
Berawal dari usulan narasumber untuk mengajukan kredit rumah bersubsidi di wilayah Kabupaten Pangandaran, data satu persatu disiapkan dari awal boking fee harus mengeluarkan Rp.1 juta yang disetorkan ke pengembang perumahan tersebut.
Akhirnya antara pengembang dan narasumber sepakat dp rumah Rp.8 juta diluar pembayaran lainnya yang nominalnya sekitar Rp.2 jutaan kurang lebih, yang harus dipersiapkan di rekening bank BTN, jadi totalnya Rp.10 jutaan kurang lebihnya uang yang harus dikeluarkan narasuber, "ya ga apa-apa demi memiliki rumah impian"
Proses usulan ke bank pun dimulai dengan mendatangi bank BTN di kabupaten Pangandaran, setelah adanya survey dari pihak bank BTN ke narasuber selaku nasabah dan kredtur, bank BTN hanya meng acc Rp.96 juta dari harga rumah Rp.148 juta.
Hal ini yang sangat berat dirasa narasumber maju kena, mundur pun kena, maju ra kuat mundur uang yang sudah masuk ke pengembang bagaimana?? toh misalnaya balikpun pasti ada potongan dan waktu ongkos terbuang buat urus-urus usulan rumah katanya bersubsidi, sisa harga rumah tersebut dibebankan ke DP rumah, ini bagaimana apa ada solusinya,,, itu postingan narasuber di akun Twitter nya, awal mula terjadi akun palsu mengatasnamakan BTN mencoba menipu narasumber mengatasama cs BTN.
Maksud narasumber mencari solusi berharap pihak terkait merespon ," eh penipu yang tanggap, Alhamdulillah selamet-selamat"
Masyarakat pengguna medsos, apapun medsosnya bijak dan disarankan berhati-hati modus penipuan mengintai dimana-mana. (fw/*)