Nama-nama identitas Sunda disebut kalah saing,.. -->

Breaking news

Live
Loading...

Nama-nama identitas Sunda disebut kalah saing,..

Monday 12 December 2022

dok. istimewa (12/12) Orang Sunda di Jawa Barat disarankan untuk memberi nama anaknya agar tidak murni menggunakan bahasa asing.


Bandung - Nama Asep, Ujang, Eneng, dan Euis saat ini mulai ditinggalkan oleh kalangan orang Sunda. Nama-nama itu kalah saing karena orang tua lebih memilih memberi nama anaknya dengan unsur bahasa Arab, Inggris maupun elemen kehidupan.


Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran (Unpad) Prof Cece Sobarna mengatakan, nama seperti Asep sebetulnya bisa menjadi identitas dari suku Sunda di Indonesia. Nama tersebut tak jauh beda layaknya nama Kim yang lumrah digunakan orang-orang Korea, Takehiro di Jepang hingga Tedd di Amerika.


"Kita kan bisa tahu orang ini dari Korea, Jepang, Cina, sampai Amerika itu dari namanya. Nah, orang Sunda itu sekarang tidak kuat dalam hal itu, soal identitas kesukuannya. Makanya ke depan, ini harus dipertahankan. Supaya identitas Sundanya tidak hilang," kata Prof Cece saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.


Prof Cece mengungkap, ke depan, orang Sunda di Jawa Barat disarankan untuk memberi nama anaknya agar tidak murni menggunakan bahasa asing. Minimal, nama yang dipilih merupakan kata serapan untuk menyesuaikan dengan budaya di daerahnya masing-masing.


"Paling tidak dari lafal jangan sampe terlalu aneh, kalau bisa bahkan disesuaikan dengan kesundaan. Itu pun kalau benar-benar kita sayang sama Sunda yah. Sekarang tinggal ke orang Sundanya sendiri keputusannya mau gimana," tuturnya.


Profesor di bidang linguistik ini juga setuju jika pemerintah daerah menerapkan regulasi mengenai penamaan seorang anak. Meski secara arus globalisasi tidak bisa dibendung, namun ia mengungkap setidaknya orang Sunda bisa menahan agar arus tersebut tidak melunturkan jati diri warga Jabar yang notabene berasal dari suku Sunda.


"Karena kalau kita tidak antisipasi, orang Sunda akan kehilangan identitasnya. Sekarang tinggal ke orang Sunda mau tinggal nama, atau namanya masih dipertahankan. Kalau saya sebagai orang Sunda tentu sangat disayangkan kalau identitas Sunda dari nama saja sudah hilang, apalagi dari bahasanya. Makanya, ini menjadi renungan ke depan untuk semua pihak," katanya. (dw/*)