Memasuki Dimensi Spiritual Agar Tak Tersesat Di Jalan Terang -->

Breaking news

Live
Loading...

Memasuki Dimensi Spiritual Agar Tak Tersesat Di Jalan Terang

Friday 10 September 2021

Dok. ilustrasi (ist)

Jacob Ereste :


Banten - Rachmatan lil alamin itu dalam konsepsi Islam itu sangat luas cakupannya. Karena dapat menjadi pegangan bagi semua orang -- tidak hanya sebatas orang Islam  -- karena makna terdalam dari rachmatan lil alamin yang dimaksud oleh Allah SWT dapat dipahami untuk keselamatan dan kebahagiaan yang meliputi seluruh umat dan jagat raya serta semua yang ada di planet manapun sebagai karya Ciptaan-Nya.

  

Uniknya bagi pemeluk Islam yang taat dan disiplin adalah kebiasaan setiap kali hendak memulai suatu pekerjaan apapun -- termasuk makan dan buang hajat -- akan melafaskan dalam hati -- bismilah -- terlebih dahulu sebagai kata pembuka untuk berkegiatan Jadi, atas nama Allah Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang itu, maka orang yang melafaskannya dapat berharap keselamatan dan kebahagiaan atas apa saja aktivitas yang dilakukan.


Lalu dalam Surat Alfatihah disebut juga Ihdinas Siraatal Mustaqiim. Bagian dari surat alfatihah ini pun diyakini oleh setiap orang guna minta petunjuk menuju jalan yang lurus. Dan permohonan ini -- sebagai do'a --  siraatal laziina an'amta 'alaihim, ghayril maghduubi 'alaihim wa lad daaalliin -- (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Artinya, sungguh memberi kekuatan moral dan sugesti mental bagi siapa saja yang melafaskannya untuk mendapat kekuatan dan ketabahan dalam menghapi ragam masalah duniawi.


Cara mengawali aktivitas maupun semua pekerjaan dengan membaca ayat-ayat Illahi rabbi ini dapat menjadi langkah awal menekuni laku spiritual untuk mendekat kepada Sang Maha Pencipta. Yaitu Allah Yang Maha Kuasa Esa seperti yang disebut dalam falsafah bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Bahkan lebih tandas lagi termaktub dalam priambule  UUD 1945 sebagai sumber dari segala sumber hukum negara kita dengan menyebut Allah Yang Maha Kuasa. Kiranya, bila mau memulai meletakkan dasar pemikiran guna mengamalkan nilai-nikai spiritual -- agar tidak sesat --  dapat dimulai dengan cara yang paling sederhana seperti tersebut diatas. Tak perlu yang rumit-rumit dan njlimet.


Jadi landasan dari nilai-nilai spiritual itu bisa dilakukan dengan cara mengimplementasikan ajaran serta tuntunan agama langit yang telah mewariskan kitab suci seperti yang menjadi pedoman kita sekarang. Tapi masalahnya, nilai keagaman yang terdapat di dalam kitab suci itu acap tidak diamalkan sebagaimana yang menjadi titik tolak GMRI untuk mengajak semua pihak membangun  gerakan kesadaran spiritual bersama bangsa Indonesia agar dapat menghadapi tantang jaman yang semakin  rumit, pelik serta berat. Sebab dasar dari nilai-nilai spiritual yang dapat dipetik dari petunjuk dan peringatan dalam ajaran serta tuntunan agama ini jelas memiliki garansi kebenaran yang tak pongah pada kemampuan intelektual yang acap kali cuma mengandalkan akal pikiran, tanpa budi pekerti yang harus ikut serta menentukan sikap dan perbuatan yang hendak dilakukan kemudian.


Dasar pijak dalam pengamalan dari ajaran, tuntunan serta larangan dalam agama bisa menjadi pegangan dalam memasuki dimensi spiritual agar tak tersesat di jalan terang. (rs/*)