Gatot Nurmantyo soroti hutang negara, khawatir rakyat yang membayar? -->

Breaking news

Live
Loading...

Gatot Nurmantyo soroti hutang negara, khawatir rakyat yang membayar?

Sunday 2 January 2022

dok. istimewa


Menurut Gatot Nurmantyo, kemajuan itu hanya dilihat dari jalan tol, bertambahnya bandara dan dibangunnya perbatasan-perbatasan, (2/1/2022).


Jakarta - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo mendadak mengungkapkan permasalahan yang dihadapi Indonesia.


Hal tersebut diungkapkan Gatot Nurmantyo dalam video yang tayang di YouTube Hersubeno Point pada Jumat, 31 Desember 2021.


Mantan Panglima TNI ini juga blak-blakan membahas soal kondisi perekonomian Indonesia.


Gatot Nurmantyo mengatakan, bahwa selama ini pemerintah Indonesia mengalami kemajuan ekonomi.


"Yang jelas terlihat saja bahwa dikatakan Indonesia ini ekonominya maju," jelas Gatot Nurmantyo dikutip GenPI.co, Minggu (1/1/2022).


Menurut Gatot Nurmantyo, kemajuan itu hanya dilihat dari jalan tol, bertambahnya bandara dan dibangunnya perbatasan-perbatasan.


Gatot Nurmantyo juga mempertanyakan majunya tersebut seperti apa.


"Ini sebenarnya majunya-maju bagaimana?" ujar Gatot Nurmnatyo.


Akan tetapi, Gatot Nurmantyo malah menilai, dalam hal ini dirinya melihat kondisinya jauh berbalik.


Misalnya, beberapa jalan tol biaya pembangunan dijualnya lebih murah.


"Kemudian kondisi ini bisa dilihat dari kondisi ekonomi dan kita lihat data pengangguran rapornya merah jumlah pengangguran makin tinggi," jelas Gatot Nurmantyo.


Selain itu, Gatot Nurmantyo mengungkapkan, bahwa yang menjadi sorotannya yaitu utang yang begitu besar.


Menurut Gatot Nurmantyo, soal utang ini, dari berbagai lembaga dunia sudah menyampaikan melanggar rambu-rambu yang sudah disampaikan.


"Bahkan bu Sri Mulyani menyampaikan dalam kondisi seperti ini harus berbagi beban dengan rakyat," ungkapnya.


Masalahnya, menurut Gatot Nurmantyo adalah ini akan bisa diselesaikan oleh dua sampai tiga generasi yang akan datang dan itupun tergantung kondisi ekonomi. "Yang lebih mengkhawatirkan kalau dihitung begini rakyat yang akan membayar," jelas Gatot Nurmantyo.(dw/*)