JAKARTA, (MI)- Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) akhirnya angkat bicara dan menegaskan kalau postingan dan pesan berantai melalui media sosial yang menyebutkan daftar 319 media abal-abal dengan nama pemiliknya itu murni HOAX (29/05).
Diberitakan 319 daftar media online yang dinyatakan diduga abal-abal alias bodrek menurut salah satu media online, memberitakan tanpa konfirmasi Redaktur Pelaksana Media Investigasi M Abdul Rosyid mengatakan. "kalau Media Investigasi.com masuk dalam daftar tersebut berarti berada di urutan 46 akan tetapi media yang tercatat dalam berita ini, nama pemilik maupun pimpinan redaksi jelas salah bukan itu, itu bukan pemilik ataupun pimpinan media kami yang diberitakan" katanya.
"Semestinya berita-berita yang dimuat yang mengandung unsur edukasi, pencerahan, pemberdayaan, dan perekat NKRI, bukan berita HOAX berita tanpa konfirmasi, harus berimbang dalam penyajian berita-berita yang dimuat harus akurat, mendalam, menarik dan memancing keingintahuan dan semangkin membuat penasaran pembacanya" tambah Rosyid, mengatakan di kantor operasional bersama yang ada dibilangan BSD City.
M Abdul Rosyid selain Redaktur Pelaksana Media-Investigasi.com beliaupun Sekretaris DPW Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI) provinsi Banten saat ini.
Akun Instagram @kemenkominfo, akun medsos resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, memposting informasi penegasan hoax di atas pada Senin, 28 Mei 2018.
"Selamat pagi #SobatKom, pernah membaca informasi berikut? Kami pastikan informasi tersebut tidak benar ya. Yuk tetap cek dan ricek kebenaran sebuah informasi dari sumber yg valid dan terpercaya (Icon Senyum). #saynotohoax #waspadahoax #generasiantihoax," begitu caption postingan tersebut.
Baca juga : Kadis Pacitan, Kekurangan GTT, tidak akan maksimal
Informasi bahwa "Jelang lembaran, Kemeninfo RI bikin gebrakan yang ditujukan ke pemilik media. Ada 319 daftar media dituding abal-abal alias bodrek. Berikut nama pemilik dan medianya" pun langsung disebut HOAX oleh Kemenkominfo disertai logo resminya. Kemenkominfo pun menegaskan "TIDAK ADA HAL ITU".
Postingan itu pun langsung mendapat lebih dari 1.900 like dan 130 komentar yang mendesak pelaku penyebar HOAX ditindak. (red/nur*)