Barito Utara, Kalteng (MI) - Program pemerintah pusat pada tahun 2019 akan menutup semua lokalisasi, termasuk di Kabupaten Barito Utara (Barut), sudah sepantasnya.
Pasalnya, sepanjang tahun 2018, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Barut telah menemukan enam kasus positif HIV. Meski belum masuk kategori beresiko tinggi, tetapi masuk tahap waspada.
Data yang himpun dari dinas Kesehatan, jumlah penderita AIDS didapatkan hanya di dua titik lokasi yakni lokalisasi dan Lembaga Pemasyarakatan (LP). Sedangkan diwarung remang-remang atau PSK jalanan belum bisa di ketahui.
Plt Dinas Kesehatan Barut Siswandoyo menjelaskan, virus yang belum ditemukan obatnya tersebut ditemukan di daerah-daerah rawan seperti lokalisasi dan juga di lembaga permasyarakatan.
"Pada lokalisasi tentunya disebabkan gonta-ganti pasangan, sedangkan di lembaga permasyarakatan biasanya adalah bekas pecandu narkoba yang disalurkan lewat jarum suntik yang digunakan bergantian selama mengkonsumsi," bebernya, Rabu (5/12).
Lanjutnya, AIDS juga bisa tertular selain hubungan badan juga bisa lewat cairan tubuh seperti transfusi darah, cairan serum, juga bisa tertular seperti ciuman bibir bila ada luka.
Sebelumnya dalam peringatan hari AIDS sedunia Melihat Peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia di Muara Teweh, dilaksanakan aksi simpatik dengan menempelkan simbol pita merah kepada warga masyarakat yang melintas di Bundaran Buah Muara Teweh.
Siswandoyo mengatakan,
HIV/AIDS menjadi perhatian bersama termasuk si Kabupaten Barito Utara, karena AIDS ini penyakit yang menular namun bisa dicegah.
"Meski termasuk penyakit yang menular namun bisa dicegah dengan metode-metode yang sangat mudah," terangnya. (Anung/Tim)