Dinda Sakit Tak Berdaya Akibat Mal
Praktik
Foto di atas
adalah foto sebelum dan sesudah, mengkonsumsi obat
baik tablet minum, infus maupun suntikan infus.
siapapun yg simpatik dan prihatin dengan kasus ini, dan bersedia membantu kami, mohon di shear / bagikan posting ini, dengan harapan agar dapat sampai ke pejabat berwenang ( dirjen.kes/menkes, YLKI, KOMNAS Perlindungan anak, dll. )
Kronologi :
Nama Lengkapnya ; Dinda Mugniysa, panggilannya Dinda umur 14 tahun, siswi SMPN 1 Muara Dua Ogan Komirin Ulu Selatan (tamat), pada awal Mei ( 1 bln yang lalu ) berobat ke klinik YM (inisial) Jl. Sudirman Palembang Sumsel karena keluhan sering kejang-kejang, lalu diberi obat jangka panjang yg di konsumsi selama 20 hari. Setelah 20 hari mengkonsumsi obat Dinda sakit panas tinggi, lalu di bawa berobat ke klinik IM (inisial) di kota Muara Dua Oku Selatan, oleh dokter di vonis kena malaria, lalu diberi obat dan di infus, serta diberi injeksi obat juga pada selang infus. 2 hari dirawat di klinik IM, kondisi fisik dinda berubah, wajah dan beberapa tempat ditubuh Dinda menjadi merah sembab, krn khawatir dan menurut kata hati kami sebagai org tua tidak yakin dg pengobatan klinik IM, maka kami minta pulang, lalu kami bawa ke klinik lain yaitu klinik MW di kota yg sama, diklinik MW Dinda hanya diperiksa dan divonis kena cacar air ( karena kondisinya saat itu merah2 di kulit sudah menjalar keseluruh tubuh dan berbintik2 seperti cacar air), krn kami tidak meyakini vonis klinik MW, maka kami coba bawa ke dokter spesialis penyakit dalam yg ada di kota yg sama. Dr. HR tempat kami memeriksakan kondisi dinda adalah dokter spesialis penyakit dalam, dan memvonis dinda kena alergi obat akut stadium 1.
saat itu tgl 1 juni 2015, Dr. HR menyarankan dinda dirawat dirumahsakit yg pasilitasnya lengkap, lalu kami bawa ke rumah sakit AG di kota palembang, dokter rumah sakit AG melihat kondisi dinda sangat kaget dan hanya geleng2 kepala lalu memegang kepala dengan kedua tangan, sudah nampak bahasa isyarat dari Dr spesialis kulit rumah sakit AG sepertinya tidak sanggup, dengan alasan semua kamar inap perawatan sudah penuh maka dinda ditolak di rumah sakit AG, tapi dokter spesialis kulit rumah sakit AG menyarankan kami membawa dinda ke rumah sakit HM di palembang, "dokter kulitnya senior saya", itu kata2 yg keluar dari mulut dokter kulit rumah sakit AG.
awalnya kami ragu, karena rumah sakit HM itu kami ketahui rumah sakit mewah dan tentu biayanya akan sangat mahal, tapi teringat kata2 dokter kulit rumah sakit AG yg mengatakan dokter rumah sakit HM itu senior saya, jadi kami beranggapan beliau memberi kode tertentu utk kami supaya ke rumkit HM krn beliau tidak sanggup. demi kesehatan anak kami maka kami nekat membayar deposit separuh dari yang diminta rumah sakit, agar anak kami diterima dirawat. sekarang dinda sudah dirawat di ruang isolasi dirumah sakit HM sejak 5 juni 2015, saat posting ini tgl 6 juni kondisi dinda sudah melewati kritis, sdh bisa minum dan duduk.
