Presidium FPII Dianggap Langgar Nota Kesepahaman 5 September 2017 -->

Breaking news

Live
Loading...

Presidium FPII Dianggap Langgar Nota Kesepahaman 5 September 2017

Wednesday 27 September 2017

Ketua FPII sudah tidak benar langkah – langkah presidium dengan beralibi seperti itu.

Jakarta, MEDIA INVESTIGASI.COM- Rilis pemberitaan yang dibuat Presidium dan dilempar kebeberapa kelompok WhatsApp telah melakukan pembusukan di internal Forum Pers Independent Indonesia itu sendiri, hal itu ditegaskan Mustofa Hadi Karya atau yang biasa disapa Opan selaku Ketua Setnas FPII, saat dijumpai terbangun media di sebuah café travel Jakarta Selatan (8/9).

Dalam undangan konferensi pers tanggal 4 September 2017 dan pelaksanaannya tanggal 5 september 2017 diplintir dan dijadikan ajang curhat pribadi Kasihhati selaku Kord. Presidium terkait pelaporannya ke Bareskrim Mabes Polri melalui dewan pakar media Setwil FPII DKI dan juga pemilik Rumah Media dengan dugaan pelecehan nama pokok.

Alibi Kasih hati, ia melaporkan RW atas nama pribadi dan bukan organisasi, namun ketika di cek Laporannya, ia mengatasnamakan Ketua FPII.
“sudah tidak benar langkah – langkah presidium dengan beralibi seperti itu. Visi-Misi dan Tujuan FPII untuk berikan advokasi pembelaan terhadap Insan pers dan media.

Sesungguhnya berdirinya FPII ini, mereka tidak memahami makna tujuannya dalam perjuangan PERS, Apa ia lupa FPII wadah baru Pemersatu Insan Pers Independen??,” Tegas Opan.
Terkait adanya pemberitaan dibeberapa media online tentang isi dari konferensi pers tanggal 5 September 2017 kemaren, Opan menduga rilis berita itu dibuat dan dimanfaatkan oleh oknum dan pihak ketiga untuk menjatuhkan kredibilitas para petinggi Forum Pers Independent Indonesia.


“Ini sudah sangat jelas pembunuhan karakter yang sangat tidak terpuji. FPII adalah perjuangan Insan Pers dan Media di Indonesia, dan bukan untuk hal individu yang dimuatkan. Kalau saya mau saja, ada beberapa orang yang sudah masuk namanya kekantong saya dan siap saya polisikan, terkait pencemaran nama baik saya, fitnahan dan penggembosan atas kinerja pelaksana harian FPII yang dengan sengaja dibuat dan dibuly di group yang kami buat diawal bersama 10 dari 27 orang pendiri FPII .” Ancam Opan.

Ketua Setnas FPII “MEMBANTAH” adanya isi pemberitaan dibeberapa media online, seperti; ‘ketua presidium atas nama Dewan Presidium menegaskan, terhitung sejak tanggal 5 september 2017 atau sejak di gelarnya konferensi pers ini, seluruh jajaran Setnas dinyatakan di nonaktifkan sementara dalam segala kegiatannya sampai adanya hasil rapat Dewan Pendiri dan Presidium.

Ketua Presidium juga mengatakan, langkah yang sudah di tetapkan ini sudah di bahas dan disetujui dalam rapat Presidium dan Setnas….. dan Hal ini juga di sepakati oleh Mustofa hadi Karya ( Opan) dalam siaran pers bersama ketua Presidium.’

‘Kalimat diatas yang dikatakan Kasihhati itu adalah kebohongan public, bahwa saya pribadi tidak ada pernyataan apapun dari Saya selaku ketua Setnas FPII saat bersama sama duduk dikonferensi pers tersebut tanggal 5 September 2017 kemaren.” Ucap Opan.

Ketua Setnas Forum Pers Independent Indonesia saat konferensi pers tersebut hanya mengatakan beberapa poin, diantaranya:
Tidak ada issu konflik internal di tubuh FPII selama ini, karena issu konflik internal itu hanya dimanfaatkan oleh oknum dan pihak ketiga yang menginginkan FPII hancur.Sesuai kesepakatan antara Setnas dan Presidium tidak akan mengambil kebijakan apapun yang bersifat internal organisasi sampai digelarnya Rapat Luar Biasa (RLB) dibulan Oktober 2017.

Presidium dan Setnas lakukan aktifitas sesuai fungsinya sampai digelarnya RLB, serta terkait konferensi pers tertanggal 5 September 2017 lalu sudah disepakati tidak adanya rilis berita sebelum akan diadakannya duduk bareng untuk rapat internal pengurus FPII yang tercantum didalam akte FPII beberapa hari kemudian setelah pertemuan tersebut.Pencabutan SK setwil Jawa Barat dikembalikan kembali dan tetap pada posisi di Non-Aktifkan sampai digelarnya RLB. Penon-aktifan Setwil Jawa Timur tetap berlangsung sampai digelarnya RLB.

Penon-aktifan Ketua Deputi Advokasi Wesly H Sihombing tetap berjalan sampai digelarnya RLB.
Kesepahaman tersebut diatas disaksikan lebih kurang dari 30 orang yang hadir, baik dari Depok, Bekasi, Jakarta.

Kata ia, pemberitaan-pemberitaan yang sudah memuat kebohongan public yang dibuat rilisnya oleh presidium, itu adalah satu kebodohan dan sadar atau tidak sadar, bahwa Presidium bersama para oknum dibelakangnya telah dengan sengaja memasukan ranah konflik baru ditubuh FPII.

“Untuk itu Setnas FPII sebagai pelaksana Tehnis Harian Kerja Nasional meminta Presidium mencabut kembali dengan segera pemberitaan – pemberitaan yang tidak sesuai dengan kesepahaman tanggal 5 September 2017 atau kami akan lakukan MOSI seluruh Setwil Di Indonesia untuk pembubaran presidium yang dianggap telah jauh masuk keranah tehnis pelaksanaan harian Setnas FPII.” Tegas Opan.

Opan Juga menegaskan perihal undangan yang dibuat presidium terkait rapat para pendiri dan pengurus FPII tidak sesuai dengan apa yang tercantum di dalam Akte Pendirian dan kepengurusan FPII.
Tambah ia terkait undangan rapat yang disebar presidium atas nama Kasihhati tadi siang, Sabtu tanggal 9 September 2017 untuk menghadiri rapat tanggal 10 September 2017 bukanlah undangan pendiri dan pengurus FPII, Karena tidak sesuai dengan protaf aturan FPII dan Akte pendirian dan pengurus FPII.

“jelas itu undangan abal – abal karena disitu tercantum nama – nama diluar dari pendiri dan pengurus, bahkan orang orang yang dengan SAH sebagai pendiri dan pengurus FPII tidak dicantumkan dalam list undangan tersebut. Maka saya katakan undangan itu bersifat atas kepentingan sekelompok dan pribadi, bukan undangan organisasi Forum Pers Independent Indonesia. Ada apa dengan Presidium?” tutup opan.

Perjuangan PERS memang perlu pengorbanan, konflik dan ketidaksukaan, namun tetap saja menjadi pejuang dunia untuk informasi maupun belajar buat siapapun. (Red)