Gempa Tektonik 4,9 Skala Richter Guncang Lembata NTT -->

Breaking news

Live
Loading...

Gempa Tektonik 4,9 Skala Richter Guncang Lembata NTT

Sunday 15 October 2017

Guncangannya mulai terasa semakin kuat sejak tanggal 11 Oktober, yang berkekuatan 4,9 skala Richter

Lembata, MEDIA INVESTIGASI.COM- Gunung Ile Ape, di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, sejak awal bulan Oktober 2017, memberikan status waspada kepada warga perkampungan di sekelilingnya. Sejak tanggal 7 Oktober 2017, dalam sehari bisa 7 sampai 8 kali terdengar bunyi gemuruh, disusul guncangan gempa, walau hanya guncangan ringan.
   
Guncangannya mulai terasa semakin kuat sejak tanggal 11 Oktober, yang berkekuatan 4,9 skala Richter, sehingga menimbulkan kepanikan warga yang mendiami perkampungan di sekeliling gunung, yang dalam peta kolonial Belanda,bernama Gunung Ile Lewotolok itu.
   
Guncangan gempa tektonik itu, melanda desa Lamawara, Bungamuda, Napasabok, Lamagute, Waimatan, Lamawolo, Lamau dan Lamatokan. Kerusakan akibat gempa tersebut adalah terputusnya akses jalan, gangguan saluran listrik dan rumah warga yag rusak  parah.
 
Warga dari desa - desa yang dilanda gempa, dievakuasi oleh tim  BNPD Kabupaten Lembata ke titik aman sejauh 2 km dari pusat gempa. Mereka sementara ditampung tenda -  tenda pengungsian yang dibangun bersama oleh BNPD, Dinas Sosial, dan Pemerintah Kabupaten Lembata.
 
Kepala bidang  penanganan Korban, pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Lembata, Nelson Ndapamerang mengatakan, pihaknya  langsung menerjunkan tim BNPD ke lokasi, ketika menerima pengaduan warga dan langsung memberikan bantuan, berupa kendaraan opersional dan makanan.
   
“Kami langsung merespons pengaduan warga masyarakat dengan menerjunkan tim evakuasi dan kendaraan operasional, serta makanan. Semua warga dari desa yang ditimpa bencana kami evakuasi ke titik aman, dan mengantar ke rumah kerabat mereka, di daerah yang aman, bila warga memintanya, ujar Nelson
       
Seorang warga korban gempa, Erik Balawala, mengatakan, rumahnya tidak  dapat ditempati lagi, sebelum dilakukan renovasi total, karena dindingnya hancur akibat guncangan gempa.
   
“Saya mohon bantuan pemerintah Lembata dan instansi terkait agar kami dapat merenovasi tempat tinggal kami yang dihancurkan gempa,” pintahnya penuh harap.
   
Untuk sementara, selain ditampung di tenda pengungsian di halaman rumah jabatan Bupati Lembata yang tidak ditempati, para korban gempa juga diungsikan di Kantor Camat Ile Ape, Kawasan perkebunan Parsk Walang, dan rumah -  rumah warga di Lewoleba.
(mi/ki)