Pendamping PKH, Dusun Makam dan Gontoran Desa Jelantik Terindikasi Pungli -->

Breaking news

Live
Loading...

Pendamping PKH, Dusun Makam dan Gontoran Desa Jelantik Terindikasi Pungli

Friday 11 October 2019

Warga penerima dana PKH, tidak mencairkan dana PKH yang diperolehnya sendiri. Akan tetapi oleh pendamping PKH (LR) semua kartu ATM dan Butab dikumpulkan oleh inisial LT untuk kemudian diserahkan ke LR sebagai pendamping untuk dicairkan. 

LOMBOK TENGAH, (MI) – Lagi-lagi dana bantuan pemerintah untuk masyarakat miskin dipermainkan oleh oknum petugas pendamping PKH l. Adanya beberapa program bantuan keuangan untuk masyarakat miskin yang di salurkan melalui pemerintahan desa, menyebabkan peluang pungli bagi oknum yang tidak memiliki hati nurani, (10/10/2019).

Program Keluarga Harapan (PKH) yang diyakini oleh pemerintah akan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyatnya pun menjadi trending topic yang menyedot perhatian masyarakat.  

Kalau pada berita sebelumnya korban pendamping PKH ini adalah Dusun Aik Ampat desa jelantik  Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, saat ini korbannya adalah masyarakat miskin penerima dana PKH Dusun Makam dan Gontoran Desa Jelantik Kecamatan Jonggat Lombok Tengah. Modus yang sama dilakukan oleh pendamping PKH berinisial LR.

Warga penerima dana PKH, tidak mencairkan dana PKH yang diperolehnya sendiri. Akan tetapi oleh pendamping PKH (LR) semua kartu ATM dan Butab dikumpulkan oleh inisial LT untuk kemudian diserahkan ke LR sebagai pendamping untuk dicairkan. 

Setelah dana dicairkan oleh pendamping PKH, uang kemudian di masukan ke amplop kemudian dibagikan kepada masyarakat penerima PKH. “isi amplop berpariasi, ada yang 300 ribu, 400 ribu pokoknya berpariasi dah pak, Kita tidak tahu berapa jumlah dana yang sebenarnya kita terima, biar Allah saja yang balas”, jelas beberapa orang warga ketika awak media ini turun investigasi. 

Lebih lanjut ketika ditanya mengenai kartu ATM nya setelah dana cair, masyarakat mengatakan kembali harus dikumpulkan oleh LT atau pendamping PKH (LR).

Kalau tidak dikumpulkan nama kita akan dicoret. Selanjutnya LR yang coba ditemui awak media ini tidak ditemukan di rumahnya. Informasi dari LT yang merupakan tetangga LR, menyatakan bahwa LR baru saja keluar menggunakan mobil CRV padahal mobilnya ada di rumah.


Praktek pungli ini sesungguhnya telah lama dilakukan oleh pendamping PKH ini, tetapi oleh pihak koordinator di kabupaten dibiarkan, karena 3 bulan yang lalu awak media telah menyampaikan temuan ini tetapi rupanya hal ini tidak digubris sehingga kejadian ini terus berlanjut, bahkan makin berani sehingga membuat masyarakat penerima PKH makin meradang.

Ketika awak media mencoba konfirmasi melalui sambungan nomor handphone koordinator kabupaten, baik koordinator kabupaten 1 maupun koordinator kabupaten 2 nomor handphone nya tidak aktif. (Kam)