PENANGANAN BENCANA LONGSOR DI JABAR DI LAPORKAN KE PRESIDEN RI -->

Breaking news

Live
Loading...

PENANGANAN BENCANA LONGSOR DI JABAR DI LAPORKAN KE PRESIDEN RI

Friday 23 September 2016

Penanganan Bencana Longsor Di Jabar Di Laporkan Ke Presiden RI

Jakarta, Media InvestigasiKepala BNPB, Willem Rampangilei, telah melaporkan langsung perkembangan penanganan bencana banjir bandang di Garut kepada Presiden RI pada Rabu malam (21/9/2016), Kepala BNPB telah berada di lokasi bencana sejak kemarin untuk mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. 

Upaya tanggap darurat di bawah pos komando masih terus dilakukan hingga hari ini (22/9), Salah satunya pemenuhan kebutuhan dasar korban bencana, seperti permakanan, hunian, dan air bersih. 




"Pengungsi ditempatkan di Aula Korem dalam keadaan baik. Ketersediaan permakanan, air bersih cukup. Plus bantuan dari masyarakat," ungkap Kepala BNPB Willem Rampangilei di Pos Komando (posko) Bencana Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor Garut pada Selasa malam (21/9), menyapaikan kepada pewarta melalui Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas .
Willem menambahkan bahwa Bupati Garut Rudi Gunawan juga menyiapkan Rusun dengan kapasitas 100 orang, menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut saat ini pengungsi berjumlah 433 jiwa. Mereka ditempatkan di pos pengungsian Makorem 062 TN.

BNPB telah mengirim bantuan logistik senilai Rp 2 milyar untuk BPBD Garut dan BPBD Provinsi Jawa Barat. bantuan berupa makanan siap saji, selimut, tikar, tenda, pakaian sekolah dan kidsware dan lainnya.

"Di samping itu dana Siap Pakai dari Pemerintah untuk mendukung operasional tanggap darurat sebesar Rp 400 Juta," kata Willem.

Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat baik. "Jumlah relawan yang tercatat sebanyak 360 orang dari 16 lembaga," ungkap Willem.

Komandan Kodim yang ditunjuk Bupati Garut memimpin operasi tanggap darurat pascabencana banjir bandang dan longsor Garut yang terjadi pada Senin (20/9) tengah malam lalu. Posko masih melakukan pendataan kerusakan dan kerugian di lokasi bencana.

BNPB saat ini masih melakukan kaji cepat dampak kerusakan bencana. Pemetaan dilakukan dengan menerbangkan drone dan memanfaatkan citra satelit beresolusi tinggi bersama Lapan, BIG dan BPPT. Evaluasi dilakukan untuk dapat mengambil langkah-langkah penanganan secara cepat dan tepat.

Kepala BNPB juga melaporkan bahwa hingga malam tadi, (21/9) korban meninggal berjumlah 23 orang dan 18 lainnya masih dalam pencarian. Pencarian korban melibatkan tim gabungan dari BPBD, Badan SAR Nasional, TNI, Polri, PMI, Tagana, dinas-dinas terkait, relawan dan masyarakat.

Repoter; Didi Wj
Editor; Rosyid