Wisata Bahari Internasional Even Bergengsi Dunia SAIL SABANG 2017 -->

Breaking news

Live
Loading...

Wisata Bahari Internasional Even Bergengsi Dunia SAIL SABANG 2017

Wednesday 1 November 2017

Penempatan Kota Sabang dijadikan sebagai event tahunan Sail Indonesia, karena melihat potensi Sabang yang dapat dijadikan destinasi unggulan untuk wisata bahari.

Sabang, MEDIA INVESTIGASICOM- Mengusung tema Sabang Sebagai Pelabuhan Hubungan Wisata Bahari Internasional dalam even yang bergengsi didunia SAIL SABANG 2017 yang digelar pada minggu keempat bulan November 2017 ditanggal 28 November sampai 5 Desember 2017.

Penempatan Kota Sabang dijadikan sebagai event tahunan Sail Indonesia, karena melihat potensi Sabang yang dapat dijadikan destinasi unggulan untuk wisata bahari yang tentunya akan menjadi momentum untuk menata dan membangun kembali kawasan Sabang sebagai destinasi pelabuhan wisata bahari dunia.

Pelabuhan Sabang Mempunyai Nilai Historis Dulunya pelabuhan Sabang merupakan pelabuhan terpenting dan sangat maju bahkan lebih ramai dibandingkan pelabuhan Singapura. Tepatnya sebelum perang dunia kedua, pelabuhan ini disinggahi banyak kapal besar dari seluruh penjuru dunia dan sebagai tempat singgah terakhir bagi calon jamaah haji Indonesia, sebelum mengarungi samudera Hindia menuju tanah suci, Mekkah yang mana pelabuhan Sabang dijadikan tempat transit bagi Jamaah Haji Indonesia.

Kota Sabang pernah dikunjungi kapal-kapal berskala besar dimana ditemukannya jangkar raksasa di perairan Sabang dengan berat 3,2 ton serta pada Senin (09/10) jangkar tersebut diangkat menggunakan crane milik Badan Pengelolaan Kawasan Sabang (BPKS) untuk diteliti lebih lanjut.

Berikut sejarah Pelabuhan Bebas Sabang dari berbagai sumber yakni, tahun 1881 Belanda mendirikan Kolen Station di Teluk Sabang yang terkenal dengan pelabuhan alamnya. Tahun 1896 Sabang dibuka sebagai pelabuhan bebas untuk perdagangan umum dan transit bagi barang-barang hasil pertanian Deli di Sumatera Timur. Kawasan perkebunan di Sumatera Timur meliputi daerah yang sangat luas, mulai dari Langkat, Deli, Serdang, Simalungun, Asahan, dan Batubara. Kawasan tersebut diistilahkan oleh orang Belanda sebagai Cultuurgebied Van Oostkust Van Sumatera (Kawasan Perkebunan Pantai Timur Sumatera). Tahun 1899 Ernest Heldring mengenali potensi Sabang sebagai pelabuhan internasional dan merehab infrastruktur pelabuhan agar layak menjadi pelabuhan bertaraf internasional. Tahun 1903 CJ Karel Van Aalst sebagi direktur NHM yang baru mengatur layanan dwi-mingguan antara pelabuhan Sabang dan negeri Belanda, melibatkan Stoomvart Maatshappij Nederland dan Rotterdamsche Lloyd untuk mengatur suntikan modal penting bagi Sabang. Tahun 1942 Sabang diduduki oleh tentara Jepang dan menjadikannya sebagai basis maritim Angkatan Laut Jepang. Hal ini menyebabkan ditutupnya pelabuhan Sabang sebagai pelabuhan internasional. Tahun 1945 Sabang mendapatkan dua kali serangan dari pasukan sekutu sehingga menghancurkan berbagai infrastruktur. Meskipun Indonesia merdeka pada tahun ini, tapi Sabang masih menjadi wilayah koloni Belanda. Tahun 1950 Belanda mengembalikan Sabang kepada Indonesia dan kemudian dijadikan sebagai Basis Pertahanan Maritim Republik Indonesia. Tahun 1959 Semua Aset Pelabuhan Sabang Maatschappij dibeli oleh Pemerintah Indonesia. Tahun 1963 Sabang kembali ditetapkan sebagai Pelabuhan Bebas dan pelaksanaannya diserahkan kepada Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE). Tahun 1985 Status Sabang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas ditutup oleh Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang nomor 10, tahun 1985. Tahun 1993 Sabang kembali dilirik dan diperhitungkan kembali dengan dibentuknya Kerjasama Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Tahun 2000 Sabang dicanangkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Aktivitas pelabuhan Sabang mulai aktif kembali dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan Sabang. Tahun 2004vAktivitas pelabuhan Sabang sempat terhenti pasca ditetapkannya Aceh sebagai Daerah Darurat Militer. Saat terjadinya gempa dan tsunami di Aceh, Sabang ditetapkan sebagai tempat transit udara dan laut untuk bantuan korban tsunami serta pengiriman material kontruksi oleh Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR). Tahun 2005 Setelah adanya perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM)dan Republik Indonesia (RI) Sabang mulai dijadikan tempat destinasi wisata bagi wisatawan lokal maupun asing.


