Danatara Disebut Terlibat Rumor Merger Grab- Go To Menghangat, Tapi Dibantah!

Breaking news

Live
Loading...

Danatara Disebut Terlibat Rumor Merger Grab- Go To Menghangat, Tapi Dibantah!

Sunday, 9 November 2025

Dok. istimewa (9/11/2025) Mensesneg : Terdapat peluang keterlibatkan lembaga yang akan mengelola aset-aset BUMN, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara, dalam proses merger Grab-GoTo.


Jakarta - Mensesneg Prasetyo Hadi menyatakan dua aplikator bisnis layanan ride-hailing Grab dan GoTo akan bergabung menjadi satu entitas tunggal.


“Salah satunya,” terang Prasetyo saat dikonfirmasi awak media di Jakarta, Jumat (7/11) terkait rumor yang telah lama berkembang perihal rencana merger Grab dan GoTo, dilansir dari laman Bloomberg Technoz (9/11).


Prasetyo menyatakan bahwa terdapat peluang keterlibatkan lembaga yang akan mengelola aset-aset BUMN, Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara, dalam proses merger Grab-GoTo.


Prasetyo menambahkan, skema merger Grab dan GoTo masuk dalam pembahasan rancangan Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur status, perlindungan dan tarif untuk pengemudi atau mitra ojek online.


“Prepres sedang terus disempurnakan, dalam artian dilengkapi dari berbagai pihak, baik teman-teman mitra ojol maupun teman-teman aplikator,” jelas dia.


“Dalam hal ini macam-macam karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat disitu karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan gitu.”


Sayangnya ia tidak menjelaskan lebih rinci dan meminta media menantikan update kabar selanjutnya. “Tolong sabar dulu,” namun Prasetyo memberi sinyal bahwa prosesnya ada pembelian GoTo oleh Grab.


“Iya salah satunya,” saat dicecar skema aksi korporasi yang melibatkan Danantara, Grab, dan GoTo. 


Kabar negosiasi merger dua perusahaan teknologi besar asal Singapura dan Indonesia ini terus berulang, dimana pada saat yang sama keduanya juga memberi pernyataan bantahan. Grab Indonesia pada bulan Mei lalu menyatakan hal tersebut bagian dari spekulasi yang tidak berdasarkan informasi terverifikasi, “sehingga kami tidak dapat menanggapinya lebih lanjut,” terang Tirza Munusamy.


Sementara itu, Corporate Secretary GOTO R.A. Koesoemohadiani menyatakan penjajakan secara menyeluruh dan evaluasi dengan cermat atas segala tawaran seperti merger adalah kewajiban jajaran direksi. “Namun demikian, sampai dengan tanggal keterbukaan informasi ini, kami belum mencapai keputusan apapun terkait penawaran yang mungkin telah diketahui atau diterima oleh perseroan," ujarnya dalam keterbukaan informasi,” dalam laporan Bloomberg Technoz bulan Mei 2025.


Perusahaan awalnya menyatakan pemberitaan rencana transaksi merger dengan Grab menjadi spekulasi di media massa, seperti ditegaskan pula oleh Direktur GoTo Pablo Malay, “saat ini kami tidak sedang melakukan diskusi yang berkaitan dengan rumor tersebut,” dalam paparan publik perseroan bulan Februari 2025.


Media asing memberitakan lewat sumber anomimnya bahwa negosiasi telah mengerucut pada penggabungan perusahaan dengan target penyelesaian pada tahun 2025. GOTO dikabarkan hanya akan mempertahankan bisnis finansial. Sementara, sisa semua bisnis lainnya akan beralih ke perusahaan asal Singapura tersebut. Grab bahkan dikabarkan sudah merekrut penasihat keuangan untuk menangani proses tersebut.


Juru bicara kedua perusahaan belum memberi tanggapan atas kabar terbaru ini. (dw/*)