Satu keluarga tewas kesetrum, Forpimda Bojonegoro Takziah ke rumah duka -->

Breaking news

Live
Loading...

Satu keluarga tewas kesetrum, Forpimda Bojonegoro Takziah ke rumah duka

Thursday 15 October 2020



Sekitar habis magrib, Parno bersama anak pertamanya Jayadi pergi ke sawah yang tak jauh dari rumahnya. Mereka hendak mengairi sawah. Karena gelap, korban diduga tidak tahu kalau ada kawat tercecer di tanah. Sehingga keduanya tersetrum dan tewas.


Bojonegoro-  Tewasnya satu keluarga tersetrum jebakan tikus listrik mendapat perhatian Forpimda Bojonegoro. Keluarga korban mendapat santunan. Bupati Anna Mu'awanah bersama Kapolres AKBP Budi Hendrawan dan Dandim 0813 Letkol Bambang Hariyanto takziah ke rumah duka. Yakni di Desa Tambahrejo Kecamatan Kanor.


Mereka memberikan dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan. Yakni istri korban Jayadi serta dua anaknya. Anak yang pertama sudah duduk di bangku kelas 3 SD. Sedangkan anak kedua korban baru 8 bulan.


Hadirnya Forpimda di rumah duka disambut haru keluarga. Bahkan mereka tak bisa menahan tetesan air mata. Para petinggi di Kabupaten Bojonegoro itu juga memberikan santunan. Mereka berharap keluarga tetap tabah menghadapi ujian.


"Semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah hadapi musibah ini dan tetap semangat," tutur Bupati Anna kepada keluarga korban, Rabu (14/10/2020).


Di hadapan keluarga dan warga Desa Tambahrejo, Bupati Anna berjanji akan segera berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian, untuk memberi imbauan atau tindakan efektif mengusir hama tikus dengan cara yang aman.


Pemerintah akan segera koordinasi dengan Dinas Pertanian, dan instansi terkait untuk terus mencari solusi, serta imbauan kepada seluruh petani melalui Gapoktan, untuk menangani hama dengan aman dan tidak mengorbankan nyawa orang lain," imbuh Anna.


AKBP Budi juga menegaskan, pihaknya akan segera melakukan razia dengan berkoordinasi terlebih dulu dengan Dinas Pertanian, PLN serta polsek jajaran.


"Tentunya dengan peristiwa ini akan kita imbau bahkan kita razia nanti agar para petani tidak lagi menggunakan jebakan tikus, sebagai alat pembasmi tikus. Karena sangat berbahaya bagi siapa pun," terangnya.


Minggu (11/10) malam, satu keluarga di Bojonegoro tewas tersetrum di sawah. Mereka menjadi korban jebakan tikus listrik. Korban terdiri dari seorang pria bernama Parno (55), istrinya Riswati (50) serta dua anaknya, Jayadi (32) dan Arifin (21).


Informasi yang dikumpulkan oleh petugas Polsek Kanor, sekitar habis magrib, Parno bersama anak pertamanya Jayadi pergi ke sawah yang tak jauh dari rumahnya. Mereka hendak mengairi sawah. Karena gelap, korban diduga tidak tahu kalau ada kawat tercecer di tanah. Sehingga keduanya tersetrum dan tewas.


Karena hingga sekitar pukul 22.00 WIB Parno dan Jayadi tak kunjung pulang, Arifin mencari ke sawah. Ia pun tewas tersetrum saat menghampiri ayah dan kakaknya. Hal yang sama terjadi pada Riswati yang juga menyusul suami dan anaknya.


Dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus jebakan tikus ini. Keduanya dianggap lalai sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.