Fakta pelaku terduga bom bunuh diri di Medan, menurut para tetangga -->

Breaking news

Live
Loading...

Fakta pelaku terduga bom bunuh diri di Medan, menurut para tetangga

Thursday 14 November 2019


Mantan Pangkostrad tersebut juga mengimbau warganya tidak takut. "Teror itu kan menakut-takuti supaya rakyat takut, resah. Apapun itu perbuatannya itu perbuatan yang sangat keji, (14/11/2019).

Jakarta, (MI) - Pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, RMN, disebut tetangga-tetangga rumahnya di Jalan Jangka Gang Tenteram Kecamatan Medan Petisah jarang datang ke sana setelah menikah.

Salah satunya diungkap Erni, 33, warga yang juga tinggal di gang tersebut. "Lajangnya dia tinggal di sini. Aktivitas dia biasa saja di rumah. Yang saya tahu kalau keluar dia sering ke masjid, karena dia anak remaja masjid," ujar Erni, Rabu (13/11). 

"Katanya sempat jadi tukang ojek online juga. Tapi setelah nikah, enggak pernah lagi kelihatan. Saya terkejut saja mendengar kejadian ini," paparnya. 

Erni mengaku cukup kenal dengan pelaku. Rumah Erni kebetulan berjarak sekitar tiga rumah dari rumah peninggalan kakek pelaku tersebut. Ia mengatakan setelah menikah, RMN memilih tinggal bersama istrinya di kawasan Marelan.

Selama tinggal di Gang Tenteram, diakui Erni, RMN dikenal aktif berkegiatan di masjid dekat kediaman mereka. RMN bahkan diketahui menjabat wakil ketua remaja masjid tersebut. 

"Dari situlah, ia kenal sama istrinya. Istrinya bercadar. Dia sudah nikah sekitar 2018 silam. Nikahnya di rumah keluarga istrinya di Jalan Marelan," ungkapnya.

Senada, salah seorang sepupu pelaku, Ilham mengaku setelah RMN menikah mereka sudah lama putus kontak. Ilham mengatakan rumah di Jalan Jangka itu dibiarkan kosong, hanya sesekali didatangi keluarganya. 

"Ibunya sudah lama meninggal. Dulu ayahnya tinggal di sini. Sekarang juga sudah pindah. Dia [RMN] juga sudah tak terdengar kabarnya lagi [hingga kejadian hari ini]," kata Ilham.

Dari lokasi rumah jalan jangka itu, polisi membawa tiga orang keluarga pelaku untuk dimintai keterangan terkait aksi RMN. Mereka antara lain paman dan bibi serta seorang anak kecil. 


Aktif di Medsos 

Sementara itu di Jakarta, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyatakan RMN tergolong cukup aktif di media sosial.

"Ya nanti akan didalami ya dari rekam jejak yang ada, di media sosial memang cukup aktif," kata Dedi di Mabes Polri, Rabu (13/11). 

"Temuan-temuan yang ditemukan tim densus 88 semua akan dikaji, didalami nanti faktanya akan kita sampaikan," sambungnya.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta warga wilayahnya untuk tetap tenang menyikapi situasi usai peledakan bom bunuh diri di Mapolresta Medan pada Rabu (13/11) pagi. 

"Warga Sumatra Utara, tetap tenang. Sudah ditangani oleh aparat hukum yang berhak menanganinya. Tenang, berikan masukan kalau itu menjadi mengetahui. Kalau tidak, diam, tenang, doakan bahwa kita akan selesaikan," kata Edy saat ditemui di sela-sela Rakornas Indonesia Maju di Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu (13/11).

Mantan Pangkostrad tersebut juga mengimbau warganya tidak takut. 

"Teror itu kan menakut-takuti supaya rakyat takut, resah. Apapun itu perbuatannya itu perbuatan yang sangat keji," tegasnya. 

Eks Ketua Umum PSSI tersebut juga meminta para korban bom bunuh diri Polrestabes Medan tak mengkhawatirkan soal biaya pengobatan. Edy menegaskan Pemprov Sumut akan menanggung biaya pengobatan para korban.

"Pasti ditanggung oleh pemerintah. Ini kan perbuatan yang salah tadi itu. Jadi pemerintah bertanggung jawab, Pemprov Sumut bertanggung jawab," ucap Edy.

Bom bunuh diri meledak di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11) sekitar pukul 08.45 WIB, melukai enam anggota polisi, serta menewaskan seorang pria yang diduga pelaku. 

Ledakan terjadi di dekat kantin Polrestabes serta tempat pengurusan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Saat itu warga sedang ramai mengurus SKCK sebagai persyaratan seleksi CPNS 2019 yang baru saja dibuka kemarin.

Polisi menyebut pelaku RMN aksinya seorang diri. "Dugaan sementara pelaku melakukan aksi teror lone wolf," kata Dedi.

Enam orang menjadi korban dan mengalami luka ringan akibat bom bunuh diri di Polrestabes Medan itu. Enam orang itu yakni empat orang anggota polisi, satu PHL, dan satu masyarakat. Enam korban itu lalu mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Sumatera Utara, Medan.