Pelayanan RSU Berkah Pasien Miskin Terabaikan -->

Breaking news

Live
Loading...

Pelayanan RSU Berkah Pasien Miskin Terabaikan

Wednesday 6 December 2017

Pandeglang, (MI)- Nasib buruk menimpa Samaun (53), warga Cigebang Desa Tanjungan Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang, sudah jatuh tertimpa tangga pula, sudah sakit dipermainkan juga, oleh oknum Rumah Sakit Umum  Berkah Pandeglang. Begitulah nasib yang dialami.

Berawal dari sakitnya, saat buang air kecil dibagian (larangan red.) selama sembilan tahun lamanya menahan rasa sakit karena keberadaan hidupnya tidak mampu (Keluarga miskin) jangankan untuk berobat, untuk makannya saja serba kekurangan menginjak bulan November 2017 ini,  sakit Samaun sudah tidak tertahan lagi .

RSU Berkah.
Akhirnya nekad untuk berobat kepuskesmas Cikeusik, alhasil, dirujuk ke RSU Berkah dengan jarak yang sangat jauh dari tempat tinggal ke Pandeglang.Tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar, dari keluarga tidak mampu ini.

Walau gratis berobat memang cukup berat untuk biaya perjalanan (Operasional), sewa mobil, biaya akomodasi, yang didalamnya ada biaya untuk makan dan sebagainya. Untung saja keberangkatannya dibantu oleh Kepala Desa Tanjungan, setelah mendapatkan rujukan dari Puskesmas Cikeusik, berangkatlah ke RSU Berkah.

Tiba di RSU Berkah, hari kamis, Dokter sedang tidak ada dan diminta datang keesokkan harinya, yaitu pada hari Jumat, tibalah lagi di RSU Berkah, disuruh datang besoknya lagi. Besok datang lagi ke RSU Berkah, akan tetapi disuruh datang lagi besoknya. Melihat gelagat tidak beres, Samaun nekad masuk ke IGD RSU Berkah, harapannya ingin dilayani dan ditangani layaknya pasien yang lain atau yang mampu, padahal Samaun memiliki BPJS, namun tetap diminta untuk  pulang, dan dirinya diminta untuk datang lagi besoknya yaitu pada hari senin. Samaun pun datang kembali memenuhi permintaan sang pelayan RSU Berkah. Pada hari senin dengan dibekali obat, setelah datang lagi hari senin, samaun semakin tambah bingung, namanya dirubah menjadi Saman, dengan alamat kampung Cibebes bukan kampung Cigebang, yang sebenarnya.

Samaun pun semakin ketakutan, karena hasil diagnosa Saman tidak sama namanya dengan Samaun, berembuklah keluarga Samaun menanyakan keruang IGD, tetap hasil putusan dari IGD, Saman itu adalah Samaun dan Samaun itu adalah Saman. Akhirnya Samaun mendatangi poly dalam atas petunjuk dari IGD untuk memastikan penyakit yang dideritanya, dan setibanya di poly dalam, malah dokter memberikan rujukan lagi ke RSUD Banten, diminta untuk datang ke poly urologi, dengan alasan RSU Berkah tidak punya alat.

Luar biasa,..!? pertama datang ke RSU Berkah, tidak ada petugas, yang kedua tidak ada dokter, dan yang ketiga tidak ada alat, lalu berobat gratis pengguna BPJS untuk apa?. Berarti RSU Berkah Pandeglang hanya punya rujukan saja. Ungkap Samaun dengan geram.
(mi/gm)