Bahasa Daerah pertahankan! Mendikbudristek, Nadiem Makarim mendapat teguran ketum PDIP -->

Breaking news

Live
Loading...

Bahasa Daerah pertahankan! Mendikbudristek, Nadiem Makarim mendapat teguran ketum PDIP

Saturday 28 January 2023

dok. istimewa (28/1) Megawati mengingatkan tentang pentingnya berbicara dengan bahasa daerah selain bahasa Inggris.


Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim disinggung oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait fenomena bahasa daerah yang dinilai mulai punah.


Dalam pidato di acara HUT ke-50 PDIP, Selasa (10/1/2023), Megawati menceritakan soal kondisi bahasa daerah di Indonesia yang mulai ditinggalkan.


Ia juga turut meminta izin kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk menyampaikan hal ini kepada Mendikbud yang turut hadir dalam acara tersebut.


"Itu bahasa daerah yang sudah punah, sudah ada, lo, Pak. Padahal mustinya menurut saya untuk dicarikan literaturnya," ujar Megawati.


Megawati Ingin Bahasa Daerah Dipertahankan
Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan tentang pentingnya berbicara dengan bahasa daerah selain bahasa Inggris.


"Lha itu ada Pak Nadiem, mbok ya selain speak English gitu. Bahasa Inggris itu menunjukkan bahasa asing. Ya nggak apa-apa. Tapi mbok bahasa daerah dipertahankan," tuturnya.


39 Bahasa Daerah Telah Direvitalisasi
Sementara itu, sebelum dibahas oleh Megawati, Pemerintah melalui Badan Bahasa Kemdikbud RI telah melakukan revitalisasi 39 bahasa daerah dari total 718 bahasa daerah di Indonesia sepanjang 2022.


Untuk 39 Bahasa daerah ini tersebar di 12 provinsi di antaranya Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.


Data ini dilaporkan langsung oleh Kepala Badan Pengembangan dan Bahasa (Badan Bahasa) E Aminudin Aziz dalam acara yang digelar oleh UNESCO Headquarters di Paris, Desember 2022 lalu.


"Tahun ini, 2022, kami telah merevitalisasi 39 bahasa daerah dan lebih dari 3,3 juta orang telah berpartisipasi. Saya pikir ini sukses besar," terangnya.


Upaya Pemerintah dalam Mempertahankan Bahasa Daerah
Tidak hanya itu, pemerintah juga terus melakukan pemeliharaan bahasa daerah dengan baik agar dapat diakses anak sekolah masing-masing.


Salah satunya dengan Merdeka Belajar Episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah yang menjadi inisiatif yang diusung pemerintah.


Dalam Merdeka Belajar: Revitalisasi Bahasa Daerah, semua peserta didik di sekolah dasar dan menengah dapat mempelajari bahasa daerah mereka sendiri sesuai dengan minat belajar masing-masing.


Selain itu, pemerintah juga mendukung penuh penyediaan guru dan fasilitator yang bekerja sama dengan pegiat bahasa daerah.


"Mereka (siswa) diberikan kebebasan penuh untuk memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan minatnya dan mereka akan mempelajari bahasa daerah tersebut dengan siswa lain yang memiliki minat yang sama saja," tutur Kepala Badan Bahasa Kemdikbud RI tersebut.


Tiga Model Revitalisasi Bahasa Daerah
Dilansir laman Kemendikbudristek, ada rancangan tiga model revitalisasi bahasa daerah yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.


Pertama model A, di mana karakteristik daya hidup bahasanya masih aman, jumlah penuturnya masih banyak, dan masih digunakan sebagai bahasa yang dominan di dalam masyarakat tuturnya. Pendekatan yang dilakukan pada model A ini, adalah pewarisan dilakukan secara terstruktur melalui pembelajaran di sekolah (berbasis sekolah). Contohnya Bahasa Jawa, Sunda, dan Bali.


Selanjutnya model B, di mana karakteristik daya hidup bahasanya tergolong rentan, jumlah penuturnya relatif banyak dan bahasa daerahnya digunakan secara bersaing dengan bahasa-bahasa daerah lain. Pendekatan pada model ini adalah pewarisan dapat dilakukan secara terstruktur melalui pembelajaran di sekolah jika wilayah tutur bahasa itu memadai dan pewarisan dalam wilayah tutur bahasa juga dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis komunitas.


Sedangkan model C, adalah karakteristik daya hidup bahasanya kategori mengalami kemunduran, terancam punah, atau kritis, serta jumlah penutur sedikit dan dengan sebaran terbatas. Pendekatan yang dilakukan pada model ini adalah pewarisan dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis komunitas untuk wilayah tutur bahasa yang terbatas dan khas dan pembelajaran dilakukan dengan menunjuk dua atau lebih keluarga sebagai model tempat belajar atau dilakukan di pusat kegiatan masyarakat, seperti tempat ibadah, kantor desa, atau taman bacaan masyarakat.


Sementara itu tujuan akhir dari revitalisasi bahasa daerah ini pertama, para penutur muda akan menjadi penutur aktif bahasa daerah dan mempelajari bahasa daerah dengan penuh suka cita melalui media yang mereka sukai.


Kedua, menjaga kelangsungan hidup bahasa dan sastra daerah. Ketiga, menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan bagi para penutur bahasa daerah untuk mempertahankan bahasanya. Keempat, menemukan fungsi dan rumah baru dari sebuah bahasa dan sastra daerah. (dw/*)