17 Juli 2006 Pangandaran dilanda tsunami, semangat Bangkit dari keterpurukan -->

Breaking news

Live
Loading...

17 Juli 2006 Pangandaran dilanda tsunami, semangat Bangkit dari keterpurukan

Saturday 17 July 2021

Pantai Pangandaran (Dok. istimewa)


Bupati: Ada satu hikmah yang bisa dipetik dari kejadian itu, terutama semangat untuk bangkit dari keterpurukan akibat musibah.


Pangandaran - Hari ini Sabtu 17 Juli 2021, tepat 15 tahun silam, Pangandaran dilanda bencana tsunami. Pada Senin 17 Juli 2006, tanah pesisir selatan Jawa Barat ini luluh lantak disapu ganasnya gelombang tsunami, yang sebelumnya di diguncang gempa berkekuatan 7,7 skala richter.


Berdasarkan catatan data WHO, akibat bencana itu ada 668 korban jiwa dan 65 orang dinyatakan hilang. Sementara kerusakan infrastruktur yang ditimbulkan menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah.


Semua kegiatan manusia yang berada di dekat pantai, entah itu pariwisata, perikanan, Investasi dan lainnya semua hancur. Butuh waktu berbulan-bulan untuk proses pemulihan dampak bencana itu.


Bagi sebagian masyarakat Pangandaran, membahas tsunami 15 tahun lalu ibarat mengorek kembali luka lama. Banyak warga Pangandaran yang enggan membahas, bahkan sekadar membayangkan pun mereka tak mau.


Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan ada satu hikmah yang bisa dipetik dari kejadian itu, terutama semangat untuk bangkit dari keterpurukan akibat musibah. "15 tahun lalu kita dilanda musibah besar, ratusan saudara-saudara kita menjadi korban, ekonomi hancur, pariwisata hancur, semua hancur. Tapi ternyata kita bisa bangkit, kita bisa keluar dari kesedihan dan keterpurukan. Pangandaran kini sudah semakin maju," kata Jeje, Sabtu (17/7/2021).


Semangat untuk bangkit, kekompakan dan kebersamaan untuk bersama-sama keluar dari keterpurukan itu menurut Jeje relevan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini. "Jadi kalau 15 tahun lalu kita bisa bangkit dari musibah tsunami, maka seharusnya sekarang pun kita bisa bangkit keluar dari musibah pandemi COVID-19 ini," kata Jeje.


Dia mengajak semua masyarakat untuk kompak melawan pandemi COVID-19 dengan mendukung upaya-upaya yang dilakukan pemerintah. Kendati bencana alam dan non alam adalah situasi yang berbeda, namun prinsip penanggulangannya memiliki kesamaan.


"Tsunami dan pandemi memang beda, tapi prinsipnya sama-sama bencana. Yang kita butuhkan sekarang adalah kebersamaan, kekompakan untuk sama-sama berjuang keluar dari kondisi sulit ini," kata Jeje.


Sementara itu, terkait kesiapsiagaan bencana, Pemkab Pangandaran saat ini sudah melakukan langkah-langkah mitigasi bencana. Di antaranya setiap tanggal 26 di setiap bulan digelar apel kesiapsiagaan. Pada hari itu juga dilakukan pengetesan sistem peringatan dini tsunami atau early warning system.


"Setiap tanggal 26 kita lakukan simulasi bencana, agar masyarakat kita selalu siap siaga. Minimal mereka tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana," ujar Jeje. (*)