FILM BUKAN CINTA MALAAIKAT RELIGI RENYAH -->

Breaking news

Live
Loading...

FILM BUKAN CINTA MALAAIKAT RELIGI RENYAH

Saturday 15 July 2017

Film yang dibintangi Fachri Albar, Donita, Dewi Irawan, Joshua Pandeleki, Iqbal Pakula, Edi Brokoli, Dewi Amanda, serta melibatkan dua artis Malaysia, Nora Danish dan Ashraf Muslim.

Jakarta, Media Investigasi- Ada pengamat film yang berseloroh,  kalau mau memproduksi filn yang diburu penonton. Buatlah film yang membuat wanita menangis, kalau bukan itu buatlah film komedi atau film yang berbau religi islami. Datanyaa pun ada, film religi yang penonton mengharu biru, Ayat-Ayat Cinta penontonton mencapai angka jutaan, film komedI Warkop Reborn 7 juta penonton.
         
Berangkat dari kenyataan itu Ganesa Perkasa Filn menggagas karya-karya sinema dalam perspektif  budaya Islam dengan pendekatan populer. Salah satunya film “Film Bukan Cinta Malaikat” yang diproduksi Ganesa Perkasa Films.
         
Tidak main, Mekkah dan Madinah sebagai pusat peradaban Islam, menjadi pilihan setting lokasi shooting film ini. "Sesuai visi Ganesa Perkasa Films, kami menghadirkan film yang bermanfaat; edukatif dan menghibur.

Kami juga tak tanggung-tanggung melakukan shooting di dua kota suci. Menghadirkan keindahan Mekkah dan Madinah yang belum pernah ditayangkan di film-film Indonesia sebelumnya,” jelas Produser Ganesa Perkasa Films, Chandir Bhagwandas, saat bincang dengab awak media di Jakarta, Selasa (11/7/2017).
       
Film yang dibintangi Fachri Albar, Donita, Dewi Irawan, Joshua Pandeleki, Iqbal Pakula, Edi Brokoli, Dewi Amanda, serta melibatkan dua artis Malaysia, Nora Danish dan Ashraf Muslim, dan puluhan pemain lainnya.
     
Chandir menjelaskan, film ‘Bukan Cinta Malaikat’ merupakan film International production, hasil kerjasama Ganesa Perkasa Films (Indonesia), dan Ace Motion Pictures (Malaysia). Kedua rumah produksi ini memberi kepercayaan kepada dua orang sutradara, asal Malaysia dan Indonesia, Herdanius Larobu dan Azis M. Osman.
     
Dakwah Dalam Bingkai Budaya Pop
Saat ini dakwah dihiasi dengan berbagai imajinasi dan fantasi yang biasa hidup di tengah arus budaya pop. Dalam kasus ini, nilai-nilai dan pandangan Islam ditampilkan dengan cara segar, dengan harapan dapat menjadi budaya alternatif yang menarik. Munculnya sejumlah produksi film dengan setting kultur Islam dewasa ini tentu dapat dimaknai sebagai strategi dakwah yang dikemas melalui artefak budaya. Ada penerimaan pola dakwah yang ‘berkompromi’ dengan teknologi, sehingga aktualisasi dakwah bergerak dinamis menyesuaikan dinamika sosial dan budaya.
         
Umat muslim Indonesia rasanya perlu terus mengawal dinamika perkembangan dakwah melalui film ini. Salah satunya dengan menonton, mencermati, dan mengkritisi, karya-karya film anak bangsa yang menunjukkan trend positif terhadap nilai-nilai religius (Islam). Sehingga agama (Islam) pada gilirannya tidak hanya dikonstruksi sekedar memenuhi kepentingan industri (pasar) yang menganut prinsip supply dan demand.
       
“Kami berharap setelah menonton film ‘Bukan Cinta Malaikat’, penonton Indonesia dan Malaysia dapat mengambil manfaat pesan moral dari film ini. Sehingga Islam sebagai agama penebar rahmat benar-benar dapat dirasakan semua penduduk bumi,” papar Chandir.
       
KaLau saja film Bukan Cinta Malaikat ditayangkan saat lebaran lebaran kemarin. Pastinya akan diburu penikmat film Indonesia. Tapo lantaran perusahaan film Ganesa Perkasa Film belum pernah membuat film Box Office yang penontonnya jutaan. Sehingga pihak pengelola bioskop mememberi waktunya usai lebaran. "Kalau film Bukan Cinta Malaikat yang memproduksi MD Pictures atau Soraya Film pasti pengelola bioskop berani memutarnya saat lebaran." Ujar penganat film yang juga watawan senior yang enggan namanya disebutkan.

Film ‘Bukan Cinta Malaikat’ menceritakan kisah seorang relawan asal Indonesia sedang bertugas di wilayah konflik di Timur Tengah. Saat sedang berada di Madinah, Reyhan menolong seorang perempuan asal Malaysia bernama Dewi (Nora Danish) yang sedang melakukan perjalanan umroh. Namun, Dewi secara tak sengaja tertangkap karena dikira penggunjung gelap. Dan, Reyhan berhasil menolong Dewi. Sebaliknya, Dewi berbalik menyelamatkan Reyhan ketika pemberontak di Timur Tengah hendak menembak Reyhan.
       
Sejak pertemuan itu, Reyhan merasakan benih cinta dalam dirinya. Ia menaruh hati pada Dewi. Belum pernah ia bertemu dengan perempuan seperti Dewi. Reyhan pun mengejar Dewi ke Malaysia untuk menyatakan cintanya dan melamar Dewi.

Namum, cinta Reyhan tak berjalan mulus. Dewi telah memiliki kekasih bernama Adam (Ashraf Muslim). Sementara, di Bandung, seorang teman kecil Reyhan bernama Aliyah (Donita), mengharapkan cinta pada Reyhan.

Cobaan demi cobaan datang silih berganti menguji cinta Fachri dan Nora. Menguji ketaatan iman Reyhan dan Dewi. Reyhan yang telah bertemu dengan Dewi di tanah suci, masihkah mengingat Allah? Bagaimana kelanjutan cinta Reyhan dan Dewi?
     
Selain di Mekkah dan Madinah, pengambilan gambar film ‘Bukan Cinta Malaikat’ ini, juga dilakukan di Bandung (Indonesia) dan Malaysia. Film ini mulai tayang secara serentak di bioskop-bioskop Indonesia,  Kamis, 13 Juli 2017 mendatang. Selanjutnya, film ini juga akan tayang di Malaysia, dan sejumlah negara lainnya.(Buyil)