Natuna (MI) - Proses observasi WNI dari Wuhan, China, di Lanud Raden Sadjad di Ranai, Kabupaten Natuna, membuat heboh karena ada penolakan dari sebagian warga. Untuk meminimalkan dampaknya pada anak-anak, Polda Kepri mengirim tim psikolog ke Natuna.
"Hari ini mengirimkan tim psikolog dan kesehatan Biddokes Polda Kepri ke Natuna untuk melakukan penyuluhan ke pelajar," kata Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt, Selasa (4/1/2020).
Kombes Pol Harry menjelaskan, tim psikolog dan kesehatan Polda Kepri melakukan penyuluhan di SMA Negeri I Bunguran Timur kota Ranai. Penyuluhan ini terkait virus Corona.
"Penyuluhan tentang virus Corona kiranya bisa menambah wawasan para siswa dan bisa disampaikan ke keluarganya agar semua terlindungi dari penyakit wabah tersebut," kata Kombes Pol Harry.
Kabag Sumda Polres Natuna Kompol Zuljufri menambahkan, penyuluhan hari ini bertujuan memberikan penguatan psikologi tentang virus Corona.
"Kita sampaikan agar kondisi tubuh tetap prima dengan berolahraga dan menjaga kebersihan tangan untuk menghindari bakteri serta virus yang dapat menimbulkan penyakit," kata Kompol Zuljufri.
Sementara itu, warga di Kota Ranai, memasuki hari ketiga setelah 238 WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China, kini tampak lebih rileks dibanding pada hari pertama dan kedua dengan adanya aksi demo penolakan.
Sebagian warga tampak santai menanggapi soal kedatangan WNI tersebut. Sebagian warga tidak lagi mempersoalkan wilayahnya dijadikan observasi terhadap WNI tersebut.
"Kita biasa aja. Tak semuanya masyarakat menolak kedatangan mereka. Bagaimanapun mereka saudara kita juga," kata Hendraman, warga Ranai.
Sejumlah ruko tetap buka seperti biasa. Aktivitas warga lalu lalang dengan sepeda motor ada yang menggunakan masker ada yang tidak. Warung makan Padang juga buka seperti biasa. Minimarket di pusat kota tetap buka, begitu juga sejumlah warung kopi.