Ketahui, 4 ciri orang yang dimudahkan masuk Surga -->

Breaking news

Live
Loading...

Ketahui, 4 ciri orang yang dimudahkan masuk Surga

Wednesday 2 June 2021

Dok. ilustrasi memaafkan


Jakarta - Menuju surganya Allah SWT banyak cara yang bisa dilakukan. Kuncinya, bagaimana agar Allah SWT mencurahkan rahmatnya. Orang yang mendapatkan rahmat dari Allah SWT biasanya memiliki ciri tersendiri.


Berikut ini, keterangan yang redaksi rilis dilansir dari sahabat umma. Siapa sajakah mereka dan apa saja ciri-cirinya? Allah SWT berfirman, "Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh dari mereka. Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat.” (QS Qaf ayat 31- 33).


"Ciri pertama dari ayat di atas adalah orang yang masuk kategori, 'awwab'. Orang yang kembali kepada Allah," kata Ustaz Eka, belum lama ini.


Ibnu Qayyim menjelaskan mereka adalah orang yang kembali dari kemaksiatannya, para pentaubat. Mereka yang ingin sekali kembali dan tidak mau lagi terjebak dalam dunia nista.


Yang kedua, 'haafiz'. Orang-orang yang menjaga aturan Allah. Para ahli tafsir berpendapat pula bahwa mereka adalah orang yang menjaga nikmat yang diberikan dan menunaikan hak Allah.


"Ketiga, 'khasyiar rahman'. Orang yang takut Allah. Orang yang peka bahwa dalam kesendiriannya, tetap merasa diawasi. Orang yang makin cinta Allah, pasti makin takut ia makin dijauhi Allah," tambahnya.


Ciri yang keempat menurut Ustaz Eka adalah 'ja a biqalbin saliim'. Yaitu orang- orang yang hatinya selamat. Selamat dari kemusyrikan, selamat dari semua penyakit hati, ujib, iri, dengki, sombong, merasa suci, meremehkan orang lain, merasa paling benar, tamak, dan lain sebagainya.


Dalam pemaknaan lain, para mufassir mengatakan bahwa mereka yang 'qalbun salim' itu adalah orang yang kembali kepada ketaatan dengan pertaubatan yang sesungguhnya. (*)