Prabowo Katakan Lemah, Kekuatan TNI Urutan Pertama untuk Level Asia Tenggara -->

Breaking news

Live
Loading...

Prabowo Katakan Lemah, Kekuatan TNI Urutan Pertama untuk Level Asia Tenggara

Monday 1 April 2019


Jakarta, (MI)- Banyak di perbincangan hasil debat putaran ke 4 tadi malam, diantaranya terkait ungkapan paslon capres 02 Prabowo termasuk Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris mempertanyakan pernyataan capres paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut pertahanan Indonesia rapuh, (31/03).

Charles menuturkan data indeks kekuatan militer yang dirilis Global Firepower (GFP) 2019, kekuatan TNI justru berada di urutan pertama untuk level Asia Tenggara, dan urutan ke-15 untuk dunia.

"Jadi kalau Prabowo marah-marah ke penonton karena mereka dianggap menertawakan pertahanan negara yang rapuh, jangan-jangan penonton sebenarnya sedang menertawakan kesalahan data Prabowo. Penonton menertawai Prabowo karena meski yang bersangkutan mantan militer, ternyata tidak mengetahui dengan benar kekuataan TNI saat ini," kata Charles.

Menurut dia, tidak salah jika Jokowi mengatakan ‘Pak Prabowo tidak percaya pada TNI kita'. "Prabowo yang mantan TNI justru tidak percaya TNI kuat, karena dia mendapatkan data yang salah," ujar Charles.

Dari debat capres dilansir jpnn, Sabtu (30/3) malam, Charles memprediksi publik sudah menangkap bahwa Jokowi yang sipil ternyata jauh lebih komprehensif dalam memahami pertahanan negara ketimbang Prabowo.

"Prabowo masih fokus di pertahanan konvensional, bahkan soal teknologi yang bersangkutan merasa tidak masalah jika harus tetap memakai teknologi lama. Sebaliknya, Jokowi sudah bisa memetakan ancaman ke depan seperti perang siber (cyber warfare), sehingga beliau fokus membangun pertahanan siber negara," ujar Charles.

"Pernyataan Prabowo bahwa anggaran pertahanan negara masih terlalu kecil, juga telah mengabaikan fakta bahwa alokasi APBN untuk pertahanan negara di era Presiden Jokowi telah jauh meningkat siginifikan. Pada APBN 2019, anggaran pertahanan Rp108,4 triliun atau naik hampir 80 persen dari era Presiden SBY yakni Rp86,2 T pada APBN 2014," pungkas Charles.
[dsyid/jppn]