Waduh, Habib Zein Assegaf terang-terangan sebut Rizieq dan Bahar ini pedagang agama -->

Breaking news

Live
Loading...

Waduh, Habib Zein Assegaf terang-terangan sebut Rizieq dan Bahar ini pedagang agama

Saturday 25 December 2021


Habib Zein Assegaf: Kalau saya melihat, Rizieq dan Bahar ini pedagang agama. Ada saling menguntungkanlah. Ada bonusnya, berarti ada bohirnya-lah, ada majikannya sehingga bisa menerima keuntungan, dok. ist (25/12).


Jakarta - Habib Zein Assegaf terang-terangan mengatakan harta kekayaan Rizieq Shihab dan Bahar bin Smith didapatkan dari hasil menjual agama untuk kepentingan politik kalangan tertentu, mereka kata dia bekerja untuk saling menguntungkan.


“Kalau saya melihat, Rizieq dan Bahar ini pedagang agama. Ada saling menguntungkanlah. Ada bonusnya, berarti ada bohirnya-lah, ada majikannya sehingga bisa menerima keuntungan.” ujar Habib Zein ketika berbincang dengan Rudi S Kamri dikutip Jumat (24/12/2021).


Habib Zein mengatakan,kerja - keraja Rizieq Shihab dan Bahar bin Smith terkonfirmasi dari  pernyataan mereka sendiri yang disebutnya terang -terangan mengatakan mendukung  kelompok tertentu, bahkan keduanya kata dia tak segan mengait-ngaitkan dukungan mereka itu dengan ajaran agama.


“Kenapa saya bilang, apa yang diteriakan semuanya? Seperti dulu Rizieq lihat, dari ijtima ulama satu dan seterusnya, ini yang didukung siapa, terus dikaitkan dengan Tuhan. Apalagi pakai takbir-takbir, enggak ada itu Islam seperti itu,” sambung Habib Zein.


“Mereka nantang-nantang dan berani karena apa? Dia merasa punya backup. Sampai nantang Jenderal Dudung, ngatain Pak Jokowi, itu berarti dia merasa ada yang backup dan dilindungi.” katanya melanjutkan.


Dengan demikian Habib Zein berkeyakinan bahwa kedua habib kontroversial tersebut memang memiliki bekingan yang punya kepentingan terselubung. “Dan saya lihat ini siapa, saya punya keyakinan penuh di balik Rizieq dan Bahar ini ada orang yang order. Ada backing, ada duitnya.”


Lebih lanjut, menurutnya, provokasi Bahar dan Rizieq semakin menjadi-jadi lantaran tidak ada yang berani melawan sehingga mereka merasa punya keberanian untuk semakin berulah. 


“Nah, kesalahannya, kenapa orang-orang yang pemikirannya benar ini enggak berani melawan? Akhirnya mereka merasa bahwa keberanian milik mereka,” pungkas Habib Zein. (dw/*)