Tragedi Lapas Tangerang yang Memilukan -->

Breaking news

Live
Loading...

Tragedi Lapas Tangerang yang Memilukan

Thursday 9 September 2021

Jacob Ereste : (Dok. ist)


Banten - Para pejabat dan petugas yang terkait dengan tata kelola Lapas Klas I Tangerang  Banten, sebaiknya mengundurkan diri sebagai wujud tanggung jawab kemanusiaan dalam pengertian sosial maupun moral. Sebab bagaimana pun, mereka adalah manusia juga, (9/9).


Kebakaran di  Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) Klas I Tangerang, Banten pada malam Selasa, 7 September 2021, pukul 01.45 WIB merupakan tragedi yang sangat memilukan hati. Karena -- setidaknya ada 40 orang lebih yang tewas, selain yang terluka berat dan ringan lainnya -- akibat tidak dapat diselamatkan ketika kobaran api mulai melahap satu blok bangunan Lapas itu berikug semua penghuninya.  


Apapun ceritanya, pemerinrah harus bertanggung jawab atas tewasnya sejumlah narapidana di Klas ITangerang, Banten. Karena sebagai tahanan yang dilakukan oleh negara, para narapidana itu berada dalam pengawasan dan kekuasaan penuh dari pemerintah.


Karena itu, sebagai pertanggung jawaban, pihak ototitas yang terkait dengan keberadaan lembaga pemasyarakatan ini sebaiknya mengundurkan diri, karena terbukti tidak becus memberi perlindungan dan keselamatan bagi segenal warga bangsa Indonesia dalam status apapun.


Sikap untuk mengundurkan diri itu dapat mengobati rasa kekecewaan yang mendalam, bukan saja bagi keluarga korban, tapi juga untuk masyarakat luas yang mendengar, dan yang menyimak atau bahkan menyaksikan langsung peristiwa tragis yang sangat menyayat hati itu.


Setiap orang dapat membayangkan peristiwa yang menyayat hati itu, sedemikian panik lalu mati secara perlahan-lahan karena panasnya api, kemudian hangus sebagian demi sebagian dari tubuh mereka itu, hingga sulit untuk dibayangkan bagaima kemudian harus meregang nyawa dengan sangat dramatik untuk masing-masing mereka yang berjumlah lebih dari 40 orang itu.


Kiranya, mulai dari Menhumham Yaslna Laoly hingga kepala Lapas Klas I Tangerang, Banten serta sipir berikut petugas lainnya yang bertugas pada malam Selasa, 7 September 2021 mengundurkan dirisebagai wujud dari rasa tanggung jawab moral  serta sosial maupun bagi etika profesi untuk bidang pekerjaan serta jabatannya masing-masing.


Karena dengan tidak mampu menyelamatkan sejumlah narapida dari lahapan api yang membakar satu blok Lapas itu merupakan kelalaian yang sulit dipahami, bagaimana mungkin jumlah korban sebanyak bisa lakai dari pengawasan yang baik dan ketat. Mengingat untuk melakukan kunjungan saja kepada salah seorang kawan yang sedang menjalani proses rehabilitasi di Lapas manapun -- termasuk Lapas Khusus Wanita -- Pondok Bambu Jakarta Timur -- toh ketatnya tak alang kepalang.


Tragedi kemanusiaan serupa yang telah menelan banyak korban, hendaknya tidak cuma menjadi perhatian maupun pelajaran, tetapi juga bisa dijadikan momentum untuk introspeksi diri bagi semua pihak. Karena sangat mungkin sebagai peringatan keras dari Yang Maha Kuasa untuk masalah yang lebih gawat lagi seperti bencana yang akan menerpa kita di masa mentang.


Setidaknya hanya dengan begitu, kewaspadaan, kehati-hatian serta sikap mawas diri atau tawadduk, bisa menangkis malapetaka akibat dari kecerobohan yang tak perlu tejadi hingga menimbulkan kerugian yang tak terbilang nilainya, baik berupa harta maupun nyawa yang sia-sia. Hanya karena kelalaian dan kejumawahan manusia semata. (rs/*)