Habib Husin Alwi Shihab komentari bantahan Munarman terdakwa kasus dugaan Teroris -->

Breaking news

Live
Loading...

Habib Husin Alwi Shihab komentari bantahan Munarman terdakwa kasus dugaan Teroris

Thursday 16 December 2021


Coba analoginya dibalik. Kalau Munarman hidup dijaman Soeharto sudah ‘dihilangkan’ tanpa jejak, dok. istimewa (16/12).


Jakarta - Ketua Cyber Indonesia Habib Husin Alwi Shihab atau Dzurriyah yang memiliki keturunan Nabi Muhammad SAW, ikut mengomentari bantahan terdakwa kasus dugaan tindak pidana terorisme Munarman pada sidang lanjutan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (15/12/2021). Dalam sidang itu Munarman membantah semua tudingan yang dialamatkan untuknya.


Menurut Habib Husin Alwi Shihab, jika kasus Munarman ini terjadi pada era kepemimpinan Presiden Soeharto, maka  Pentolan Front Pembela Islam (FPI) jelas sudah hilang tanpa  jejak. 


“Coba analoginya dibalik. Kalau Munarman hidup dijaman Soeharto sudah ‘dihilangkan’ tanpa jejak,” cuit Husin Shibab melalui laman Twitter pribadi-nya Rabu (15/12/2021). 


Ketua Cyber Indonesia ini mengatakan, Munarman dan kelompoknya memang rombongan radikal,  yang kerap berulah bahkan terang- terangan menyerang presiden lewat berbagai kritik keras. Beruntung kata Husin Shibab mereka hidup di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang pembawaannya tetap kalem walau dihantam kritik sana - sini.


“Kelompok radikalis yang berafiliasi dengan teroris ini dengan mudahnya mencaci maki Presiden RI dan memprovokasi umat. Coba jaman Soeharto begitu, pasti langsung hilang,” tandasnya.


Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Munarman tetap keukeuh membantah tudingan yang menyebut dirinya  terlibat dan terafiliasi dengan jaringan teroris. Menurut dia kasus yang menjeratnya hanya akal - akalan saja. 


Logikanya, kata dia jika dirinya benar - benar seorang teroris, maka sejumlah pejabat negara sudah pasti menjadi korbannya, termasuk Presiden Joko Widodo. 


Dia mengatakan, jika menggunakan pikiran teroris dirinya bakal memanfaatkan momentum  Aksi Bela Islam Jilid III atau 212 di kawasan Monas pada Desember 2016 untuk membunuh pejabat negara yang hadir.


Ketika itu sejumlah pejabat negara seperti  Presiden Jokowi dan Wakilnya Jusuf Kalla, Menko Polhukam, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dua mantan Kapolri, Pangdam Jaya, Kapolda Metro Jaya, hingga Firli Bahuri yang kini menjabat Ketua KPK hadir di sana.


"Akal sehat orang waras sudah pasti melihat bahwa perkara ini hanya dagelan. Sebab, bertentangan dengan logika,”  kata Munarman dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu (15/12/2021).


“Sudah dapat dipastikan bahwa seluruh pejabat tinggi yang hadir di Monas tanggal 2 Desember 2016 tersebut sudah pindah ke Alam lain,” katanya menambahkan. (dw/*)