Bea Cukai Tambah Dua Kapal Patroli Besar ‎ -->

Breaking news

Live
Loading...

Bea Cukai Tambah Dua Kapal Patroli Besar ‎

Sunday 25 October 2015

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro saat meninjau ruang nahkoda ‎kapal FPB BC 60002.



Bea Cukai Tambah Dua Kapal Patroli Besar
Surabaya, Media Investigasi
Tekan Penyelundupan
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berupaya menekan penyelundupan di laut lepas dengan membangun kapal patroli raksasa. Salah satunya, membangun 2 unit Kapal FPB (fast patrol boat) 60 Meter yang dibangun di PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya, sebagai kapal terbesar pertama yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.‎
Kapal ini tergolong raksasa lantaran memiliki panjang 60 meter, lebar 8.50 meter, tinggi geladak utama 4.80 meter, patrol speed 12-16 knot dan mampu melaju dengan kecepatan maksimal 25 knot. 
Dirjen Bea dan Cukai, Heru Pambudi mengatakan kapal ini sebagai salah satu fungsi pengamanan yang diamanatkan Pemerintah. 
“Ke depan semakin yakin dalam mengemban tugas yang dibebankan kepada kami,” kata Heru dalam sambutannya acara Delivery Ceremony & Commander Trial Kapal FPB 60 M di Dermaga Navigasi Tanjung Perak, Jumat (23/10/2015).
Heru menjelaskan, pemerintah membangun 2 unit kapal FPB (BC 60001 dan BC 60002) secara bersamaan. Keduanya dioperasikan di dua tempat berbeda, yakni di Pelabuhan Donggala, Pantoloan dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun. 
“Sektor Tanjung Balai Karimun merupakan titik rawan penyelundupan di kawasan Selat Malaka. Kerawan kedua, Selat Karimata, Bitung hingga Papua,” paparnya. 
Kedua kapal tersebut dibangun dengan biaya sebesar Rp280 miliar dicomot dari APBN tahun anggaran 2014-2015. Heru mengakui masih butuh beberapa kapal lagi untuk menghubungkan sejumlah titik yang belum terjangkau.
“Hingga akhir tahun ini total seluruh kapal mencapai 189 unit,” katanya.
Semangat dibangunnya kapal ini diantaranya menekan angka penyelundupan  di jalur-jalur rawan. Karena itu, kedua kapal tersebut dilengkapi water canon dan heli pad. Pasalnya, petugas patroli kerap mendapat ancaman dari pelaku penyelundupan dengan melempar bom molotov. 
“Seperti Selat Malaka dan Selat Karimata. Jadi, kita membangun kapal dalam kapasitas besar,” urainya.
Dikesempatan sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan keberadaan kapal ini tanggung jawab dan harapan semakin besar. 
“Operasi ke depan tangkapan lebih besar dibanding sebelumnya. Pak Dirjen mengeluhkan banyak perlawanan, kita harapkan dengan kapal ini Bea Cukai mampu menjaga potensi dalam negeri,” tegas Bambang. (Icsan Bakhtyar)