Dhestian Wahyu Setiaji, Humas & Publikasi, Eddie Karsito, Dan Fajar Darmanto. (id)
Editor: Rosyid