Pemulihan Pasca Gempa, Bank Dunia Beri Pinjaman Sebesar US$5,7 -->

Breaking news

Live
Loading...

Pemulihan Pasca Gempa, Bank Dunia Beri Pinjaman Sebesar US$5,7

Saturday 13 October 2018

Bali, (MI)- Di hadapan para pemimpin negara ASEAN di Bali, Presiden Joko Widodo menyebut pemerintah Indonesia menargetkan tanggap darurat bencana di Sulteng selesai paling lama dua bulan (12/10).

Jokowi juga memaparkan rencana rekonstruksi yang disebutnya akan berjalan selama dua tahun ke depan. "Pemerintah dan rakyat Indonesia bekerja keras untuk membantu para korban dan keluarganya. Saat ini kami masih fokus pada penanganan tanggap darurat," ujar Jokowi di Nusa Dua, Bali.

Adapun, Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, menyebut masa tanggap darurat diperpanjang hingga dua pekan ke depan. Ia beralasan, sejumlah fasilitas publik belum berfungsi penuh.

"Perpanjangan disebabkan masih banyak kedaruratan yang perlu ditangani, pembenahan beberapa infrastruktur, seperti yang menjadi prioritas untuk tersambung, penyediaan air bersih, dan penanganan pengungsi," ujarnya kepada pers di Palu, dikutip bbc.com kemarin.

Bencana gempa yang disusul tsunami dan likuifaksi di Sulteng menewaskan 1948 jiwa dan membuat 71 ribu orang tanpa tempat tinggal. Lebih dari 60 ribu rumah hancur dan diperkirakan terdapat 7.800 rumah terkubur lumpur likuifaksi di sejumlah titik.

Jembatan Ponulele di Palu hancur akibat bencana alam itu. Saat dibangun tahun 2005, biaya pembangunan jembatan itu mencapai sebesar US$5,7 juta atau sekitar Rp57 miliar.

Gempa juga merusak Bandara Palu, Mutiara SIS Al-Jufrie. Pemerintah diperkirakan membutuhkan anggaran Rp80 miliar untuk perbaikan bandara tersebut.

Bank Dunia pertimbangkan pendanaan rehabilitasi, CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva mengatakan bahwa pihaknya akan memutuskan apakah akan memberikan pinjaman kepada pemerintah Indonesia "setelah mempelajari dengan sangat hati-hati apa yang diperlukan dan seberapa besar pendanaan yang dibutuhkan pemerintah (Indonesia) di luar pendanaan internal mereka."

"Sangat mungkin kami mendanai sebagian upaya pemulihan, kami juga melakukannya di sini (Indonesia) setelah tsunami 2004," imbuhnya.

Selain pendanaan, Bank Dunia juga akan memberikan asistensi teknis pemulihan bencana berdasarkan pengalaman mereka di negara-negara lain.

Asuransi Bencana
Terkait pembiayaan bencana, Indonesia selama ini masih sangat bergantung pada APBN dan APBD, dan masih terfokus pada rekonstruksi dan pemulihan pascabencana.

Untuk itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani berencana untuk meniru beberapa negara rawan bencana lain yang telah menerapkan asuransi bencana sebagai bagian dari pembiayaan bencana.

Baca juga : Kasi PMD Kecamatan Jepara Diduga Bergaya Preman Habis Makan Minum Langsung Cabut

Targetnya, tahun depan semua gedung pemerintah akan diasuransikan, namun sayangnya, rumah-rumah penduduk menengah dan bawah belum dapat diasuransikan. []