PLTS terapung di Waduk Cirata Purwakarta terbesar di dunia -->

Breaking news

Live
Loading...

PLTS terapung di Waduk Cirata Purwakarta terbesar di dunia

Friday 4 December 2020



"Selain PLTS terapung, Waduk Cirata juga menaungi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1.008 MW atau terbesar di Indonesia dan nomor dua di Asia".


Jakarta  -- Pemerintah tengah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung berkapasitas 145 MW di Waduk Cirata kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dengan kapasitas tersebut, PLTS terapung ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dan bahkan di dunia. 
 
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, Waduk Cirata memiliko potensi EBT yang luar biasa. Pasalnya, selain PLTS terapung, Waduk Cirata juga menaungi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkapasitas 1.008 MW atau terbesar di Indonesia dan nomor dua di Asia.
 
 
“Kita tahu bahwa sebelum ada PLTA di Vietnam, PLTA Cirata ini merupakan yang terbesar se-Asia Tenggara, dan sebentar lagi kita akan menyakskan bersama akan dibangun PLTS Terapung terbesar di dunia. Ini merupakan sebuah terobosan, karena kita akan menggunakan dua energi terbarukan dari sumber yang berbeda tapi masih di satu wilayah," tutur Dadan dalam sambutannya pada Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Waduk Cirata, Kamis.
 
 
PLTA Cirata dan PLTS 1 MWp (pembangkit riset) dikelola sepenuhnya oleh PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB). Tak hanya itu, dalam program EBT nya, PT. PJB juga mengelola PLTA Brantas 275 MW, PLTA Batang Toru 510 MW (tahap konstruksi), melaksanakan program implementasi Cofiring Biomassa pada PLTU yang dikelola, menjalankan program Dedieselisasi (feasibility study untuk menggantikan PLTD dengan PLTS) serta inisiasi melakukan pengembangan PLTB di Indonesia.
 
 
Direktur Mega Proyek PT. PLN (Persero), Iksan Asaad, yang turut hadir di Waduk Cirata ini menyampaikan bahwa proyek terbaru akan segera dibangun PLTS Terapung Cirata hasil kerjasama Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA), yang akan dijalankan Konsorsium anak usaha PLN, yaitu PJB (share 51 persen) dengan perusahaan asal UEA, Masdar (share 49 persen), dengan nama Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energy (PMSE).
 
 
“Ini merupakan inovasi dari teman-teman PJB agar harganya bisa lebih efisien, ini harganya 8,5 sen. Kedepan dengan semakin massif nya teknologi, kita harapkan harganya bisa lebih rendah lagi serta bisa berkontribusi untuk mempercepat target bauran EBT sebesar 23 persen di tahun 2025," ujar Iksan, dilansir Antara (4/12).
 
 
Konstruksi PLTS terapung akan dimulai pada kuartal pertama 2021 dan ditargetkan selesai dan beroperasi (Commercial Operation Date/COD) pada kuartal keempat tahun 2022.