BPS: Keseluruhan jumlah penduduk miskin semua provinsi meningkat, apa penyebabnya? -->

Breaking news

Live
Loading...

BPS: Keseluruhan jumlah penduduk miskin semua provinsi meningkat, apa penyebabnya?

Monday 15 February 2021

Doc. istimewa 


Komoditas yang memberi pengaruh ke garis kemiskinan tidak berubah, yaitu beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras.

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia banyak berdomisili di Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah per September 2020. Sementara penduduk miskin paling sedikit di Kalimantan Utara, Bangka Belitung, Maluku Utara.

Berdasarkan data BPS, total penduduk miskin di Jawa Timur mencapai 4,58 juta orang. Sementara di Jawa Barat 4,18 juta orang dan Jawa Tengah 4,11 juta orang.

Provinsi yang juga tinggi jumlah penduduk miskinnya adalah Sumatera Utara sebanyak 1,35 juta orang, Nusa Tenggara Timur 1,17 juta orang, Sumatera Selatan 1,11 juta orang, Lampung 1,04 juta orang, dan Papua 912,23 ribu orang, dilansir CNN Indonesia (15/2).

Sedangkan jumlah penduduk miskin terendah ada di Kalimantan Utara, yaitu hanya 52,7 ribu orang. Lalu, Bangka Belitung 72,05 ribu orang dan Maluku Utara 87,52 ribu orang.

Di DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin mencapai 496,84 ribu. Naik dari sebelumnya 480,86 ribu orang pada Maret 2020.

"Tapi secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin meningkat di semua provinsi," ungkap Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers virtual, Senin (15/2).

Dari sisi tingkat kemiskinan, provinsi dengan tingkat tertinggi adalah Papua 26,8 persen, Papua Barat 21,7 persen, Nusa Tenggara Timur 21,21 persen, Maluku 17,99 persen, dan Gorontalo 15,59 persen.

Provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah adalah Bali 4,45 persen, DKI Jakarta 4,69 persen, Kalimantan Selatan 4,83 persen, dan Bangka Belitung 4,89 persen.

Secara nasional, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 27,55 juta pada September 2020. Jumlah itu membuat tingkat kemiskinan mencapai 10,19 persen dari total populasi nasional.

Di sisi lain, BPS mengungkapkan garis kemiskinan meningkat 0,94 persen dari Rp454.652 pada Maret 2020 menjadi Rp458.947 per kapita per bulan pada September 2020.

"Komoditas yang memberi pengaruh ke garis kemiskinan tidak berubah, yaitu beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras," paparnya.

Berdasarkan provinsi, garis kemiskinan tertinggi ada di Bangka Belitung mencapai Rp727.114 per kapita per bulan. Sedangkan terendah ada di Sulawesi Barat Rp352.874 per kapita per bulan.

Garis kemiskinan per rumah tangga juga naik 4,63 persen dari Rp2.118.678 menjadi Rp2.216.714 per rumah tangga per bulan.

"Garis kemiskinan per rumah tangga adalah gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin," jelasnya.

Tercatat, garis kemiskinan tertinggi ada di provinsi Bangka Belitung sebesar Rp4 juta per rumah tangga per bulan. Sementara yang terendah ada di Sulawesi Selatan Rp1,77 juta per rumah tangga per bulan. (*)