Diduga usai di Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua, Ahmad Solihin alami kelumpuhan -->

Breaking news

Live
Loading...

Diduga usai di Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua, Ahmad Solihin alami kelumpuhan

Tuesday 24 August 2021

Dok. istimewa


Sehari setelah divaksin, dia mulai merasakan pusing dan mual.


Cianjur - Ahmad Solihin (37) hanya bisa terbaring lemah di atas kasurnya. Warga Kampung Citapen Desa Sukaratu Kecamatan Bojongpicung Kabupaten Cianjur Jawa Barat ini alami kelumpuhan dan stroke pasca vaksinasi dosis kedua COVID-19.


Pegawai toko kelontong di Pasar Ciranjang ini mengaku mengikuti vaksin lantaran diperintahkan bosnya. Ayah dari dua anak ini pun divaksinasi di Puskesmas Bojongpicung.


Menurut Ahmad, usai vaksinasi pertama tidak ada gejala apapun. Dirinya hanya merasakan pegal di bagian tangan yang divaksin.


"Vaksin dosis pertama di akhir Juni. Tidak ada gejala apapun, hanya pegal tangan," ucap dia saat ditemui di rumahnya, Senin (23/8/2021).


Pada tanggal 8 Juli 2021, Ahmad kembali datang ke puskesmas untuk menjalani vaksinasi dosis kedua. Namun sehari setelah divaksin, dia mulai merasakan pusing dan mual.


"Saat itu saya muntah-muntah, bahkan saya hampir pingsan karena tidak kuat pusingnya," ungkap dia.


Tidak hanya itu, ruam atau bintik merah layaknya alergi pun muncul di sekujur tubuhnya. Bahkan hingga bagian kepala. Ahmad pun dibawa ke puskesmas untuk menjalani perawatan.


"Di puskesmas hanya dicek, kemudian ditangani dan diberi obat. Setelah itu istirahat lagi di rumah," kata dia.


Namun hari ketiga pasca vaksin, kaki bagian kanan Ahmad tiba-tiba tak bisa digerakan. Dia kaget dan mengira jika dirinya mengalami kelumpuhan. Ia pun kembali ke puskesmas dan selanjutnya di rujuk ke rumah sakit.


Ahmad mengatakan dari hasil diagnosa dokter, dirinya mengalami stroke ringan.


"Katanya stroke ringan, ada penyumbatan aliran darah. Tapi tidak tahu apakah ini efek vaksin atau kenapa. Tidak dijelaskan. Dan saya sendiri tidak punya riwayat penyakit itu. Makanya bingung. Yang jelas sakit begini setelah divaksin dosis kedua," tuturnya.


Lima hari menjalani perawatan di RSUD, Ahmad diperbolehkan pulang dan menjalani perawatan di rumah. Tetapi sudah sebulan lebih, kondisinya belum membaik. Dirinya tetap tidak bisa berjalan lantaran kaki kanannya tak bisa digerakan.


"Masih begini saja, berbaring. Mau jalan susah harus di pegangin sama anggota keluarga. Aktivitas serba di kasur," kata dia.


Bahkan tak hanya lumpuh di bagian kaki, kini muncul benjolan sebesar bola kasti di bagian kanan ketiaknya. Akibatnya lengannya juga tak leluasa bergerak.


"Setelah dirawat, muncul benjolan. Awalnya kecil tapi lama-kelamaan membesar. Kalau kambuh, sakit dan meriang. Kalau tersentuh juga sakit," jelasnya.


Selama sakit, dia mengaku tidak punya penghasilan sepeserpun. Sebab dengan kondisinya saat ini, dia tak bisa bekerja lagi.


Untuk kebutuhan sehari-hari, Ahmad hanya mengandalkan pemberian teman, tetangga, dan keluarganya.


"Kadang bos tempat kerja datang memberikan uang untuk sehari-hari. Sering nya dari kakak saya. Soalnya sudah tidak bisa kerja. Bantuan dari pemerintah juga tidak ada," ucap dia.


Ahmad mengaku dirinya saat ini hanya ingin kembali sembuh agar bisa bekerja lagi. "Saya ingin sembuh, Anak-anak masih kecil. Butuh dibiayai," ungkap dia.


Bupati Cianjur Herman Suherman, mengaku sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk mengecek kondisi warga yang mengalami sakit pasca vaksinasi.


"Saya perintahkan dinkes dan dinas terkait untuk mengecek kondisinya saat ini," tuturnya.


Di sisi lain, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Gugus Tugas COVID-19 Cianjur Yusman Faisal, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah warga tersebut mengalami KIPI atau bukan.


"Sudah pernah dicek, dan dilaporkan ke Komnas KIPI. Untuk pastinya apakah itu KIPI atau bukan masih menunggu hasil," kata dia. (rs/dn)