KAMI BERHARAP dengan upaya ini ada fihak yg berwenang peduli dan membantu menyelesaikan permasalahan kami, terutama utk pengusutan dugaan mall praktik nya. karena untuk memulihkan fisik dinda seperti sedia kala , kami menyadari tentu membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang lama. sudah pasti tahun ini dinda akan tinggal sekolah karen tdk bisa keseloah dg kondisi fisik yg buruk. terimakasih, bagi yg bersedia membantu, semoga Tuhan melindungi anda dan org2 yg anda sayangi. Amin
baik tablet minum, infus maupun suntikan infus.
siapapun yg simpatik dan prihatin dengan kasus ini, dan bersedia membantu kami, mohon di shear / bagikan posting ini, dengan harapan agar dapat sampai ke pejabat berwenang ( dirjen.kes/menkes, YLKI, KOMNAS Perlindungan anak, dll. )
Kronologi :
Nama Lengkapnya ; Dinda Mugniysa, panggilannya Dinda umur 14 tahun, siswi SMPN 1 Muara Dua Ogan Komirin Ulu Selatan (tamat), pada awal Mei ( 1 bln yang lalu ) berobat ke klinik YM (inisial) Jl. Sudirman Palembang Sumsel karena keluhan sering kejang-kejang, lalu diberi obat jangka panjang yg di konsumsi selama 20 hari. Setelah 20 hari mengkonsumsi obat Dinda sakit panas tinggi, lalu di bawa berobat ke klinik IM (inisial) di kota Muara Dua Oku Selatan, oleh dokter di vonis kena malaria, lalu diberi obat dan di infus, serta diberi injeksi obat juga pada selang infus. 2 hari dirawat di klinik IM, kondisi fisik dinda berubah, wajah dan beberapa tempat ditubuh Dinda menjadi merah sembab, krn khawatir dan menurut kata hati kami sebagai org tua tidak yakin dg pengobatan klinik IM, maka kami minta pulang, lalu kami bawa ke klinik lain yaitu klinik MW di kota yg sama, diklinik MW Dinda hanya diperiksa dan divonis kena cacar air ( karena kondisinya saat itu merah2 di kulit sudah menjalar keseluruh tubuh dan berbintik2 seperti cacar air), krn kami tidak meyakini vonis klinik MW, maka kami coba bawa ke dokter spesialis penyakit dalam yg ada di kota yg sama. Dr. HR tempat kami memeriksakan kondisi dinda adalah dokter spesialis penyakit dalam, dan memvonis dinda kena alergi obat akut stadium 1.
saat itu tgl 1 juni 2015, Dr. HR menyarankan dinda dirawat dirumahsakit yg pasilitasnya lengkap, lalu kami bawa ke rumah sakit AG di kota palembang, dokter rumah sakit AG melihat kondisi dinda sangat kaget dan hanya geleng2 kepala lalu memegang kepala dengan kedua tangan, sudah nampak bahasa isyarat dari Dr spesialis kulit rumah sakit AG sepertinya tidak sanggup, dengan alasan semua kamar inap perawatan sudah penuh maka dinda ditolak di rumah sakit AG, tapi dokter spesialis kulit rumah sakit AG menyarankan kami membawa dinda ke rumah sakit HM di palembang, "dokter kulitnya senior saya", itu kata2 yg keluar dari mulut dokter kulit rumah sakit AG.
awalnya kami ragu, karena rumah sakit HM itu kami ketahui rumah sakit mewah dan tentu biayanya akan sangat mahal, tapi teringat kata2 dokter kulit rumah sakit AG yg mengatakan dokter rumah sakit HM itu senior saya, jadi kami beranggapan beliau memberi kode tertentu utk kami supaya ke rumkit HM krn beliau tidak sanggup. demi kesehatan anak kami maka kami nekat membayar deposit separuh dari yang diminta rumah sakit, agar anak kami diterima dirawat. sekarang dinda sudah dirawat di ruang isolasi dirumah sakit HM sejak 5 juni 2015, saat posting ini tgl 6 juni kondisi dinda sudah melewati kritis, sdh bisa minum dan duduk.
KAMI BERHARAP dengan upaya ini ada fihak yg berwenang peduli dan membantu menyelesaikan permasalahan kami, terutama utk pengusutan dugaan mall praktik nya. karena untuk memulihkan fisik dinda seperti sedia kala , kami menyadari tentu membutuhkan biaya yang sangat mahal dan waktu yang lama. sudah pasti tahun ini dinda akan tinggal sekolah karen tdk bisa keseloah dg kondisi fisik yg buruk. terimakasih, bagi yg bersedia membantu, semoga Tuhan melindungi anda dan org2 yg anda sayangi. Amin
ttd
BASMA