BATAN terima kado Istimewa di HUT ke 60 dari PT. Sucofindo -->

Breaking news

Live
Loading...

BATAN terima kado Istimewa di HUT ke 60 dari PT. Sucofindo

Friday 14 December 2018


Tangerang Selatan, (MI)- Bertepatan dengan puncak peringatan Hari Ulang Tahun yang ke-60, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) menerima sertifikat sistem manajemen mutu, K3 (keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja), dan lingkungan dari PT. Sucofindo di Gedung Graha Widya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (05/12). Dengan diterimanya sertifikat tersebut menjadikan BATAN sebagai satu-satunya instansi pemerintah yang berhasil mengintegrasikan ketiga sistem menajemennya yakni mutu, K3, dan lingkungan menjadi satu sistem manajemen terintegrasi yakni Sistem Manajemen BATAN, (14/12).

Pelaksanaan sistem manajemen yang baik menurut Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto, merupakan bagian utama dalam mendukung pegelolaan teknologi yang mempunyai risiko tinggi seperti nuklir. “Dengan diterimanya sertifikat dari PT. Sucofindo yang pertama kali diberikan kepada Kementerian/Lembaga merupakan bukti bahwa budaya birokrasi yang kredibel telah dijalankan oleh BATAN,” kata Djarot.

Menurutnya, secara sederhana sistem manajemen dapat dimaknai sebagai upaya menempatkan masing-masing pendukung di lembaga dalam tugas dan fungsinya. Lembaga harus mempunyai bisnis proses yang jelas, tugas masing-masing personil juga jelas dan kesemuanya dikaitkan dengan outcome yang menjadi target lembaga.

Berkaitan dengan HUT BATAN ke-60, menurut Djarot terdapat tiga makna yang dapat diambil yakni, pertama, kontribusi teknologi nuklir terutama di bidang non energi menunjukkan prospek yang menjanjikan. Kedua, bangsa Indonesia terbukti mampu mengelola fasilitas nuklir secara aman dan selamat. Ketiga, dalam penguasaan teknologi nuklir, Indonesia telah diperitungkan di kancah Internasional.

Namun demikian, jelas Djarot untuk memajukan teknologi nuklir di Indonesia masih banyak tantangan. “Tantangan utamanya adalah, kita (baca : BATAN) sendirian. Sebagaian stakeholder termasuk di pemerintahan tidak memahami atau tidak ingin tahu soal BATAN. Hal ini berimplikasi jauh bahwa ada kemungkinan produk kita tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” jelasnya.

Untuk itulah menurut Djarot, peran aktif dari seluruh stakeholder diperlukan dalam mensosialisasikan teknologi nuklir kepada masyarakat. Selain itu, memperbanyak dan memperkuat jejaring juga menjadi bagian penting dalam menyukseskan kegiatan sosialisasi teknologi nuklir.

“Salah satu langkah kecil adalah menggunakan sebagian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk kegiatan promosi. Kalau itu bisa dilaksanakan, kita buat program yang konsisten, maka dampaknya akan luar biasa,” paparnya.

Ia menambahkan, seperti halnya HUT BATAN kali ini, sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat luas, khususnya yang berada di sekitar kawasan fasilitas nuklir. Hal ini merupakan salah satu upaya mendekatkan teknologi nuklir kepada masyarakat.

Dengan mengusung tagline We60Up (we go up), Djarot berharap BATAN harus selalu menjadi lebih baik, terus berprestasi meskipun dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Dok. ristekdikti. [red]