Anak semata wayang jadi korban bus SMK Lingga Kencana Depok, terakhir komunikasi

Widget notif

Breaking news

Live
Loading...

Anak semata wayang jadi korban bus SMK Lingga Kencana Depok, terakhir komunikasi

Monday, 13 May 2024

Pasangan suami istri tersebut sudah merasakan firasat aneh sebelum kejadian. dok. istimewa (13/5/2024).


Depok - Remuk berkeping-keping hati pasutri yang anaknya jadi korban bus SMK Lingga Kencana Depok terlibat kecelakaan di Subang, Jawa Barat.


Pasutri bernama Masdewati dan Saimun terpaksa merelakan anak semata wayang mereka untuk selama-lamanya.


Di sisi lain, pasangan suami istri tersebut sudah merasakan firasat aneh sebelum kejadian.


Cerita disampaikan oleh keduanya yang kini amat berduka cita atas kecelakaan yang terjadi.


Pepatah ini sangat tepat untuk menggambarkan pengalaman pahit yang dirasakan oleh pasangan suami-istri (pasutri) Saimun dan Masdewati.


Betapa tidak, baru tiga minggu yang lalu istrinya, Masdewati, mengalami kecelakaan lalu lintas karena tertabrak sepeda motor.


Kini anak semata wayang mereka, Desi Yulianty, harus pergi selamanya setelah mengalami kecelakaan bersama bus rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat, pada Minggu (12/5).


Saimun mengaku mendapatkan informasi kecelakaan yang dialami Desi dan teman-temannya kemarin malam sekira pukul 22.00 WIB.


"Tadi malam dapat kabar soal kecelakaan rombongan SMK Lingga Kencana pukul 22.00 WIB," kata Saimun di Rawadenok.


Karena penasaran tidak melihat data Desi (Desi) sebagai korban di Puskesmas dan RSUD Subang, Saimun pun langsung berangkat ke Subang mencari anaknya.


"Saya pergi ke Subang bersama mobil keluarga. Di sana saya baru tahu Desi jadi korban meninggal," ujarnya.


Saimun mengaku melakukan komunikasi dengan Desi kemarin sore sebelum kecelakaan.


"Kemarin pukul 17.30 WIB sempat komunikasi dengan Desi. Katanya mereka lagi makan di rest area Tangkuban Perahu. Setelah itu handphone-nya tidak aktif," ungkapnya.


Pria yang bekerja sebagai buruh lepas harian ini memang sempat merasakan firasat aneh sebelum kecelakaan terjadi.


"Saya makan bersama istri sebelum pukul 17.30 WIB. Tiba-tiba kami dua merasa kenyang. Makanan kami tidak habis," beber Saimun.


Saimun merasakan kehilangan besar atas kematian Desi. Apalagi tahun ini dia tamat SMK dan sudah kerja di konter handphone.


"Saya sangat kehilangan. Saya sayang banget sama dia. Meski suka melawan saat dinasehati, tetapi saya sayang banget," ungkapnya.


Rasa kehilangan Saimun makin mendalam karena istri belum benar-benar pulih dari kecelakaan.


"Istri saya sempat dirawat lima hari di rumah sakit. Saat ini masih harus kontrol. sekali lagi," imbuhnya.


Dia berharap ada bantuan dari pemerintah Kota Depok dan Yayasan Kesejahteraan Sosial terkait kondisi yang dialaminya.


"Saya berharap ada bantuan. Sejauh ini belum ada komunikasi, baik dari Pemkot Depok maupun YKS," tandasnya.


Sebagai informasi, Desi telah dimakamkan di Taman Pemakaman Pule Rawadenok, Pancoran Mas, Kota Depok, pada Minggu (12/5) siang.


Jenazah Desi tiba di rumah duka di Kampung Rawadenok RT 02/RW 12, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok, Jawa Barat pada Minggu (12/5) sekira pukul 12.00 WIB.


Tangis Saimun pecah saat jenazah anaknya tiba di rumah. Saat keranda jenazah Desi masuk ke dalam rumah, Saimun menangis histeris dipelukan saudara-saudaranya.


Begitu pun dengan istrinya, Masdewati, yang tak henti-hentinya mengucurkan air mata sejak jenazah Desi tiba di rumah hingga ke pemakaman.


Sopir bus SMK Depok yang kecelakaan di Subang, Jawa Barat, menyesal. Dia mengaku tak punya banyak pilihan saat tahu rem blong sehingga memakan banyak korban jiwa.


Satu bulan sebelum informasi kelulusan, pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial yang menaungi SMK Lingga Kencana sudah memanggil orangtua siswa.


Pertemuan itu untuk membahas acara perpisahan anak-anak kelas 3 SMK Lingga Kencana yang lulus.


Dari hasil pembahasan, disepakati lokasi perpisahan di Bandung, Jawa Barat selama dua hari satu malam yaitu 10 dan 11 Mei 2024.


Hal ini diungkap Pengurus Yayasan Kesejahteraan Sosial, Dian Nurfadila dalam konferensi pers, Minggu (12/5).


"Panitia dari guru, (menggunakan pihak ketiga travel) iya," katanya, Minggu.


Dian mengakui, rapat bersama orangtua murid sudah dilakukan beberapa kali untuk menentukan tempat.


Bahkan, pihaknya sudah melakukan survei terhadap tempat yang bakal dijadikan lokasi perpisahan siswa SMK Lingga Kencana.


Pengakuan sopir bus SMK Depok yang kecelakaan di Ciater Subang, panik rem blong, mengaku sudah diperbaiki sebelumnya.


Menurut Dian, pihak Yayasan mendampingi keluarga korban dari lokasi kecelakaan sampai prosesi pemakaman.


Ia mengungkapkan, acara tersebut sudah disepakati antara wali murid dengan pihak sekolah.


"Dilakukan secara resmi (sewa busnya)," tegasnya.


Pihak Yayasan Kesejahteraan Sosial ternyata tidak mengetahui jika bus yang kecelakaan itu masa berlaku kelayakan untuk jalan sudah habis.


Namun, Dian menyatakan pihaknya merasa yakin dengan bus tersebut layak untuk membawa anak didiknya ke Bandung.


"Alhamdulillah yang dua bis baik-baik saja. Sebenarnya sejak awal kami yakin dengan PO ini, kalau tidak yakin kami tidak akan berangkatkan," ungkapnya.


"Kami ingin berikan yang terbaik untuk anak-anak kami," imbuhnya. 

(**)