Wagub Jabar terusik penyataan segelintir pihak inginkan MUI bubar -->

Breaking news

Live
Loading...

Wagub Jabar terusik penyataan segelintir pihak inginkan MUI bubar

Wednesday 24 November 2021

Kehadiran MUI sangat dibutuhkan oleh mayoritas umat Islam Indonesia, karena fatwanya dijadikan pegangan dalam melaksanakan nilai-nilai Islam oleh masyarakat, dok. istimewa (24/11).


Bandung - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengaku terusik dengan pernyataan segelintir pihak yang menginginkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bubar. Menurutnya, keberadaan MUI sangat penting di tengah-tengah umat beragama di Indonesia.


"Kehadiran MUI sangat dibutuhkan oleh mayoritas umat Islam Indonesia, karena fatwanya dijadikan pegangan dalam melaksanakan nilai-nilai Islam oleh masyarakat," ujar Uu usai menghadiri Muskerda MUI Jabar di Kota Bandung, Rabu (24/11/2021).


"Jangan diibaratkan ada tikus di rumah, kita bakar rumahnya," kata Uu melanjutkan.


Fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh MUI, kata Uu, menjadi landasan bagi umat Islam di Indonesia dalam bermuamalah. Termasuk soal percepatan vaksinasi COVID-19, MUI memiliki peran penting dalam menyampaikan kehalalan dari vaksin kepada umat.


"Jadi MUI ini sangat dibutuhkan, di samping fatwa yang ditunggu oleh masyarakat umat Islam di Indonesia, juga sebagai penyambung lidah Islam dan fasilitator pemerintah. Oleh karena itu, sangat naif orang yang ingin membubarkan MUI," sebutnya.


Bukan tanpa alasan, pria yang dijuluki Panglima Santri menekankan pentingnya keberadaan MUI untuk mediator komunikasi dengan umat Islam, sudah dirasakan sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto.


Menurutnya, lahirnya MUI berasal dari Komite Besar Ulama yang dibentuk pada tahun 1972 di Tasikmalaya, yang kemudian dipatenkan sebagai perpanjangan tangan dan mitra pemerintah satu tahun kemudian.


"Kami atas komunitas pondok pesantren merasa tersinggung dengan pernyataan semacam itu (pembubaran MUI), karena ulama adalah panutan kami, ulama adalah tempat kami bertanya," ujar Uu.


Ia pun berharap, tidak ada lagi pernyataan provokatif di media sosial terkait pembubaran MUI. Menurutnya, energi untuk berargumen lebih baik disalurkan kepada hal yang positif, seperti penanganan pandemi.


"Kita sudah lelah dengan konflik internal bangsa. Lebih baik kita berbicara tentang solusi menangani pandemi, meningkatkan ekonomi pasca pandemi, meningkatkan pendidikan untuk kemajuan bangsa, serta meningkatkan demokrasi sebagai salah satu pilar pembangunan bangsa ini," katanya. (rs/*)