MUHAMMAD PUTERA FERYADI; DIKUKUHKAN JADI JENATEKE KE XVII -->

Breaking news

Live
Loading...

MUHAMMAD PUTERA FERYADI; DIKUKUHKAN JADI JENATEKE KE XVII

Tuesday 20 September 2016

 Muhammad Putera Ferryandi 

BIMA, MEDIA INVESTIGASI- Muhammad Putera Ferryandi adalah akan pertama dari pasangan mantan Sultan Bima sekaligus mantan Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain ST (Almarhum) dengan Bupati Bima sekarang, Hj. Indah Dhamayanti Putri. Pria muda belia (lajang) yang dikenal supel, komunikatif dan ramah yang akrab disapa Dae Yandi (Muhammad Putera Feryandi) ini, kini meneruskan gelar seperti yang yang melekat dalam diri ayahnya, sebagai Jenateke ke XVII.

Dae Yandi dikukuhkan sebagai Jenateke (Putera Mahkota) ke XVII di Museum ASI Mbojo, pada Minggu (18/9/2016) oleh Ruma Bumi Pertiga yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Adat Sara Dana Mbojo, Hj. Maryam Rahmat Muhammad Salahuddin SH. Penobatan Dae Yandi sebagai Jenateke ke XVII, disaksikan oleh ribuan mata baik dari Kota Bima maupun Kabupaten Bima, Raja-Raja se Nusantara pun ikut menjadi saksi nyata atas pengukuhan Dae Yandi sebagai Jenateke tersebut.


Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, Wakil Walikota Bima H. A.Rahman H. Abidin, Ketua DPRD Kota Bima Ferri Sofyan SH, Ketua DPRD Kota Bima Murni Suciyanti, mantan Gubernur NTB H. Harun Al-Rasyid, MANTAN Ketua MK. Prof. Hamda Zoelva SH, MH mantan Sekda NTB HM. Nur SH, mantan Komantan Korem (Danrem) Wirabhakti IX NTB Kolonel Czi. Lalu Rudi Irham Srigede, kapolres Bima Kota, Kapolres Bima Kabupaten dan Dandim 1608 Bima dan sejumlah Tokoh penting lainnya termasuk Tokoh adat, juga ikut menyaksikan acara sakral tersebut.

Liputan langsung awak media baik cetak maupun elektronik pada moment tersebut melaporkan, proses pengukuhan Dae Yandi sebagai Jenateke ke XVII, diawal oleh sejumlah peristiwa menarik. Diantaranya, jalan kaki yang dikawal ketat oleh penunggang kuda Sara’u yang juga dikawal ketat oleh pasukan berkuda dengan senjata khas Bima mulai dari Lingkungan Sarata-kota Bima hingga ke pintu gerbang Museum ASI Mbojo.

Memasuki Museum ASI Mbojo, Dae Yandi langsung diantar ke tikar yang telah disediakan untuk tempat pelantikan dan kemudian langsung duduk bersilah dalam pengawalan lima orang keturunan Ncuhi Bima.

Setelah mengikuti sejumlah proses dengan penuh hikmad, akhirnya Dae Yandi langsung dilantik oleh Hj. Siti Maryam Rahmat Muhammad Salahuddin SH sebagai Jenateke ke VXII. Saat itu pula, Maryam mengenakan topi kebesaran serta mengenakan keris pusaka Bima kebesaran Jenateke ke VXII tersebut.

Masih dalam liputan awak media, sebelum dilantik tepatnya menuju tikar yang telah disediakan itu, Dae Yandi disambut dengan tarian khas Bima yang diperankan oleh salah satu Sanggar Tari Terkemuka di Bima pula. Para undangan terrmasuk Raja-Raja se Nusantara, juga mengikuti peristiwa tersebut dengan penuh hikmad. Hj. Siti Maryam Rahmad Muhammad Salahuddin SH, dalam sambutannya usai melantik Dae Yandi menjelaskan-penobatan Jenateke Bima merupakan proses adat yang berlangsung secara turun-temurun yang dimulai sejak abad ke 15. Dan, peristiwa tersebut merupakan moment paling berharga bagi perjalanan Dana Mbojo dan Kesultanan Bima.

Usai penobatan sebagai Jenateke ke XVII, dae Yandi kemudian kembali ke tempat duduknya, tepatnya di sebelah kiri ibu kandungnya (Hj. Indah Dhamayanti Putri). Adik kandungnya pun (Dae Tama) juga terlihat bercanda erat dengan kakak kandungnya itu (dae Yandi). Dan, usai dinobakan sebagai Jenateke ke VXII, dae Yandi langsung berdiri. Tak hanya itu, Dae Yandi juga menyapa undangan dengan cara melambaikan tangannya. Sambutan yel-yel dari ribuan undangan yang hadirpun terlihat secara nyata.

Tak lama kemudian, maksudnya setela mengikuti rangkaian acara sambutan oleh Ketua Yayasan Raja Sultan Nusantara (Yarasutra) Mahmud Iskandar Baddaruddin dan Hj. Siti Maryam Rahmat Muhammad Salahuddin SH, acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan cendera mata oleh seluruh Raja se Nusantara kepada Dae Yandi.
Cendera mata tersebut, yakni berupa keris pusaka dan berbagai jenis cendera mata lainnya. Acara kemudian dilanjutkan dengan foto bersama antara Dae Yandi dengan tamu undangan serta seluruh Raja se Nusantara.

Sementara itu, Ibu kandung Dae Yandi juga Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri terlihat mengikuti dengan hikmat seluruh rangkaian proses pengukuhan Puteranya itu sebagai Jenateke ke VXII. Sesekali, senyum dan rasa harunya nampak jelas di depan lensa camera. Bahkan pada moment tersebut, Hj. Indah Dhamayanti terlihat mengabadikan (mem-video-kan) ketika Dae Yandi dikukuhkan sebagai Jenateke.

Lagi-lagi menurut liputan langsung sejumlah awak media, moment pengukuhan Dae Yandi sebagai Jenateke-berlangsung sukses dan aman. Kesuksesan tersebut diperoleh atas keterlibatan sejumlah pihak. yakni, aparat keamanan baik Polri maupun TNI pada konten pengamanannya. Dan, juga berkat kehebatan pihak panitia penyelenggara termasuk koordinator penerima tamu, Ir. H. Haerudin (Kadistamben dan Eenergi) Kabupaten Bima.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh sejumlah media massa, juga menjelaskan bahwa sebelum acara penobatan Dae Yandi sebagai Jenateke ke XVII, juga dilangsung sejumlah rangkaian acara penting. Antara lain, Dae Yandi mengikuti prosesi dimandikan air suci, perlombaan tutu kandei, biola dan zikir bersama. Dan, seluruh rangkaian acara mulai dari awal hingga akhir, dibawah kendali langsung Ketua Panitia, yakni A. Karim Azis SH.

Malam ini (18/9), juga dilaksanakan pertemuan penting bagi seluruh Raja se Nunsantara di Mutmainah Home Stay. Acara tersebut, dimanfaatkan untuk silaturahmi dan membicarakan langkah selanjutnya untuk para Raja se Nusantara. Moment sakral tersebut, juga berlangsung ramai. Ratusan undangan termasuk seluruh SKPD di Kabupaten Bima dibawah pimpinan Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti juga ikut serta di dalamnya. Wakil Walikota Bima H. A.Rahman H. Abidin SE juga hadir pada moment dimaksud. 

Editor : Abd Rosyid
Reporter : Abd Rahim