8 Finalis Lomba Batik PAN -->

Breaking news

Live
Loading...

8 Finalis Lomba Batik PAN

Thursday 22 October 2015



8 Finalis Lomba Batik PAN


Jakarta, Media Investigasi
       Dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke 17, Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar kontes batik untuk dipilih menjadi seragam resmi seluruh pengurus dan anggota partai. Ketua panitia kontes batik Wulandari Ramadhany mengatakan, lomba desain batik PAN diselenggara sejak Agustus lalu, yang dimulai dengan tahap sosialiasi lomba di Cirebon, Pekalongan, dan Solo yang menjadi sentra batik tradisional Indonesia.
         "Jumlah peserta 118 orang,  dan yang masuk final ada delapan finalis," ujar Ayu Dyah Pasha salah satu dewan juri saat ditemui Batik Lounge, Hotel Grand Kemang Jakarta Selatan baru-baru ini.
       Untuk sukses terselenggara, panitia sengaja menggandeng Ketua Ikatan Pecinta Batik Nusantara Ayu Dyah Pasha, Dewan Pembina Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia Musa Widyamodjo, dan Yayasan Batik Indonesia Ine Hakim sebagai juri dari eksternal. Adapun satu juri dari internal, yaitu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
      "Delapan finalis melibatkan pengrajin batik dari masyarakat umum ," jelas Whulandari Rhamadany yang juga wakil sekjen PAN tersebut.
       Sementara Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menjelaskan, kontes batik digelar partainya sebagai bentuk kepedulian PAN untuk memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bidang batik tulis. Tentu saja desain batik harus berwarna biru karena akan digunakan sebagai seragam resmi seluruh pengurus, kader, dan simpatisan PAN yang jumlahnya mencapai 9 juta lebih kalau mengacu Pemilu 2014.
         "Disain hasil lomba batik ini nantinya akan dipakai oleh kader PAN. Cara ordernya harus ke pembatik tradisional, tak boleh pakai mesin, agar industri kita hidup, agar pengrajin batik tak kalah dengan mesin," kata Ketua MPR tersebut.
      Menurut Zulkifli, batik sudah diakui sebagai warisan dunia menurut badan PBB yang menangani masalah pedidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yaitu Unesco. Kalau masyarakat sendiri tidak menunjukkan kepedulian terhadap batik, hal itu dinilainya sungguh ironis. 
        Karena itu, PAN tergerak untuk ikut menjaga batik tradisional di tengah gempuran batik cetak yang terbuat dari mesin.
       "Tujuannya ini ingin melestarikan batik yang khas. Pembatik itu kita bantu nanti. Kalau kader Sumatra nanti beli batik Sumatra, kader di Jawa bisa beli batik Jawa. Banyak modelnya, ini untuk menghidupkan pengrajin batik yang berdampak pada pelaku industri dan masyarakat sekitarnya." tandas Zulkifli. (Tebe)