BMKG Beri peringatan untuk 5 daerah di Jawa Barat termasuk Pangandaran -->

Breaking news

Live
Loading...

BMKG Beri peringatan untuk 5 daerah di Jawa Barat termasuk Pangandaran

Tuesday 11 October 2022

dok. ilustrasi [Tugu Marlin Kabupaten Pangandaran] / Kelima daerah itu yakni Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Pangandaran dan Bandung, (11/10).


Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan untuk 5 daerah di Jawa Barat agar siaga bencana. Kelima daerah itu, dikategorikan siaga karena curah hujan yang akhir-akhir ini terjadi sedang tinggi.


Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari mengatakan, kelima daerah itu yakni Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Pangandaran dan Bandung. Sejumlah potensi bencana ekstrem pun mengintai mulai dari banjir, angin puting beliung hingga tanah longsor.


"Di Jabar ada beberapa wilayah yang waspada, ada yang siaga. Kalau siaga itu bagian barat sekitar Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, sampai Pangandaran, termasuk sekitar Bandung. Kalau yang waspada Sumedang sampai ke sebagian Pesisir Utara Jabar," kata katanya, Selasa (11/10/2022).


Selain itu, ada beberapa daerah yang dikategorikan BMKG berstatus waspada bencana di Jawa Barat. Wilayahnya berada di sekitar Jabar bagian Utara yang dikategorikan memiliki curah hujan lebih rendah.


"Karena wilayah Tasikmalaya, Garut, Ciamis hingga ke Pangandaran, termasuk Bandung di bagian selatan itu curah hujan tinggi dan tidak ada musim kemarau. Beda dengan pesisir utama yang curah hujannya rendah, bisa dikatakan kapasitas tanah untuk menampung air juga sudah jenuh," ungkapnya.


"Level waspada ada di Sumedang sampai ke Pesisir Utara Jabar. Karena beda kalau Pesisir Utara (curah hujan) itu rendah di 2022," ucapnya menambahkan.


Meski begitu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada, terutama terhadap bencana tanah longsor. Sebab, potensi bencana itu tidak hanya terjadi di wilayah dengan curah hujan yang tinggi, namun juga bisa timbul akibat beberapa faktor.


"Potensi pergeseran tanah itu bisa saja terjadi di wilayah status siaga dan waspada. Terutama untuk masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan lereng-lereng di Jawa Barat. Wilayah dengan dataran rendah yang kurang pohon juga bisa potensi longsor. Ini bisa dipicu hujan ekstrim atau dipicu akumulasi. Jadi hujan daerah rawan intensitas rendah tapi tiap hari, itu bisa longsor," kata dia.


BMKG memastikan sudah menyampaikan imbauan melalui rilis kesiapsiagaan bencana yang disampaikan ke pemerintah daerah. Mitigasi itu dilakukan supaya pemda siap dalam menghadapi bencana yang baru-baru ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi.


"Makanya BMKG di awal bulan kemarin sudah buat rilis kesiapsiagaan. Karena kemarin ada beberapa potensi ekstrem dan juga potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor," tuturnya.


Sementara, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta warganya untuk terus waspada terhadap potensi bencana yang terjadi. Ia berharap, warga bisa mengikuti anjuran pemerintah dan tetap berhati-hati, terutama di daerah yang rawan terjadi bencana.


"Makanya tolong waspada. Kalau dia daerah Jabar bagian tengah ke utara, potensi banjir tinggi. Kalau dari Jabar tengah ke selatan potensi longsor yang tinggi," katanya.


Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menjelaskan, bencana alam di Jawa Barat tidak bisa dianggap sepele. Sebab, kejadian luar biasa pernah terjadi dengan adanya longsor yang bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. "Oleh karena itu harus diterapkan siaga satu di seluruh wilayah Jabar," pungkasnya. (dw/*)