Lokasi Pelabuhan Sabang Strategis Tentunya posisi pelabuhan Sabang sangat strategis, karena berbatasan langsung dengan tiga negara, yaitu Malaysia, Thailand, dan India. Selain itu posisinya ini berpotensi sebagai sumber maritim yang menjanjikan secara ekonomi dan politik, karena berada pada pertemuan tiga wilayah laut, yaitu Samudera Hindia, Laut Andaman, dan Selat Malaka.

Disamping itu, Sabang merupakan pintu gerbang Selat Malaka dan Episentrum Andaman Custer yang dilintasi oleh 50.000-60.000 kapal setiap tahunnya. Ada kemungkinan kapal-kapal tersebut merapatkan diri untuk berlabuh di pelabuhan Sabang. Mengingat saat terjadinya tsunami tahun 2004 yang lalu menyebabkan pendangkalan di beberapa titik Selat Malaka, sehingga kapal peti kemas berukuran 18.000 TEU tidak dapat lagi merentas Selat Malaka dan harus bongkar muat di pintu masuk selat. Situasi ini tentunya menguntungkan bagi Pelabuhan Sabang karena bisa mengambil peran sebagai pelabuhan penghubung. Bahkan Pelabuhan Sabang berpotensi menjadi pintu keluar masuk barang ekspor Indonesia di bagian barat. Kedalaman pelabuhan Sabang yang mencapai 22 meter juga memungkinkan kapal-kapal besar bersandar. Jauh lebih dalam dibandingkan dengan pelabuhan lainnya seperti Tanjung Priok mempunyai kedalaman 14 meter, Singapura hanya memiliki kedalaman 15 meter, dan Port Klang Malaysia, 16 meter. Jadi, dengan kedalaman yang sangat memadai ini tentu sangat mudahkapal-kapal besar yang bersilewiran di selat malaka untuk merapatkandiri ke pelabuhan Sabang.

Di Kota Sabang juga tersedianya Penginapan yang Berstandar Internasional Untuk mengwujudkan Sabang sebagai Pelabuhan Hubungan Wisata Bahari Internasional tentunya harus didukung oleh infrastruktur yang memadai. Salah satunya penginapan yang berstandar internasional. Sabang saat ini sudah mempunyai fasilitas penginapan yang disesuaikan dengan kearifan lokal daerah tersebut.

Dinas Budaya dan Pariwisata Aceh mendata terdapat penginapan yang sangat cocok untuk wisatawan dengan tujuan honeymoon dan juga wisata keluarga. Bunda Bungalow salah satu tempat penginapan di Iboh Doc.

Disamping itu juga, Pusat Jajanan Kuliner dan Pernak Pernik Khas Indonesia Sangat disayangkan bila ada wisatawan yang datang ke Sabang tidak menikmati wisata kuliner di Sabang. Pasalnya di Sabang ini terdapat pusat jajanan kuliner yang menggoda selera, tepatnya di Taman Wisata Kuliner Sabang. Ditempat ini banyak makanan yang dijajalkan salah satunya yang sangat terkenal yakni sate gurita. Hanya dengan harga Rp15.000 saja satu porsinya kamu bisa menikmati lezatnya sate gurita dari Pulau Barat Sumatera ini. Selain sate gurita juga terdapat jajanan lainnya seperti mie Aceh, mie jalak, mie pingsun, mie sedap, dan juga ada rujak Aceh.

