Wisata spiritual, gerbang alam gaib Gunung Lawu -->

Breaking news

Live
Loading...

Wisata spiritual, gerbang alam gaib Gunung Lawu

Thursday 14 October 2021

Kekuatan gaib dirasakan di tengah Sungai Tempur atau Sungai Tempuk. Di lokasi pertemuan dua sungai yakni Sungai Ketonggo dan Cangmalang pengunjung merasakan energi positif, (dok.istimewsa)


Ngawi - Alas Ketonggo Ngawi seolah tak bisa dipisahkan dengan Gunung Lawu. Bahkan, hutan itu dipercaya sebagai gerbang alam gaib Gunung Lawu.


"Palereman Alas Ketonggo Srigati Ngawi yang rame pengunjung dikenal sebagai wisata spiritual pintu gerbang menuju alam gaib Gunung Lawu. Yakni merupakan petilasan tempat istirahat Raja Prabu Brawijaya V, sebelum bertapa dan hilang di puncak Gunung Lawu. Begitulah konon di sini itu pintu gerbang dari alam gaib menuju puncak Gunung Lawu. Sebelum pandemi utamanya Bulan Suro rame pengunjung," ujar salah satu juru kunci Alas Ketonggo, Suyitno saat dikonfirmasi, Kamis (14/10/2021).


Alas Ketonggo berada di Desa Babadan, Kecamatan Paron. Menurut Suyitno, ini merupakan sembilan dari 32 titik lokasi spiritual petilasan Prabu Brawijaya V, di Gunung Lawu wilayah Ngawi. Alas Ketonggo dipercaya sebagai lokasi yang mengandung kekuatan gaib paling besar.


"Yang paling dipercaya sangat kuat kekuatan gaibnya di Alas Ketonggo ini, sehingga banyak yang berkunjung. Mereka tetap berdoa sesuai keyakinan agama. Kalau Islam ya berdoa menurut Islam. Dari sembilan titik lokasi ritual di sini, yang pertama biasanya di Palenggahan Agung Srigati," kata Suyitno.


Suyitno juga bercerita soal hal aneh yang sering terjadi. Saat malam hari, Palereman Alas Ketonggo Srigati yang ada di tengah hutan hanya mengandalkan penerangan lampu terbatas. Namun dari kejauhan tampak cahaya sangat terang. Terutama saat Bulan Suro.


"Di sini lampunya terbatas, kalau malam hari tidak seberapa terang. Namun sangat tampak terang dari kejauhan saat malam hari," ungkapnya.


Dijelaskan juga oleh Suyitno, pernah ada salah satu pengunjung yang melakukan ritual, lalu melukis sosok ular naga dan putri cantik. Sosok ular naga besar dan putri cantik itu tidak semua orang bisa melihatnya.


"Pernah pengunjung melakukan ritual dan melihat sosok ular besar dan putri cantik. Pengunjung itu melukisnya," ucap Suyitno.


Pada hari-hari tertentu di Bulan Suro, Pesanggrahan Srigati banyak dikunjungi peziarah untuk melakukan ritual. Tanggal 14-15 Suro dilakukan upacara tahunan yang disebut Ganti Langse.


"Setiap tahun Bulan Suro ada upacara Ganti Langse. Kita bersihkan lokasi Pesanggrahan dan mengganti kain mori putih yang digunakan untuk kelambunya," terangnya.


Kekuatan gaib di Alas Ketonggo Ngawi juga dirasakan Suyono, pengunjung asal Geneng, Ngawi. Kekuatan gaib dirasakan di tengah Sungai Tempur atau Sungai Tempuk. Di lokasi pertemuan dua sungai yakni Sungai Ketonggo dan Cangmalang pengunjung merasakan energi positif.


"Betul di tengah sungai itu sangat luar biasa kita rasakan saat berendam sambil berdoa. Kita berdoa untuk semua leluhur yang pernah singgah di sini secara Islam. Tentu tetap kita juga meminta agar diberikan kesehatan selalu," ungkap Suyono.


Suyono mengatakan, dirinya sering mandi saat pulang kampung dari bekerja di Surabaya. "Saya setiap pulang sering mandi di sungai ini. Kekuatannya sangat luar biasa capek-capek hilang setelah mandi. Ini saya punya benjolan di bawah kiri ini hilang setelah mandi di sini. Lokasi ini dipercaya petilasan Prabu Brawijaya yang menuju puncak Gunung Lawu," ujarnya.


Tampak pengunjung menanggalkan pakaian mereka di atas bebatuan pinggir Sungai Tempuk. Di ruang berukuran sekitar satu kali dua meter tampak bekas dupa dan sesajen yang ditaruh dalam takir terbuat dari daun pisang.


Sesajen itu terdiri dari bunga mawar, kemiri, telur ayam, gerih atau ikan asin, ikan teri, enjet, daun dadap serep, gula merah, kelapa diiris. Kemudian ada pula biji pinang, suruh dan gambir. (rs/ana)