Warga Desa Dede Pada, Disuruh Lari Dan Di Tembak Oknum Polisi -->

Breaking news

Live
Loading...

Warga Desa Dede Pada, Disuruh Lari Dan Di Tembak Oknum Polisi

Sunday 2 September 2018

Jakarta, (MI)- Kapolres Sumba Barat harus sikapi dengan cepat dan tegas, atas dugaan salah tangkap dan tembak salah satu warga desa Dede Pada, yang di lakukan anggota kepolisian Polres Sumba Barat.

Sudah rilis berita dilaman Keprinews.co.id dengan judul "Polisi Sumba Barat Diduga Salah Tembak Paksa Warga Dede Pada" terkait hal ini diharapkan Kapolres bersikap adil sesuai dengan Visi dan Misi Polri, diduga telah salah melakukan penembakan secara paksa terhadap Agustinus Ana Mesa, Warga Kampung Tilu Mareda, Desa Dede Pada, Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi NTT, Kamis (23/8/2018) malam. Agustinus ditangkap aparat kepolisian saat sedang berada di lokasi pameran Kota Waikabubak. Agustinus langsung diciduk dan dibawa ke Polres. Setelah dipukul, diikat, dan ditutup matanya oleh polisi, Agustinus dibawa ke hutan Lepale, (2/09).

Saat tiba di hutan, Agustinus disuruh lari oleh oknum polisi. Namun dirinya menolak, tetapi karena dipaksa dan didorong, Agustinus pun terpaksa lari. Ketika lari, polisi lalu menembak kaki kanannya. Timah panas itu membuat Agustinus rebah ke tanah dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Waikabubak.

“Waktu itu, saya menonton pameran di Waikabubak. Tiba-tiba ada polisi datang sergap dan tangkap saya dan bawa ke Polres. Saya dipukul, diikat, lalu ditutup mata dan dibawa lagi dengan mobil ke hutan Lepale dan disuruh lari. Saya tidak mau lari, tapi dia dorong. Saya akhirnya lari dan kaki kanan saya ditembak,” ungkap Agustinus di RSU Waikabubak, Kamis (30/8).

Menurut informasi yang dihimpun Keprinews.co.id, Agustinus merupakan target daftar pencarian orang (DPO) Polres Sumba Barat.

Yus Rewa kakak korban yang dimintai keterangan mengatakan, dirinya mengetahui kejadian itu, setelah ramai diceritakan orang. Dan pihak keluarga tidak pernah mengetahui adiknya (korban) merupakan DPO polisi. Pihak keluarga saat itu langsung mencari tahu keberadaan Agustinus di Polres SB, namun tidak ada. Hingga larut malam, keluarga baru mendapat kabar dari teman korban bahwa Agustinus sedang berada di RSU Waikabubak.

“Setelah dapat informasi, saya cari di Polres tapi tidak ada. Dan tengah malam baru dapat informasi dari temannya kalau Agustinus di RS Waikabubak. Saya kaget kaki kanannya tertembak. Dan saya tahu adik saya sehat tidak ada luka saat pergi nonton pameran,”kata Yus Rewa.

Lanjut Yus, saat berada di rumah sakit, anggota kepolisian datang dan menyampaikan, Agustinus DPO kasus pencurian hewan dan kendaraan bermotor.

“Kami tidak pernah tahu dari keluarga kalau adik saya ditetapkan sebagai DPO pencurian hewan dan kendaraan. Terus kata polisi lagi, adik saya juga DPO terkait perkelahian. Kami bingung, sejauh ini, polisi tidak pernah sampaikan atau kasih surat kepada keluarga. Tiba-tiba dengar adik saya ditangkap di acara pameran di Waikabubak,” kata Yus.

Baca juga : Presiden Jokowi, Hadiri Peresmian Pembukaan Mahasabha (Kongres Nasional XI)

Kapolres Sumba Barat, AKBP Michael Irwan Tamshil, S.I yang dimintai penjelasannya hari ini, Minggu (2/9/2018), terkait dugaan salah tembak, pemukulan dan tindak kekerasan yang dilakuan anggota Polres SB, belum memberikan jawaban. (Alle)