Tidak hanya makanan, tapi di Sabang juga ada yang menjual pernak-pernik khas Indonesia, dari mulai batik, topeng jawa, kerajinan dari kerang, baju Bali, bahkan kerajinan dari barang-barang bekas juga dijual di sini.

Di kota Sabang terdapat lima pulau besar dan kecil yang memiliki pantai indah dan eksotik. Pusat kotanya terdapat di Pulau Weh dan merupakan pulau terbesar di Sabang yaitu 121 Km2. Selain itu juga terdapat pulau lainnya yaitu, Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo. Diantara pulau-pulau tersebut hanya Pulau Weh yang ditempati penduduk sebanyak 31.355 jiwa. Pulau lainnya hanya dikunjungi sebagi tempat menikmati keindahan pantai bagi wisatawan.

Terdapat beberapa pantai yang menjadi destinasi wisata bahari di Pulau Weh yaitu Pantai Sumur Tiga, Pantai Anoi Itam, Pantai Iboh, dan Pantai Gapang. Keindahan pantai ini sungguh memesona dan membuat setiap pengunjung yang datang betah berlama-lama di sini.

Lalu Kota Sabang mempunyai Taman Laut yang Indah Pesona keindahan bawah laut yang terkenal di Sabang ialah Pulau Rubiah. Tempat ini bagaikan surga bagi pecinta alam bawah laut dan taman bagi para penyelam.

Juga ada berbagai macam spesies ikan tropis seperti angel fish, gigantic clams, school of parrot fish, lion fish, dan sebagainya berenang ke sana kemari dengan penyelam. Tidak ada rasa takut sedikit pun bagi ikan-ikan tersebut, mereka menyambut gembira para penyelam yang sedang menikmati pesona bawah laut. Selain itu juga terdapat berbagai jenis terumbu karang yang sangat indah. Kamu tidak perlu khawatir, karena terdapat banyak spot penyelam yang aman digunakan bagi para pemula. Bagi yang tidak bisa menyelam, kamu bisa melakukan snorkeling untuk melihat keindahan alam bawah laut di pulau ini.

Dilaksanakannya Sail Sabang 2017 merupakan tahun terpenting untuk menjadikan Sabang sebagai Pelabuhan Hub Wisata Bahari Internasional. Pasalnya akan diadakan event besar yang melibatkan empat kementrian, yaitu Kementrian Pariwisata, Kementrian Perhubungan, serta Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang dinaungi langsung oleh Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman. Momentum ini merupakan cikal bakal terwujudnya kembali Sabang sebagai pelabuhan Internasional, tapi sekarang lebih difokuskan kepada wisata baharinya.

Kegiatan Sail Sabang 2017 ini merupakan kali kesembilan dari Sail Indonesia. Sebuah kesempatan besar bagi Sabang untuk menangkap peluang dari perhelatan besar berskala internasional.

Adapun kegiatannya akan dipusatkan di Teluk Sabang, tepatnya di Terminal CT 3 BPKS Sabang. akan ada berbagai atraksi budaya akan dipertunjukkan, salah satunya tarian Kolosal Laksamana Malahayati, seorang Laksamana perempuan Aceh yang mempunyai ribuan pasukan perang perempuan yang disebut Inong Bale selain itu juga diadakan di Sabang Fair, Gapang Resort, dan Tugu Km Nol serta edatangan KRI Bima Suci dan KRI Dewa Ruci dari Sponyol akan menampilkan toll ship parade dan mengundang Tall Ship negara-negara yang dilewati India, Malaysia, Thailand, dan Singapura. Kemudian diikuti Kapal Pemuda Nusantara, kapal riset Baruna Jaya IV dan Baruna Jaya VIII, serta konvoi 100 kapal yacht peserta Sail Sabang 2017 dari Langkawi, Phuket, Singapura, Australia, Eropa, dan parade kapal nelayan tradisional. Sungguh pemandangan ini sangat menakjubkan, pelabuhan Sabang akan sangat ramai dan aktivitas pelayaran di selat malaka akan sangat sibuk nantinya.

Oleh karena itu, beberapa alasan inilah yang menjadikan Sabang sebagai Pelabuhan Hubungan Wisata Bahari Internasional seperti halnya dulu Pelabuhan Sabang pernah berjaya.
(mi/knt)