Kronologi lengkap perbuatan biadab keluarga Ines, pelaku pemerkosa dan pembunuh anak angkatnya -->

Breaking news

Live
Loading...

Kronologi lengkap perbuatan biadab keluarga Ines, pelaku pemerkosa dan pembunuh anak angkatnya

Monday 26 September 2022

dok. istimewa/ SR melakukan hubungan inses dengan putra pertamanya di samping jenazah NP. (26/9).


Sukabumi -- Pagi itu, seorang bocah perempuan berusia 5 tahun baru saja selesai mandi, tangan kecilnya melilitkan handuk ke tubuhnya. Hari itu Minggu pagi 22 September 2019, hari yang nahas bagi bocah tidak berdosa itu.


Kakak angkatnya yang berusia 14 tahun lalu memerkosanya, tidak sampai di situ, kemudian datang kakaknya yang lain berusia 16 tahun, melakukan hal yang sama. Aksi keji itu dilakukan bergantian, sampai ketika SR ibu kandung kedua bocah pria yang juga ibu angkat dari bocah berusia 5 tahun itu datang mendekat.


Bukannya melarang, perempuan 36 tahun itu seolah tidak peduli mendengar rintih kesakitannya, sama sekali hatinya tidak merasa iba. Entah dipengaruhi iblis darimana, SR dan kedua putranya kemudian menganiaya bocah malang itu, dengan memukuli dan mencekiknya hingga tewas.


SR melakukan hubungan inses dengan putra pertamanya di samping jenazah NP. Selanjutnya mereka bertiga mengenakan baju dan sandal pada mayat NP dan kemudian membuang mayatnya ke Sungai Cimandiri yang berada tak jauh dari rumahnya, sebuah skenario yang membuat seolah anak angkatnya itu tewas tenggelam.


"Kita ada dugaan SR menghabisi korban karena cemburu. Perbuatan inses SR dengan kedua anaknya diduga membuat SR tidak rela anak-anaknya itu berhubungan badan dengan korban," kata Kapolres Sukabumi yang saat itu dijabat AKBP Nasriadi, Selasa (24/9/2019).


Belasan kilometer dari lokasi jasad anak berusia lima tahun itu dibuang, warga Kampung Platar RT 02 RW 06 Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi geger. Jasad anak itu ditemukan, saat itu warga sudah curiga melihat kondisi tubuh bocah yang penuh lebam.


Singkat cerita, Polisi akhirnya menyelidiki temuan jasad bocah perempuan itu dan menemukan keluarga angkat korban di Kampung Bojongloa, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.


Melihat banyak keganjilan pada mayat korban, polisi akhirnya melakukan visum, meski awalnya dihalang-halangi oleh SR. Ia bahkan mengatakan anak angkanya menderita epilepsi untuk menutupi penyebab kematian korban.


Untuk mengelabui petugas, SR terlihat berduka, menangis dan mengantarkan korban hingga pemakaman. "Ibu angkatnya sempat pura-pura menangis, saat itu petugas sebenarnya sudah mengantongi beberapa petunjuk namun tidak mau gegabah. Setelah dirasa lengkap para pelaku kita tangkap Senin (23/9/2019) malam," ujar Nasriadi.


Usai penangkapan itu polisi kemudian membongkar misteri kematian NP, bocah perempuan berusia 5 tahun, yang tewas di tangan keluarga angkatnya. Rentetan aksi biadab ini mengantar polisi mengungkap fakta adanya hubungan inses atau hubungan seksual sedarah antara pelaku SR (36) dan kedua anak kandungnya yang berusia 16 serta 14 tahun. Ibu dan dua putranya tersebut kerap melakukan pesta seks inses.


Hubungan inses itu terungkap bukan hanya dari pengakuan para pelaku. Polisi menemukan ceceran sperma saat menggeledah rumah kontrakan tiga pelaku pembunuhan bocah tersebut di Kampung Bojongloa, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.


"Ada yang menempel di pakaian, kasur, dan beberapa tempat lain. Akhirnya terkuak, ada hubungan sedarah antara ibu dan anak kandung. Ternyata hubungan inses ini sudah sering dilakukan ketiganya," kata Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi, Selasa (24/9/2019).


Bahkan, menurut Nasriadi, adegan inses itu dilakukan SR dan anaknya yang berusia 16 tahun di samping mayat korban. "Biadabnya, usai menghabisi nyawa korban, ibu dan anak ini malah berhubungan intim. Setelah selesai, mereka bersama-sama membuang mayat korban ke Sungai Cimandiri," tutur Nasriadi.


Polisi menduga, hubungan inses antara ibu dan dua anak kandungnya itu berlangsung tidak hanya sekali. Berdasarkan pengakuan pelaku, Nasriadi menuturkan, sebelum peristiwa pembunuhan sadis kepada bocah itu, SR dan dua putra kandungnya sempat pesta seks inses.


"Hubungan inses ini kita duga sudah lama terjadi. Malam sebelum aksi pembunuhan, mereka sempat berhubungan juga," kata Nasriadi.


Selain itu, menurut dia, korban diduga tidak hanya sekali diperkosa dua pelaku atau kakak angkatnya. "Korban juga sering dijadikan pelampiasan nafsu kedua kakak angkatnya. Semua rentetan ini dilakukan saat suami SR atau ayah kedua pelaku tidak ada di rumah," ujar Nasriadi.


Lalu apa pengakuan SR? Sejumlah alasan ia rangkai demi menutupi perbuatan iblisnya. Termasuk hawa nafsunya yang tinggi sementara suaminya sudah tidak mampu melayani kebutuhan ranjangnya.


SR mengaku telah melakukan hubungan inses dengan dua puteranya. Ia berdalih hal itu dilakukan karena suaminya yang terpaut 30 tahun umurnya dengan dirinya, sudah tak mampu melayani hasrat seksualnya.


"Bapaknya (suami) sudah nggak sanggup lagi. Yang ajak untuk begituan ke anak-anak ya saya duluan. Spontan gitu aja, pas pertama lagi nonton TV," ujar SR.


Ia melakukan hubungan inses dengan dua puteranya saat suaminya tak ada di rumah. Diketahui suaminya kerja serabutan dan sering berada di luar rumah. Sementara itu dari pengakuan kedua putera SR, keduanya melakukan itu dengan ibunya karena kerap menonton film porno.


Tiga bulan terakhir, kedua puteranya pun berulangkali memerkosa adik angkatnya NP. Dari pengakuan mereka, ibunya mengetahui dan bahkan menyuruh mereka melakukannya. (dw/*)