Detik-detik oknum jaksa memukul guru di SMAN 5 Karawang -->

Breaking news

Live
Loading...

Detik-detik oknum jaksa memukul guru di SMAN 5 Karawang

Sunday 25 September 2022

dok. istimewa/ Dia marah, katanya sekolah SMAN 5 saya tahu bobrok dalamnya, (25/9).


Karawang -- Detik-detik oknum jaksa memukul guru di SMAN 5 Karawang disaksikan oleh satpam sekolah, Saeful. Ia melihat oknum jaksa tersebut sempat terlihat emosi di lobi dan meminta untuk diantar ke dalam kelas.


Kejadian itu bermula ketika oknum jaksa tersebut datang ke sekolah menanyakan seorang guru, namun Saeful mengaku tidak mengetahui siapa guru yang dimaksud. Pria itu diketahui berinisial T dan diketahui berprofesi sebagai jaksa.


"Awalnya ada tamu masuk lobi, saya menghampiri tamu tersebut, dikira siapa eh ternyata bapak T, saya salaman sama orang tersebut, terus nanya mau ada keperluan apa," kata Saeful saat dihubungi detikJabar, Minggu (25/9/2022).


Saat ditanya Saeful, pria tersebut menjawab bahwa, dirinya hendak menemui Pak Asep Jenggot. Namun, Saeful tak mengetahui orang yang bernama Asep Jenggot.


"Saya nanya, Pak Asep Jenggot siapa Pak?, terus saya juga nanya ke Bu Lilis Sartika guru piket waktu itu. Asep Jenggot siapa ya bu," kata dia.


"Waktu itu dia juga enggak tahu persis Asep yang mana, lalu marah-marah di lobi dan dipersilahkan duduk sama Bu Lilis," tuturnya.


"Dia marah, katanya sekolah SMAN 5 saya tahu bobrok dalamnya, kata bapak tersebut sambil marah, terus sama saya dikasih minum supaya tenang dia," kata Saeful.


Setelah memberi minum kepada T, Saeful lantas diminta mencari seorang guru yang bernama Asep, Saeful sempat mencari, namun kembali ke lobi karena guru yang bernama Asep tidak ada.


"Setelah nyari saya balik lagi ke lobi, saya bilang pak Asep tidak ada, dia (oknum jaksa) malah menuduh saya berbohong, padahal saya tidak berbohong. Waktu itu juga disaksikan Bu Lilis," katanya.


Setelah itu, Saeful menjawab kalau guru yang bernama Jajang ada, tapi sedang mengajar di kelas, kemudian ia meminta Saeful untuk mengantarnya ke kelas tempat Jajang mengajar.


"Dia minta diantar ke pak Jajang, kalo ke kelas lagi ngajar tidak bisa diganggu, tapi dia marah minta diantar," ungkapnya.


Ketika diantar Saeful ke kelas Jajang, oknum jaksa tersebut malah naik ke lantai 2, di situ Saeful sempat bertanya, kenapa dia naik ke lantai atas, namun lelaki tersebut malah diam.


"Pas mau ke kelas dia malah naik terus, satu-persatu pintu kelas di lantai 2 diperiksa pas pintu ruangan Pak Jajang, dia mau buka, malah Pak Jajang keluar duluan dan ketemu di pintu," katanya.


"Lalu dia bersalaman sama Pak Jajang, Pak Jajang dirangkul pundaknya, terus dicekik pundak belakangnya pas di depan ruangan olahraga," lanjutnya.


Saat itu kondisi kelas langsung ribut, karena pria itu menghajar duluan muka Jajang, lalu dibalas oleh Jajang, hingga pria tersebut terjatuh.


"Saat pria itu jatuh mereka berdua saya lerai, karena didengar oleh lain, yang saat itu juga langsung berdatangan ke lantai 2," ungkap Saeful.


Peristiwa baku hantam guru dan oknum jaksa itu juga diketahui oleh guru lain dan siswa SMAN 5 Karawang, yang saat itu berlarian mendatangi lokasi kejadian.


"Setelah itu, saya mendampingi bapak itu ke bawah, dan dipersilakan duduk di Loby, dia juga sempat minum air yang saya sediakan," kata dia.


Usai minum dan hendak keluar sekolah pria itu kembali marah, dan mengancam Jajang, serta Saeful yang saat itu melerai perkelahian mereka. Alih-alih tenang, pria itu mengancam akan melaporkan peristiwa pemukulan itu ke polisi.


"Kemudian dia mau keluar kenapa dia marah-marah lagi, dia bilang, kamu juga epul ikut mengeroyok saya, saya akan laporkan ke polisi, kata bapak itu ke saya," katanya.


Lantas pria tersebut keluar dari sekolah, dan menaiki mobilnya sembari marah-marah dan mengancam Jajang dan Saeful yang akan dilaporkan ke polisi.


Lapor ke Polisi
Kepala Sekolah SMAN 5 Karawang, Suandi, membenarkan ihwal adanya insiden pemukulan terhadap seorang guru tersebut.


"Benar, peristiwa pemukulan itu terjadi pada pak Jajang. Namun kami sudah mengambil langkah hukum, dengan melaporkan peristiwa tersebut ke Reskrim Polres Karawang. Korban juga sudah melakukan visum di RSUD Karawang," kata Suandi saat dihubungi detikJabar, Minggu (25/9/2022).


Suandi juga membenarkan bahwa, pelaku pemukulan tersebut adalah oknum jaksa, "Iya betul, dia jaksa tapi tidak bertugas di Karawang," ucap Suandi.


Suandi meneranagkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) untuk membicarakan langkah selanjutnya terkait penanganan kasus pemukulan tersebut. (dw/*)