Tanah Abang seperti poco-poco, Gerindra: lihat keberhasilan Anies Baswedan dalam aspek lainnya,.. -->

Breaking news

Live
Loading...

Tanah Abang seperti poco-poco, Gerindra: lihat keberhasilan Anies Baswedan dalam aspek lainnya,..

Sunday 9 January 2022

dok. istimewa/ Ketua Fraksi Gerindra, Rani Mauliani 


Tanah Abang macet bisa dimengerti juga karena memang segala aktivitas ada di sana. Contoh, karena memang Tanah Abang pasar pusat grosir, central mobilisasi dan lain-lain,.. (9/1).


Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Eks Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat melihat kawasan Tanah Abang bak poco-poco karena semakin macet. Gerindra menilai tidak tepat jika ukuran macet hanya dilihat dari kawasan Tanah Abang saja.

"Tanah Abang macet bisa dimengerti juga karena memang segala aktivitas ada di sana. Contoh, karena memang Tanah Abang pasar pusat grosir, central mobilisasi dan lain-lain. Jadi kalau menakar Jakarta hanya dengan Tanah Abang kayak kurang jauh nggak sih ya mainnya?" kata Ketua Fraksi Gerindra, Rani Mauliani saat dihubungi, Minggu (9/1).

Dia lantas meminta agar Djarot melihat keberhasilan Gubernur DKI Anies Baswedan dalam aspek lainnya, misalnya dalam segi pembangunan dan pengembangan kota. Tujuannya supaya penilaian kinerja pemerintah daerah lebih fair.

"Kalau mau lebih fair sih mungkin bisa ditakar dengan pencapaian apa yang sudah dibangun mungkin ya selain dengan apa yang sudah ditata," ujarnya.

Sedangkan dari segi penanganan banjir, Gerindra menilai sudah cukup baik. Meski demikian Rani tak menampik jika masih ada 'antrean air' masuk ke saluran ketika curah hujan tinggi melanda Ibu Kota.

"Memang ketika curah hujan cukup tinggi banjir biasanya terjadi dikarenakan volume air yang masuk ke saluran mengalami proses antrian," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Djarot Saiful Hidayat mengibaratkan kondisi Jakarta saat ini seperti poco-poco. Salah satu yang disebutnya terkait kondisi di Tanah Abang saat ini yang semakin macet semenjak bergantinya pemimpin di DKI.

"Ini Pak Djarot melihat ini kok rasanya seperti poco-poco juga, maju mundur Tanah Abang dulu sudah beres Tanah Abang tidak macet, tiba-tiba ganti pemimpin, Tanah Abang menjadi macet. Tanah Abang menjadi berubah," kata Hasto.

Hasto kemudian berbicara mengenai capaian di era Gubernur Djarot mengenai waduk-waduk yang dikelola dengan baik. Namun, kata Hasto, kondisi saat ini justru berbalik. Hasto mendapat aspirasi dari Camat wilayah Cakung bahwa ada beberapa sodetan yang tidak berjalan untuk mencegah banjir.

"Dulu waduk-waduk dikelola dengan sangat baik, contohnya tadi aspirasi dari camat (Cakung) itu kan untuk sodetan aja udah berapa lama tidak berjalan, padahal itu penting di dalam menjaga upaya untuk mencegah banjir," ungkap Hasto.

Lebih lanjut Hasto mengungkap adanya pergantian pemimpin yang tidak memahami hakikat kepemimpinan rakyat. Dia menyebut ketidakpahaman itu justru bisa menimbulkan kemunduran.

"Jadi pergantian pemimpin kalau tidak memahami hakikat kepemimpinan untuk rakyat, maka yang terjadi adalah kemunduran," ungkapnya. (dw/*)