Geger di medsos bayi lelaki dibuang di warung kopi, KPAID Tasikmalaya meluruskan -->

Breaking news

Live
Loading...

Geger di medsos bayi lelaki dibuang di warung kopi, KPAID Tasikmalaya meluruskan

Wednesday 8 September 2021

Dok. ilustrasi (ist)


KPAID Tasikmalaya: Setelah ditelusuri, ananda tersebut warga Kabupaten Tasikmalaya. Informasi yang saat ini beredar di media sosial kurang tepat,


Garut - Bayi lelaki asal Tasikmalaya dibuang ayahnya di warung kopi yang berlokasi di Garut bikin geger jagat maya. Anak itu wajahnya babak-belur.


"Setelah ditelusuri, ananda tersebut warga Kabupaten Tasikmalaya. Informasi yang saat ini beredar di media sosial kurang tepat," ujar Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya Ato Rinanto, Selasa (7/9/2021).


Ato mengatakan pihaknya melakukan pengecekan informasi terkait kejadian tersebut. Fakta yang didapat pihak KPAI, anak tersebut dititip sang ayah di warung, bukan dibuang.


KPAI mengungkapkan juga penyebab wajah balita itu babak belur. "Sebelum menitipkan itu (di warung kopi), ayah, ibu dan anak ini terjatuh dari motor. Jadi luka yang ada di anak ini bekas jatuh dari motor," ujar Ato.


Setelah terjatuh dari motor, kata Ato, sang ayah bergegas membawa anak dan meninggalkan istrinya di tempat kejadian. Ayah tersebut kemudian meluncur ke Bandung melalui Malangbong.


"Di Malangbong yang bersangkutan menitipkan bayi itu di warung. Sedangkan dia akan ke Bandung. Dia bilang ke pemilik warung setelah dari Bandung akan dia ambil kembali," katanya.


Menurut Ato, sang ayah anak itu memiliki riwayat depresi dan kecenderungan sebagai orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ). Kejadian penelantaran anak itu terjadi diduga lantaran sang ayah depresi karena masalah keluarga.


"Ayah ini dalam tanda kutip pernah mengalami depresi. Ada indikasi ODGJ," ucap Ato.


Pihak KPAID akan melakukan pendampingan terhadap korban. KPAID Tasikmalaya menyiapkan trauma penyembuhan bagi sang anak dan keluarganya pascakejadian ini.


"Kami akan melakukan pemulihan dulu terhadap korban dan keluarga. Kami juga akan melakukan langkah yang tepat, karena anak ini tidak boleh didekatkan dengan ayahnya supaya kejadian serupa tidak terulang kembali," tutur Ato. (rs/ana)